6

76 8 0
                                    

"Oppa, bus nya sudah datang. Aku tutup teleponnya, annyeong." Setelah bus datang, Taeyeon pun mematikan teleponnya dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam bus.

Lagi. Baekhyun kehilangan Taeyeon. Tinggal beberapa langkah lagi ia menuju ke hadapan Taeyeon, namun Taeyeon malah sudah memasuki bus nya. Merasa tidak ingin melewatkan kesempatan ini, ia mengayuh sepedanya sekuat tenaga untuk mengikuti ke mana bus itu akan membawa Taeyeon. Nihil. Usahanya sia-sia. Kecepatan sepedanya tidak sebanding dengan bus itu. Tetapi ia tidak menyerah. Ia tetap melajukan sepedanya ke mana kira-kira bus itu akan menuju.

Di dalam bus, Taeyeon tampak lelah. Ia memilih untuk menyandarkan tubuhnya lalu memejamkan matanya. Ia malah tertidur dengan sendirinya. Terlihat sangat nyenyak, hingga membuatnya tidak sadar bus sudah melewati tempat seharusnya ia berhenti.

"Agasshi. Bangunlah." Tiba-tiba sopir bus mengejutkan Taeyeon. "Ah, ne. Maaf sepertinya aku tertidur." Taeyeon menegapkan tubuhnya dan sedikit mengucek matanya. "Ini pemberhentian terakhir. Apakah ini sudah melewati di mana seharusnya anda berhenti?" Sopir itu bertanya dengan sopan pada Taeyeon. "Ne?! Benarkah?! Ah ini sudah lewat. Ahjussi terimakasih sudah membangunkanku. Aku harus segera pergi." Dengan segera Taeyeon menuju keluar bus. Karena tidak ingin berjalan terlalu jauh, ia berniat untuk menghubungi Taehyun agar segera menjemputnya. "Aih kenapa kau sangat tidak bersahabat!" Taeyeon terlihat kesal. Bagaimana tidak, ponselnya ternyata mati.

.

"Aish! Kurasa ini sudah terlalu jauh. Argh aku tidak bisa menemukanmu noona. Aaaahhh!" Sementara itu Baekhyun terlihat kesal. Ia merasa usahanya sia-sia. Ia sudah berjalan sangat jauh, tetapi tidak menemukan bus yang ditumpangi Taeyeon. Ia pun turun dari sepedanya dan memilih untuk duduk di trotoar jalan karena merasa kakinya akan putus. Setelah merasa cukup, ia bangkit dari duduknya dan berniat untuk kembali ke rumah. Namun pandangannya mendapati sesuatu. Ya, sosok yang ia cari, kini terlihat sekitar berjarak beberapa meter darinya. Tidak dengan senyuman manis atau wajah cerah, tetapi dengan ekspresi yang terlihat kesal dan begitu lelah.

"Noona, aku menemukanmu!" Energinya yang sempat terkuras tiba-tiba datang dengan sendirinya. Segera ia menghampiri sosok yang selalu ia mimpikan, sosok yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini tanpa mempedulikan sepedanya. Tinggal beberapa meter lagi jarak diantara mereka. Posisi Baekhyun berada di belakang Taeyeon. Dengan penuh keberanian, Baekhyun makin melangkahkan kakinya menuju Taeyeon. Namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba beberapa rintik air turun dari langit.

.

"Aih hujan, yang benar saja." Taeyeon terdengar mengeluh dan langsung merogoh isi  tasnya. Namun tiba-tiba, seseorang dari belakangnya, memayunginya dengan sebuah almamater sekolah. Ia terkejut, sontak menolehkan pandangannya pada orang yang memayunginya itu. Akhirnya, mereka bertemu pandang.

Terlihat orang yang memayungkan Taeyeon, tersenyum dengan sangat manis. Namun tidak dengan Taeyeon. Ia begitu terkejut. Namun tiba-tiba Taeyeon mengeluarkan sesuatu dari tas nya.

Payung.

Tadinya sebuah almamater yang hanya melindungi kepala Taeyeon, telah digantikan dengan payung yang melindung kedua kepala itu. Orang yang memayunginya itu, terlihat salah tingkah dan menjauhkan almamaternya dari kepala Taeyeon. "Hehe, mianhae, noona."

"Kau, bukankah yang hari itu? Ahh." Kali ini Taeyeon yang terlihat malu. Mereka berdua kini berada dalam suasana yang sangat canggung. "Noona, apa kita sebaiknya berteduh?" Baekhyun memecah keheningan. "Eh, hm iya. B-baiklah." Taeyeon membalas perkataan Baekhyun. Mereka berteduh di pinggiran kedai yang sudah tutup. Kembali, mereka berada pada suasana yang canggung. Sesekali Baekhyun memperhatikan Taeyeon yang berada di sampingnya. 'Kau sangat dekat sekarang, noona.' Batin Baekhyun. Seutas senyuman tersungging di wajahnya.

Rain, BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang