BAB V: Penjelasan lagi?

88 8 0
                                    



New York 1728

"Kay!" aku menggoyangkan badannya ketika dia sudah lama terlelap.

Dan itu mampu membuat Kain kembali ke alam sadar dan menerima kenyataan bahwa sekarang dirinya sedang berada bersamaku, orang yang baru dikenalnya.

Dia terbangun dan mengambil air untuk mencuci muka. Dia tampak melihat langit sebelum akhirnya menatapku yang sedang duduk dengan melipay kedua kakiku.

"Aku lapar," Ucapku. Seharian ini, bahkan dari semalam aku belum makan.

Dia mendekatiku, aku cukup heran dengan hal itu. Dia menarikku hingga berdiri dan menatap ku teliti dari atas hingga bawah. Semakin dekat. Dia sungguh semakin dekat dan hendak menarik pakaianku, "APA YANG AKAN KAU LAKUKAN!" sergahku

"Pakaianmu ini tak layak dipakai. Apakah di masa depan manusia terlalu miskin untuk membeli bahkan sehelai kain untuk menutup seluruh tubuhnya? Mengerikan."

Rahangku jatuh dan jelas sudah wajahku mengatakan bahwa aku tak setuju dengan ungkapannya. Mataku memicing. "Masa sekarang jauh lebih mengerikan."

Dia menaikkan alisnya, mungkin menunggu kelanjutan dari apa yang telah aku ucapkan.

"Di masa depan, kami memiliki berbagai mesin untuk mencetak apa yang dibutuhkan manusia, tak terkecuali makanan. Dijaman sekarang mungkin untuk pakaian, bahkan sebuah toko roti masih membuat rotinya dengan cara manual. Melelahkan sekali."

Dia hanya membalasnya dengan seringaian, lalu kemudian berlalu.

"MAU KEMANA!" aku kembali berteriak.

Dia hanya terus berjalan seolah menghiraukanku.

"Kay.."

Dia berbalik. Aku sedari tadi mengikutinya dalam diam. Aku menatapnya berani, tak perduli dengan respon apa dia akan menjawabnya. Ternyata dia kembali mengabaikanku dengan terus berjalan.

Tiba-tiba dia menarikku ke sebuah rumah dari pintu belakang.

"Kau tunggu disini." Ucapnya meninggalkan ku di pintu belakang rumah.

Ternyata di sini sedikit gelap dan begitu sepi. Untuk menghilangkan rasa takutku, aku bersenandung lagu Taylor Swift favoritku.

Ketika aku sedang asik bersenandung pelan, ada tangan yang menepuk pundakku. Saat aku berbalik, itu bukan sosok Kain, melainkan seorang perempuan. Dan itu sukses membuatku hampir terjengkang saking kagetnya.

"Kau siapa?" tanya dia penuh selidik.

Aku tergagap. "A-aku Adreana."

"Tampaknya, kau bukan orang sini," perempuan itu menatapku dari atas hingga bawah.

Ku balas tatapannya itu, "Memang, aku terlempar dari masa depan."

"Omongan yang cukup konyol."

"Kau pikir aku bohong? Lihat pakaian yang aku gunakan, jelas beda dengan pakaian mu. Lihat ini," aku membuka jam tangan yang aku kenakan, "Itu jam tangan, untuk mengetahui waktu."

Perempuan itu diam.

"Sekarang tahun 1728 bukan? Tapi lihat di belakang jam tangan itu tercantum pembuatan produk tahun 2017. Aku tidak cukup pintar untuk membodohi mu dengan berbohong. Lagi pula, aku hanya ingin pulang. Bukan ingin dipercayai oleh mu," aku benar-benar lelah.

Perempuan itu menatap jam tangan dan menyodorkannya lagi kepadaku, "Baiklah, aku percaya."

Tepat setelah perempuan itu berbicara, Kain datang dengan baju di tangannya dengan langsung memberikannya kepadaku. Lalu dia menarik tangan perempuan itu menuju ke dalam rumah.

Cukup lama aku menunggu mereka selasai berbicara, dan akhirnya mereka kembali menghampiriku. "Ikut aku," Kain menarik tanganku.

*

Adrean sedang berganti pakaian diruangan khusus untuk para pegawai kami menyimpan barang-barang mereka ketika sedang bekerja. Dan aku telah menceritakan apa yang diceritakan Adrean padaku saat di danau tadi.

Sekarang aku sedang mengganti pakaian di ruangan yang ada di toko roti ini.

"Aku tidak percaya ini. Whoa." Claire-adik Kain- tersenyum senang saat melihat aku keluar dari ruangan.

"Apa kau benar-benar dari masa depan? Bagaimana caramu kesini? Seperti apa mesin waktu itu? Ah, tidak. Maksudku, bagaimana nanti kau kembali ke masa depan? Orangtuamu?"

Kain menarik Claire untuk duduk dan membiarkan ku seolah harus menjawab pertanyaan itu sesantai mungkin. Aku menggenggam tanganku sediri kemudian menarik napas pelan.

Aku menceritakan semuanya dengan detail, bahkan lebih detail dari apa yang aku ceritakan Kain. Aku menceritakan teknologi, modernisasi, kembali lagi ke mesin waktu dan ilmuwan. Terlihat Kain sangan tidak menanggapi, tetapi Clairie begitu serius sekali menyimak apa yang aku ucapkan, sesekali ia bertanya dan aku selalu menjawabnya dengan tersenyum.

Setelah aku mengakhiri cerita, Claire beranjak dari duduknya untuk mengambil minum. Semua lentera ataupun lilin sudah Kain nyalakan, jadi ia tidak akan berteriak hanya untuk mengambil minum.

"Kenapa kau diam?" tanyaku pada Kain.

"Aku bukan orang yang banyak bicara," Jelasnya.

Aku mengangkat kedua alisnya. "Benarkah? Kenapa?"

Aku menggeleng, "Tidak tahu."

Aku menunduk sambil menggaruk tengkukku kemudian menguap. Terlihat Kain beranjak mengambil sesuatu dari dalam lemari.

Aku menahan tangannya, lalu dia berbalik menatapku sambil melepaskan tangannya perlahan. "Mengambil roti," jawabnya.

"Kau ini tidak suka disentuh sepertinya," Protesku. Dia hanya mengabaikanku sambil melangkah ke lemari yang tidak terlalu jauh.

"Dia memang seperti itu." Claire membawa tiga gelas air, ia melangkah ke meja yang ditempati ku. "Ini diminum." Ia menyerahkan satu gelas pada ku.

Aku memberikan dua buah roti untuk dimakan oleh Adreanna. Claire tampak senang, "dimakan saja. Jangan malu, anggap saja kami keluargamu."

"Terimakasih."

"Oh iya, ini toko roti milik kami. Jadi kau dapat mengambil roti sesukamu disini. Aku memberinya gratis untukmu." Ucap Claire.

"Kau tinggal di sini untuk sementara waktu."

Claire menoleh pada Kain, "kenapa tidak membawanya ke rumah?"

"Kurasa ibu tidak akan suka."

Aku hanya tersenyum, "tidak apa-apa. Aku disini saja."

"Kau tidur ditempat tadi kau berganti pakaian saja. Disana lebih hangat dengan sebuah selimut."

Aku hanya mengangguk dan menatap Kain. Selang beberapa menit, dia beranjak.

"Aku pulang."

Aku mengangguk, kemudian Kain menarik Claire untuk pulang.

*

Hai, gimana? lumutan gak gara-gara kelamaan  nunggu? hehe. maaf akhir-akhir ini aktifitaun nulis kami (saya dan wifa) terganggu. dan mungkin Lathos yang ada diakun wfhnflh akan sedikit terganggu karena dia mau persiapan ujian. mohon pengertian dan do'anya ya. terimakasih.

15 Maret 2017


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LàthosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang