5

81 9 0
                                    

"Aw, mian, aku tidak melihat jalan. Sekali lagi maaf." Seorang yeoja yang tidak sengaja menabrak seseorang terlihat membungkuk untuk minta maaf. "Noona, itu kau?"Saat orang yang ia tabrak menyebut kata 'noona' seketika ia melihat ke wajah orang yang ia tabrak. Dengan sedikit terkejut dan terlihat malu, ia hanya memberi senyum dengan sedikit paksa dan mengatakan, "ah, kau lagi. Maaf karena menabrakmu, dan terimakasih untuk hari itu. Aku bahkan tidak mengatakan apapun padamu saat itu." Terlihat wajahnya yang begitu malu mengingat tentang pertemuan pertamanya dengan orang itu. "Ah, tidak apa-apa, noona. Aku senang bisa membantumu, dan..." Baekhyun, yang tidak lain adalah seseorang yang wanita itu tabrak, melihat jelas bagaimana raut wajah yeoja itu. "Kalau begitu aku harus pergi." Belum sempat Baekhyun melanjutkan kalimatnya, yeoja itu pergi begitu saja meninggalkan Baekhyun.

KRING KRING KRING

Terdengar suara alarm di kamar seorang namja begitu memekakkan telinga. Sehingga memaksa sang pemilik kamar untuk terbangun dari tidurnya. "Ah, kau mengganggu mimpiku." Dengan segera namja itu mematikan alarm nya. Baekhyun, yang saat itu terlihat kesal,lalu mengingat sedikit apa yang ia mimpikan sebelum ia terbangun. "Noona, kau datang lagi. Ah senyummu yang terlihat malu begitu mempesona. Aku yakin, kita pasti akan bertemu lagi." Seutas senyuman lalu terukir dengan sangat indah di bibirnya. Namun ia harus menghentikan aktivitas menghayalnya, karena kali ini ia harus berangkat sekolah.

Inilah senin pagi, di mana segala aktivitas wajib bermula pada hari ini. Tidak ingin mengulang kesalahannya untuk terlambat, Taeyeon kini telah berada dalam bus yang akan membawanya menuju tempat kerjanya. Berharap semoga hari ini ia dapat melalui hari dengan normal.

Dengan sepedanya dan headphone yang setia melekat di kepalanya, Baekhhyun terlihat telah memasuki gerbang sekolahnya. "Kali ini aku tidak terlambatkan? Ah syukurlah." Ia pun turun dari sepedanya lalu melirik jam di tangannya. Saat hendak memarkirkan sepedanya, ia bertemu dengan teman barunya, yang tidak lain adalah Park Chanyeol. Ia pun berusaha memanggilnya. "Hei, selamat pagi, teman." Seseorang yang ia sebut teman itu kemudian menoleh. "Ah, akhirnya kau menyadari keberadaanku di sekolah ini." Chanyeol membalas sapaan Baekhyun dengan sedikit candaan. Mereka pun berjalan bersama menuju kelasnya masing-masing.

.

"Kim Taeyeon, selesaikan ini. Lalu perbanyak menjadi 20 lembar, antarkan ke ruang rapat 2 jam lagi." Itu adalah Tiffany, yang tidak lain adalah asisten manager dan juga salah satu atasan Taeyon. "Ya, saya mengerti." Taeyeon pun mengambil apa yang Tiffany berikan padanya dan mulai mengerjakan apa yang ditugaskan. Terlihat ia begitu serius melakukan pekerjaannya. Untunglah disaat ia sedang berkerja suasana hati dan pikirannya dapat ia kontrol dengan baik.

.

Pelajaran di sekolah terasa begitu membosankan bagi seorang Park Chanyeol. Ia berniat untuk tidur, namun matanya sulit terpejam. Kemudian ia teringat akan Baekhyun. Ia berniat untuk menghubunginya dan mengajaknya ke kantin nanti saat pelajaran selesai. "Ah, aku lupa. Aku tidak punya nomor ponselnya." Chanyeol terlihat kesal. Ia pun akhirnya meletakkan kepalanya ke atas meja, perlahan ia terlelap tanpa dipedulikan teman maupun guru di kelasnya saat itu.

.

2 jam kemudian

Taeyeon yang telah menyelesaikan pekerjaannya berniat untuk mengantarkan berkas yang sudah diperbanyak ke ruang rapat. Namun langkahnya terhenti saat Tiffany memanggilnya. "Taeyeon-ssi, ikutlah ke ruang sidang sekarang. Aku tidak bisa karena harus mewakili tuan Lee untuk memimpin rapat. Hari ini akan diumumkan CEO yang baruuntuk cabang perusahaan furniture. Jadi kau ikutlah bersama tuan Lee. Sepertinya ia sudah di ruangan itu sekarang." Tiffany langsung mengambil begitu saja apa yang di tangan Taeyeon dan segera berlalu meninggalkan Taeyeon. "Baiklah, saya mengerti." Taeyeon pun membungkuk pada Tiffany. "Ah, dia cantik padahal. Tapi kenapa begitu dingin. Ck." Taeyeon bergumam pada dirinya sendiri.

.

"Tidak ada kelas? Wae?" Baekhyun bertanya pada salah satu teman sekelasnya. "Aku juga tidak tahu. Tapi ketua kelas mengatakan agar kita jangan meninggalkan sekolah meskipun tidak ada kelas sebelum waktunya pulang." Mendengar apa yang disampaikan temannya, Baekhyun pun mengangguk dan keluar dari kelasnya. Ia menuju ke lapangan olahraga.

Terlihat Baekhyun yang sedang duduk di salah satu kursi penonton lapangan olahraga sekolahnya dengan earphone di telinganya. Kepalanya mendongak ke atas, dengan ekspresi wajah yang sesekali tersenyum, dan memancarkan kerinduan. "Aku, merindukan kalian." Kalimat yang keluar dari mulutnya, seketika membuat cairan bening keluar dari matanya. "Aih, aku ini laki-laki. Bagaimana bisa menangis? Dasar cengeng." Seketika ia menghapus air yang keluar matanya itu. Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu. Kali ini ekspresi wajahnya berbeda dari sebelumnya. Ia tersenyum. Benar-benar senyum yang sangat cerah. "Noona-ya, sungguh kau membuatku gila. Ckck" Baekhyun kemudian cekikikan sendiri.

.

"Kurasa aku akan gila jika tetap di kelas. Apa jam ini aku membolos saja? Ah lagipula meskipun aku di kelas tidak berpengaruh apapun terhadap nilaiku." Chanyeol pun bangkit dari bangkunya dan menuju keluar kelasnya setelah pelajaran pertama tadi selesai. Lagi, tidak ada yang mempedulikan gerakannya. Chanyeol memang salah seorang siswa yang memiliki peringkat 10 terbawah di sekolahnya. Namun dengan wajah nan tampan dan perawakan tubuh yang tinggi, membuatnya banyak diidolakan oleh kaum siswi di sekolahnya. Berbeda dengan Baekhyun, Baekhyun merupakan salah satu siswa yang rajin, meskipun ia hanya berada di peringkat 20-an. Tidak se-keren Chanyeol, namun ada beberapa siswi yang juga menganguminya.

Chanyeol melangkahkan kakinya ke sembarang arah di lingkungan sekolahnya. Langkahnya pun tertuju ke lapangan olahraga. Dari kejauhan, ia melihat seseorang yang tidak lain adalah Baekhyun sedang duduk di salah sath kursi penonton. Ia pun mempercepat langkahnya untuk menuju Baekhyun. Saar sudah semakin dekat, terlihat dengan jelas apa yang sedang Baekhyun lakukan. "Kurasa dia memang gila." Bagaimana tidak Chanyeol berkata seperti itu, saat itu Baekhyun terlihat sedang cekikikan sendiri.

.

Sidang pemutusan CEO cabang perusahaan telah selesai. Kini CEO yang baru telah diumumkan. Park Chan Hae, yang tidak lain adalah ayah Chanyeol telah resmi menjadi CEO perusahaan di mana Taeyeon bekerja. Taeyeon kini melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya. Terdengar sedikit para karyawan berbisik-bisik. Merasa penasaran, Taeyeon mendekati mereka berniat untuk menguping.

"Kudengar sebenarnya yang diangkat menjadi CEO di sini bukan Tuan Park. Tapi karena terjadi sesuatu, makanya ia yang akhirnya menjadi CEO."

"Yak, memang apa peduli kita? Kita hanya karyawan biasa. Tidak akan mempengaruhi apapun walaupun CEO diganti."

"Tentu ada. Bagaimana jika CEO kita penjahat? Atau nantinya membuat kita susah? Atau yang lainnya. Aih dasar kalian."

"Ya itu benar, kurasa kita harus waspada. Aihh aku takut."

Itulah beberapa percakapan yang Taeyeon dengar. Ternyata mereka sedang membicarakan CEO yang baru. "Ah mereka seperti tidak ada pekerjaan lain." Taeyeon pun beranjak pergi dari tempatnya kini dan segera menuju mejanya. Ini sudah jam makan siang. Ia tidak berniat untuk makan atau sekedar beristirahat. Merasa lapar pun tidak. Di mejanya, ia hanya memainkan ponselnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00. Waktunya untuk Taeyeon menghentikan aktivitasnya di kantornya. Kini ia telah berada di halte bus. Sambil menunggu bus, karena merasa sepi ia memutuskan untuk menelepon oppanya, Taehyun. "Eoh, Taeyeon-ah? Kenapa tiba-tiba kau menghubungiku? Apa kau sedang mengigau?" dari seberang telepon terdengar Taehyun bertanya dengan sedikit bercanda. "Oppa, apa aku mengganggumu, eoh? Cih." Taeyeon terlihat kesal dan memanyunkan bibirnya sedikit.

.

Sejak pulang sekolah, Baekhyun belum menuju rumahnya. Dari pada merasa bosan karena sendirian di rumah, ia memilih untuk berjalan-jalan dengan sepedanya dan mengunjungi tempat makan yang murah. Sejak ditinggal orang tuanya, Baekhyun memang lebih sering makan di luar. Karena sudah malam, Baekhyun pun memutuskan untuk kembali ke rumah.

Saat di perjalanan menuju ke rumahnya, beberapa kali ia melewati halte bus. Dan ini sudah halte ke sekian yang ia lewati. Namun matanya membelalak ketika ia lihat siapa yang tengah duduk menunggu bus di sana.

"Akhirnya, aku menemukanmu." Dengan perlahan, selangkah demi selangkah, Baekhyun mendekati orang itu.

Rain, BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang