1.3

1.9K 318 7
                                    




Lobby Epik High School kini sudah terlihat sangat sepi, bagi Lisa dan Mingyu ini adalah kesempatan emas untuk melarikan diri sebelum guru yang bertugas untuk menghukum murid-murid yang terlambat datang.

Namun bisa dibilang hari ini adalah hari kesialan bagi Lisa dan Mingyu. Bagaimana tidak? Guru yang sangat amat ia hindari saat ini sedang berada dihadapan mereka.

"Mau kemana kalian, hm?"

Cengiran tak bersalah khas Mingyu sudah tercetak jelas diwajahnya, berbeda dengan Lisa yang memasang wajah lelahnya.

"Gak ada kabur-kaburan ya untuk kali ini. Sekarang kalian ikut Miss ke lapangan untuk dihukum." ujar Miss Sooyoung selaku guru piket yang dikenal killer di Epik High School.

Tetapi bukan anak Pablo namanya jika mereka menuruti perintah yang sebenarnya sangat mutlak itu.

Mereka berdua memilih lari dari hadapan Miss Sooyoung yang sudah memberikan tatapan mautnya.

"Jangan lari kalian berdua!"

Tanpa peduli dengan ucapan Miss Sooyoung, mereka memasuki salah satu kelas yang sepertinya sedang ada jam kosong.

Lagi-lagi mereka tertimpa sial, kelas yang mereka masuki adalah kelas dari rival mereka sendiri. Kelas yang dihuni oleh Kim Hanbin dan kawanannya menjadi satu-satunya tempat berlindung Lisa.

"Wow, liat siapa yang masuk kelas kita, eh?"

Itu Jinhyeong, orang yang paling Lisa ingin musnahkan dari dunia ini. Orang yang berani-beraninya menyebut Lisa seorang pengecut.

Disusul ketiga temannya, yaitu Bobby, Hongbin, dan Junhoe. Mereka mengerubungi Lisa dan Mingyu yang berada dibalik pintu.

"Berani juga lo masuk kelas ini." sahut Bobby.

Lisa tak menjawab, begitu juga dengan Mingyu. Keduanya mengatur nafas agar tidak terpancing emosi dari orang-orang dihadapannya ini.

Miss Sooyoung tiba-tiba memasuki kelas yang dijadikan tempat menyembunyikan diri oleh Mingyu dan Lisa.

"Kalian lihat dua murid Epik High School yang lari disekitar sini?"

Lisa menghela nafas pasrah, percuma saja meminta bantuan pada keempat orang dihadapannya ini. Toh juga mereka akan mengadukan keberadaannya kepada Miss Sooyoung.

"Ibu nengok aja kebelakang."

Jinhyeong menunjuk Lisa dan Mingyu menggunakan dagunya yang disertakan senyuman tipis yang terlihat sangat menyebalkan dimata Lisa.

"Oh disini kalian, ayok ikut Miss ke lapangan!"

"Yaampun Miss, gak capek apa hukum kita terus?" ujar Mingyu kesal.

"Kalian gak cuma berdua, antek-antek kalian juga ada dibawah. Jadi cepat ikut Miss sebelum hukuman kalian Miss tambah!"

"Udah lah gak usah banyak nego, ini Sekolah bukan pasar. Cepet mumpung yang lain juga telat!" sahut Lisa menengahi percakapan antara Mingyu dan Miss Sooyoung yang membuatnya sakit kepala.

"Salah lo anjir! Siapa suruh lo pake pindah ke apart semalem? Jadinya gue muter-muter dulu." kata Mingyu.

"Tau berisik gak lo?" balas Lisa tajam.

Dalam hitungan detik, Mingyu sudah mengatupkan bibirnya agar tidak bersuara lagi. Lisa yang sedang dalam mode seperti ini adalah salah satu hal yang paling Mingyu hindari, karena dalam mode ini, Lisa bisa saja mengamuk padanya.

"Oh, Hanbin? Kamu sudah mengambil tugas yang dititip pak Donghae?" tanya Miss Sooyoung saat berpapasan dengan Hanbin di koridor kelas IPS.

Hanbin mengangguk sebagai jawaban, pandangannya jatuh kepada Lisa yang sedang memandang Mingyu kesal.

"Itu mereka berdua kenapa Miss?" tanya Hanbin dengan suara yang ia perkecil.

"Biasa, murid-murid yang terlambat."

"Miss mau ngobrol sampai kapan?" ujar Lisa menginterupsi, "Saya gak mau mengurangi waktu istirahat saya karena hukuman dari Miss."

Hanbin menatap Lisa tak percaya, pasalnya semua murid disini sudah tau bagaimana killernya Miss Sooyoung. Tetapi kini dihadapannya, seorang Lalisa menyela percakapan Miss Sooyoung dengan tatapan yang tak terdefinisikan.

Mendengar ucapan Lisa yang terkesan menyindir, Hanbin memilih untuk berpamitan kepada Miss Sooyoung. Bahkan Hanbin sampai tak berani menatap Lisa tepat dimatanya, tidak seperti biasanya.







------

padahal mau nulis pantun kayak kemaren

tp gatau mau bikin pantun gmn EHE

The Reason; LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang