Sequel END

2.8K 241 47
                                    

Maaf kemarin author sempet bilang bakal ada sequel tapi sequelnya sedikit gini aja ya, author lagi nyiapin work baru juga jadi ya cuman biaa buat segini, maaf ya.

Cast :
Amber as strong woman
Krystal as glass woman
Zoumi as metal man
Henry as shockwave
Donghae as magnet man
Yunho as strong man

SeoulKorea Selatan

Sebuah gedung perkantoran terbakar hebat, nampak karyawan kantor berlarian keluar gedung menyelamatkan diri, walaupun sudah ada pemadam otomatis tetapi kobaran api yang muncul karena arus listrik yang konslet ini menyebar lebih cepat dengan banyaknya kertas-kerta dan benda lainnya yang mudah terbakar.

Petugas pemadam kebakaran sudah berusaha memadamkan api dan membawa keluar para karyawan begitu juga sudah ada pihak kepolisian disana.

Ketika suasana sedang kacau-kacaunya karena api belum juga bisa dipadamkan sesuatu terjadi, air yang digunakan oleh petugas pemadam mengumpul disatu titik bukan hanya itu tetapi air-air yang tumpah pun ikut terangkat dan berkumpul di satu titik membentuk gulungan air. Air itu kemudian melayang masuk ke gedung dan mengalir ke setiap lantai yang terdapat titik api, bahkan air itu mampu mengalir melawan grafitasi ketempat yang lebih tinggi. Tidak butuh waktu lama hingga hanya tinggal kepulan asap putih yang tersisa lalu ratusan liter air mengalir keluar gedung seperti ditumpahkan begitu saja.

Tidak jauh dari lokasi kebakaran itu seorang pria berjas berjalan membawa dua cup cappuccino ditangannya, ia menghampiri sebuah mobil mewah yang didekatnya berdiri seorang pria muda.

“Ini untukmu! Ayo kita kembali ke kantor!” ucap pria itu.

“Anda harusnya membiarkan saya untuk membelikan ini Pak Direktur,” ucap si pria muda yang duduk dikursi kemudi.

“Sudahlah, Aku sudah mengatakan Aku ingin sedikit olahraga dengan berjalan ke kedai kopi itu,” jawab pria itu.

“Baiklah Pak Direktur, kita kembali ke kantor!”

Mobil itu melewati lokasi kebakaran yang terlihat orang-orang disekitar gedung itu terheran-heran. Mereka juga merasa takjub dengan apa yang belum lama tadi mereka saksikan, sementara pria berjas yang duduk dikursi belakang tersenyum tipis sambil meminum cappuccino miliknya.

Disudut kota yang lain di sebuah bank swasta puluhan mobil polisi berkumpul di luarnya lengkap dengan petugas polisi yang memegang pistol di tangan mereka. Suasana nampak begitu tegang karena didalam sana terdapat puluhan orang yang sedang di sandera oleh kawanan perampok.

Kawanan perampok itu terus menodongkan senjata laras panjang milik mereka kearah para nasabah dan juga petugas bank disana yang sudah ketakutan.

Didekat pintu masuk sudah ada beberapa mayat yang tergeletak tertembak oleh para kawanan perampok itu. membuat suasana menjadi lebih mencekam. Disaat kawanan perampok lainnya kembali dari lemari besi membawa kantung-kantung berisi uang mereka sudah bersiap-siap akan menghabisi setiap orang yang ada didalam bank itu namun tiba-tiba seorang pria berjas dengan mengenakan topi berjalan santai menghampiri kawanan perampok yang terlihat tidak senang.

“Siapa kau! Tiarap! Atau kutembak!” teriak salah seorang perampok.

Pria itu tidak menjawab justru terus berjalan mendekat, suara langkah kakinya begitu terdengar dengan sepatu pantofel yang dikenakannya.

“Tembak!” teriak kawanan perampok.

Suara deruan tembakan bersahut-sahutan dari dalam gedung membuat para tawanan berteriak ketakutan sementara diluar polisi mulai gusar dan bersiap mendekat untuk segera menyerbu kedalam. Setelah bunyi tembakan itu berhenti para perampok itu terkejut bukan main karena seluruh proyektil peluru yang mereka tembakan hanya melayang disekitar orang tersebut dan akhirnya berjatuhan di lantai menimbulkan bunyi yang nyaring.

A StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang