Tahun 644, Silla - Pemerintahan Ratu Seondeok
Silla sedang dalam kondisi yang tidak baik pada beberapa tahun belakangan, bersekutunnya Baekje dan Goguryeo yang menyerang negara bagian Silla membuat sang ratu harus meminta bantunan kepada Kaisar Taizong yang terkenal sebagai kaisar yang begitu hebat dari dinasti Tang.
“Kenapa manusia sealu berperang” tanya Kyungsoo memandang jauh dari perbukitan.
“Sudah sepuluh tahun lebih kau hidup di bumi dan masih belum mengerti?” tanya Minseok.
“Belum, Aku pikir bumi adalah tempat yang damai, aman, dan tentram tetapi tidak disini bahkan lebih buruk mereka saling membunuh, hingga darah-darah mengalir layaknya sumber mata air” ucap Kyungsoo lagi.
“Kekuasaan, wilayah, kekayaan, kenyamanan, mereka terlalu takut jika berakhir hidup dengan kesusahan dan tidak memiliki apa-apa di sisi mereka, dan mereka tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka mau” jelas Minseok lagi.
Kampanye militer Kaisar Taizong yang menyerang Goguryeo tidak berhasi dengan baik mengingat Silla dalam kondisi yang tidak terlalu baik akibat terus menerima serangan. Dinasti Tang menarik mundur pasukannya sementara terus menyiapkan serangan lainnya.
Pada tahun 647 sang ratu tutup usia, seperti ramalannya sendiri. Ratu Seondeok memiliki kemampuan meramal yang cukup melegenda, ratu pernah meramalkan bahwa Baekje akan menyerang Silla pada tahun 632 padalah saat itu suasana begitu tenang dan kondusif, namun ratu mengirimkan pasukannya kebagian barat ibukota dan menemukan pasukan Baekje yang sudah bersembunyi disana, akibat ramalannya itu ia berhasil menyelamatkan ibu kota dari serangan Baekje.“Ini pertama kalinya kau menemui pergantian raja bukan?” tanya Junmyeon
“Jadi seperti ini kehidupan manusia di bumi, pada saatnya mereka semua akan mati” ucap Kyungsoo lirih.
“Dia ratu yang hebat, dia wanita pertama yang menjadi raja, Aku yakin sejarah pasti akan mencatat namanya” sambung Minseok ditengah-tengah kerumunan para warga yang sedang berkabung dalam kematian sang ratu.
Setelah menghadiri acara kematian sang ratu ketiga orang itu kembali kerumah mereka yang berada cukup jauh kedalam hutan.
“Sepertinya kita terlalu cepat datang ke bumi” Minseok membuka pembicaraan
“Kau berpikir begitu? Aku pikir hanya Aku satu-satunya yang berpikir seperti itu” jawab Junmyeon
“Kita bahkan sudah punya nama yang bagus” Kyungsoo juga menjawabnya dengan tersenyum
“Wah Do Kyungsoo! Apa meninggalnya ratu membuatmu terlalu sedih sampai hal aneh terjadi padamu? Sejak kapan kau mau menanggapi hal tidak penting seperti ini!” seru Minseok.
“Hyung Aku ini hanya malas bicara bukannya tidak bisa bicara, tolong jangan berlebihan” jawab Kyungsoo.
“Sudah, kalian ini terlalu sering bertikai, Kyungsoo-ya kau boleh diam jika kau ingin diam dank au boleh berbicara kapanpun kau mau” ucap Suho menepuk pundah Kyungsoo.
“Minseok hyung Aku ingin minum air dingin, bekukan air untukku ya Aku mohon” ucap Kyungsoo tiba-tiba berlaku manja pada Minseok
“Kau selalu begitu jika ada maunya!” seru Minseok.
Sementara itu di ibu kota masih banyak warga yang menangis karena kematian ratu juga ada beberapa prajurit dan orang-orang yang berasal dari Tang.
“Yifan Aku benar-benar melihatnya tadi! Aku yakin sekali jika dia adalah yang kita cari!” seru Luhan.
“Aku juga merasakan kehadian bangsa kita, namun Aku kesulitan mencarinya ditengah keramaian seperti tadi” jawab Yifan.
“Kita harus mencarinya, dan kabar baiknya dia tidak sendirian, dia sudah bersama dengan orang lain yang juga bangsa kita mereka ada disini kita harus menemukannya!” ucap Luhan bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Stranger
Fanfiction"Manusia makhluk yang pintar, tetapi mereka rakus, rakus akan kekuasaan dan tahta, tidak menghargai tetesan darah dan nyawa orang lain. Aku hidup melintasi zaman, melintasi peradaban, menyaksikan rezim yang jatuh, atau yang bangkit, sepi, sendiri...