8

113 12 1
                                    

"Yeobseyo, Kim Taeyeon? Apa kau sudah selesai. Jika sudah, aku sudah menunggu di mobil." Tiffany kini sedang menunggu Taeyeon karena urusannya telah selesai. "Ne, aku sudah menuju parkiran sekarang. Maaf membuatmu menunggu, Fany-ssi." Taeyeon terdengar terburu-buru saat menjawab telepon dari Tiffany.

.

"Yeobo, apa kau sibuk?" Seorang wanita paruh baya terlihat duduk sendiri sambil menelepon suaminya. "Tidak terlalu. Ada apa memangnya?" Ucap seseorang dari seberang telepon. "Aku ingin menceritakan semuanya pada Chanyeol. Walaupun dia tidak akan mendengarkan, setidaknya aku akan merasa lega sedikit." Ucap wanita itu yang tidak lain adalah ibu Chanyeol. "Jika begitu, terserah kau saja." Ayah Chanyeol hanya menjawab singkat.

.

"Chanyeol-a!" Chanyeol yang kala itu baru saja hendak melangkah menuju keluar gerbang sekolah, seketika berbalik saat seseorang memanggilnya. "Chanyeol-a, kau tahu? Aku mendapatkan nomor ponsel Taeyeon noona! Aaa senang sekali rasanya." Baekhyun yang kini telah berada di dekat Chanyeol terlihat sangat girang. Chanyeol hanya mendengus kesal saat temannya itu terlihat sangat kekanakan. "Byun Baekhyun, sudahlah, mari kita pulang. Kau sepertinya sakit." Chanyeol hanya berkata dengan lemas. "Mwo? Aku? Sakit? Kurasa... Tidak." Dengan polosnya, Baekhyun memegang dahinya sendiri. "Jiwamu lah yang sakit." Melihat perilaku Baekhyun, dengan santainya Chanyeol berkata demikian. "Yak, kau!" Baekhyun terlihat kesal. Merekapun akhirnya berjalan bersama untuk keluar dari gerbang sekolahnya.

.

"Karena kalian menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, kalian boleh pulang lebih awal hari ini. Pekerjaan yang bagus, Fany, Taeyeon." Ucap Tuan Lee pada Taeyeon dan Tiffany yang kini telah berada di kantornya. "Terimakasih, Manajer. Kami akan lebih giat lagi bekerja." Ucap Tiffany seraya memberi hormat, diikuti oleh Taeyeon. Taeyeon dan Tiffany pun berjalan secara terpisah untuk kembali ke meja mereka masing-masing. Karena tidak tahu harus berbuat apa, dan ia sudah diizinkan meninggalkan kantornya, Taeyeon memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya.

.

Angin sore kala itu berhembus dengan begitu lembut. Tidak terlalu panas, dan tidak pula terlalu dingin. Byun Baekhyun memutuskan untuk melakukan rutinitasnya sore itu. Di tempat yang tidak terlalu ramai namun cukup sering orang-orang berlalu lalang , kali ini tempat yang ia pilih adalah taman bermain. Beberapa waktu berlalu sejak ia memainkan lagu pertamanya, cukup banyak orang-orang berhenti hanya untuk sekedar mendengar suara merdu miliknya. Selain orang dewasa, banyak pula anak-anak yang mendekatinya. Semua orang di sana seolah terhipnotis akan suara yang mengalun begitu lembut.

Sementara itu di rumah Chanyeol

"Chanyeol, dengarkan eomma sebentar. Meski kau tidak ingin mendengarkannya, tapi biarkan aku mengatakannya." Saat pertama kali masuk rumah, Chanyeol langsung di sambut dengan perkataan ibunya. Namun tak dihiraukannya. Ia hanya terus saja berlalu menuju kamarnya. Namun ibunya tetap melanjutkan apa yang ingin ia sampaikan. "Ya, memang benar kami telah merencanakan pembunuhan pada rekan kerja ayahmu, kejadian itu, satu bulan lalu, pada kapal bisnis yang ditumpangi rekan ayahmu. Tapi semua itu tidak terjadi. Sebelum orang suruhan ayahmu melakukan aksinya, kapal itu sudah terbalik. Benar-benar terbalik. Dan kami tidak melakukan apapun saat itu." Jelas ibu Chanyeol. Terdengar suara isakan yang tertahan dari ibu Chanyeol. Bayangan jelas pada hari kejadian saat itu, kembali terangkai dalam kepala Ny. Park.

Kejadian itu, satu bulan yang lalu

"Tuan Byun, kapal yang akan digunakan untuk perjalanan bisnis perusahaan kita sudah siap. Anda diminta untuk segera menuju pelabuhan." Seorang sekretaris direktur utama perusahaan memberitahukan pesan dari direktur kepada salah satu pegawai perusahaan itu. "Ah, ne. Khamsamnida. Aku akan segera kesana." Tuan Byun langsung bergegas keluar dari ruangannya. "Yeobo, apa sekarang berangkat?" Istri Tuan Byun yang kala itu baru saja kembali dari kamar kecil bertemu suaminya yang sedang menutup pintu ruang kerjanya. "Ne, mana Baekhyun? Bukankah katanya dia akan ikut mengantar?" Kata tuan Byun, yang tidak lain adalah ayah dari Byun Baekhyun. "Eoh, dia ada di luar tadi kulihat. Sepertinya dia sedang di luar tadi. Biar kutelpon dan menyuruhnya segera menuju lobby." Jelas Ny. Byun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain, BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang