Part 10 ~ Cheek

11.1K 515 3
                                    

*Part sebelumnya

"Should I?" Tanya Kaela yang langsung dijawab anggukan oleh seluruh keluarga dari Lingga.

Kaela hanya menghela napas dan menjawab "baiklah saya menerimanya".

Liza pun sangat gembira dan dlangsung memeluk Kaela. Akhirnya keinginannya terwujud untuk menjadikan Kaela menjadi menantunya.

×_× +_+ ÷_÷ ♡_♡ -_-

"Tante,om dan Damar, Kaela mau izin pulang dulu, karena ini sudah malam. Di apart sudah ada teman yang sedang menunggu saya". Ucap Kaela saat melihat jam dinding menunjukkan pukul set.10 malam.

"Terima kasih atas makan malamnya malam ini semua saya pamit dulu" sambung Kaela sambil berdiri yang kemudian diikuti dengan lainnya. "Ahh... kenapa waktu cepat sekali berjalan, tante masih ingin berbicara padamu Kaela!" Keluh Liza saat Kaela mengambil tamgan kanan Liza untuk dicium.

"Sudahlah ma, bentar lagi Kak Kaela juga bakal jadi menantu mama!" Damar mencoba menenangkan mama nya yang tiba2 selalu mendramatisir apapun tentang Kaela. "Hmm
... baiklah, tapi Kaela sekarang sudah sangat malam tidak baik seorang wanita mengemudi mobilnya sendiri, lebih baik Lingga mengantarmu dan besok mobilmu akan dibawa ke apartmu oleh Damar." Ucap Liza "dan tidak ada penolakan apapun" sela Liza saat Kaela ingin membuka mulutnya untuk menolak.

"Lingga... cepet turun kesini, antar Kaela pulang!" Teriak Liza yang suaranya langsung vergema ke seluruh ruangan. Devan hanya terkekeh melihat kelakuan istrinya itu begitu pula dengan Damar yang sedang menutup kedua telinganya dengan tangan. "Yes ma, i come. Okeh aku sudah siap untuk mengantarkan calon istriku ini" ujar Lingga sambil menaik naikkan sebelah alisnya berniat menggoda Kaela. Kaela hanya memutar bola matanya mendengar sebutan calon istri yang dengan lancar keluar dari mulut Lingga.

"Antarkan Kaela pulang Lingga. Besok biar Damar yang mengantarkan mobil Kaela ke apartnya." Titah devan dengan tangan yang tak pernah absen untuk meninggalkan pinggang sang istri. Adegan seperti itu sempat membuat Kaela senang. Semoga saja pernikahan nanti bisa se harmonis tamte Liza dan Om Devan". Pikir Kaela.

"Kau akan selalu dibahagiakan oleh anakku jadi tenang saja Kaela. Jika dia buat kesalahan bicara saja denganku, aku tak segan2 akan memukulnya." Ucap Devan. Kaela tersetak saat Devan tau apa yang sedang dipikirkannya. Namun Kaela segera mengembalikan wajah terkejutnya saat Liza memberi penjelasan "jangan terkejut Kaela, suamiku memang bisa membaca pikiran seseorang bahkan bisa dalam jarak yang lumayan jauh tapi hanya untuk orang yang sudah ia anggap dekat dengannya. Dan kemampuan ini juga menurun ke Lingga." Kaela hanya ber oo ria saat mendemgarkan penjelasan Liza.

Sedangkan Lingga dan Damar hanya mengamati interaksi antara Kaela dan kedua orang tuanya dengan tatapan malas. "Ma... pa... kurasa Kaela sudah cukup lelah untuk mendemgarkan cerita kalian dan sebaiknya sekarang aku mengantarnya. Ayo...!" Ujar Lingga sambil menarik pergelangan tangan Kaela.

Kaela memberikan senyuman perpisahan untuk mereka dan segera menatap tajam ke arah orang yang menarik pergelangan tangannya. "Bisakah kau lepaskan tanganmu dari tanganku. Aku sungguh tidak nyaman" pinta Kaela sambil berusaha menarin tangannya dari genggaman Lingga. "Baiklah, masukklah kedalam sayang!" Ucap Lingga yang sudah melepaskan tangan Kaela dan sekarang tengah membukakan pintu mobil untuk Kaela.

Kaela memutarkan bola matanya lagi melihat kelakuan Lingga dan segera masuk ke dalam mobil disusul dengan Lingga yang berlari kecil memutari mobil untuk duduk di kursi pengemudi. Dalam perjalanan hanya ada keheningan yang menghiasi mobil. Kaela merasa tidak nyaman dengan suasana ini dan diapun membuka suaranya yang langsung ditanggapi dengan semangat oleh Lingga.

"Aku dengar dari tante Liza tadi Apakah kau benar bisa membaca pikiran seseorang?" "Iya." Jawab Lingga enteng.

"Umm... apa kau tau apa yang sedang aku pikirkan sekarang hmm?" Tanya Kaela sambil sedikit menggeser cara duduknya menjadi mengarah ke Lingga. Lingga hanya terkekeh saat menoleh dan melihat wajah kepo dari Kaela. "Tidak, pengecualian dirimu. Aku tidak bisa sama sekali membaca apa yang ada diotak mu itu cantik. Itulah yang sedikit membuatku sebal karena papaku sendiri bisa dengan jelas mendengar apa yang dipikiranmu, sedangkan aku?" Jelas Lingga yang diangguki oleh Kaela.

"Syukur lah kalau begitu!" Ujar Kaela sambil mengembalikan posisi duduknya seperti semula. "Kenapa? Apa ada yang sedang kau pikirkan? Beri tau aku apa itu." Perintah Lingga yang hanya dibalas gelengan oleh Kaela. Setelah lama berdebat masalah apa yang sedang dipikirkan oleh Kaela, tanpa sadar mereka telah sampai di depan Apart Kaela.

"Aku turun dulu terima kasih sudah mengantarku"kata Kaela setelah melepaskan seatbeltnya dan hendak keluar dari mobil, namun dalam waktu bersamaan pula Lingga menarik pergelangan Tangan Kaela hingga Kaela menoleh ke arah Lingga dan tanpa permisi Lingga mencium pipi kanan Kaela lama dan itu membuat pipi Kaela merasa panas.semoga wajahku tidak memerah, astaga mengapa jantung ini berdegub kencang sekali. Ada yang salah. Harap dan pikir Kaela.

Lingga melepaskan ciuman di pipi Kaela lalu tersenyum lembut kepada Kaela. "Terima kasih mau menerimaku. Aku mencintaimu".
Deg...

Mengapa dia begitu mudah untuk menyatakan perasaannya. Apa aku harus menjawabnya. Tapi bukan kah ini terlalu cepat. Pikir Kaela secara terus menerus hingga membuat Lingga tersenyum saat melihat wajah konyol calon istrinya ini. "Sudah lah tidak perlu dipikirkan, aku tidak akan memaksamu untuk menjawab sekarang. Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya. Baiklah. Kau boleh keluar segeralah istirahat dan good night sayang!" Ucap Lingga sambil tersenyum manis ke arah Lingga.

Kaela hanya menganggukan kepalanya seperti orang bodoh dan segera turun dari mobil Lingga. Saat itu juga mobil Lingga melesat ke jalan raya dan lama kelamaan bayangan mobil itu hilang. Kaela langsung memasuki Apartementnya dengan jantung yang masih berdegub dengan kencang.

"Loe kenapa Kae, perasaan dari tadi loe pegang dada loe sambil senyum2 gk jelas. Kesambet apa loe waktu keluar tadi." Tanya heran Fani. Pasalnya sejak datang sampai sekarang mau tidur Kaela tersenyum secara misterius menurut Fani. "Tidak ada apa2. Ayo kita tidur" ucap Kaela berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

☆☆☆☆☆☆

Haii... maaf bisa update cuman dikit.

Byee... don't forget to vote and comment.

THE POSESSIVE MAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang