1.6

2K 337 26
                                    

Hanbin menatap Lisa yang kini sedang merengek kesakitan dengan tatapan tak percayanya.

Ia tak yakin gadis dihadapannya ini adalah Lisa yang berkali-kali membuat lebam disekitar wajahnya, pasalnya kepribadiannya saat ini berbanding terbalik dengan kepribadiannya saat di arena perkelahian.

"Gyu... hiks, sakit banget perut gue."

Mendengar Lisa mulai mengerang kesakitan, Hanbin gelagapan.

Dengan cepat ia meraih minyak angin yang berada di meja UKS, lalu diberikan kepada Lisa agar dia mengusap sendiri bagian yang sakit.

Tangan Lisa yang agak lembap karena keringat dingin itu meraih pergelangan Hanbin, dirematnya tangan Hanbin untuk menyalurkan sakit yang ia rasakan.

Sang pemilik tangan hanya bisa meringis tak bersuara, Hanbin hanya tidak ingin gadis ini mengetahui bahwa dirinya sedang menggantikan posisi menjaga yang sebelumnya dilakukan oleh Mingyu.

Lisa menarik tangan Hanbin untuk mendekat kearahnya. Awalnya Hanbin kira tangan miliknya akan digigit oleh Lisa, nyatanya Lisa menjadikan tangannya sebagai tumpuan untuk tidur.

Mungkin ia terlalu lelah menahan sakit yang ia rasakan akibat penyakit keturunannya itu kambuh.

Hanbin menghela nafas lega setelah mendengar deruan nafas yang sudah teratur, artinya sebentar lagi ia akan terbebas dari gadis dihadapannya ini.

Selagi tangannya masih berada dipelukan Lisa, Hanbin mencari tempat ternyaman untuk duduk.

Tetapi sedari tadi dia merasakan kegelisahan yang amat luar biasa, kegelisahan yang sebelumnya tak pernah ia rasakan.

Ia merasa degupan jantungnya terdengar sangat keras, bahkan diruangan yang dingin ini pun terasa panas baginya. Dapat dilihat bulir-bulir keringat keluar dari pori-pori dahinya.

Ia merutuki Mingyu yang sampai sekarang belum kembali juga, padahal tugasnya hanya membeli bubur untuk Lisa.

Dan ini sudah lebih dari dua puluh menit, tetapi dia belum kembali juga.

Pandangannya jatuh kepada Lisa yang kini sangat terlihat tenang dalam tidurnya.

Berbeda dengan Lisa yang biasa ia lihat ketika berpapasan semenjak mereka berada di sekolah yang sama.

"Lo itu cantik, Lis. Bahkan lo punya kharisma yang gak semua orang bisa liat, tapi lo terlalu galak untuk ukuran cewek-cewek normal."

Hanbin terkekeh kecil setelah mengatakan kata-kata yang seharusnya tak ia ungkapkan, meskipun kata-kata itu ia ungkapkan dengan tulus. Pastinya akan terdengar berbeda jika Lisa mendengarnya.

"Semoga lo cepet sembuh ya, Lis. Hari gue agak hampa tanpa suara lo yang menggelegar itu."



----

hnggg sama sama ya guys,

wkwkkwkwkwkwkwk

gue bosan abisnya jd double update aja.

pacar gue lagi sibuk bgt soalnya, mana pake upload selfie di ig lagi.

iya, si Sehun.

bukannya kabarin gue malah upload foto :)

The Reason; LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang