Intro

362 17 0
                                    

Jihan baru saja sampai di meja kerjanya saat Intan menghampirinya. Bahkan Jihan saja belum sempat mendudukkan tubuhnya di kursinya ketika Intan dengan semangat membagi cerita yang memang hanya dimengerti oleh mereka berdua di divisi keuangan, tempat mereka bekerja.

"Mbak Jihan udah lihat MV-nya BTS?"

Ya, diantara semua orang yang ada di divisi keuangan, yang masih terpengaruh dengan dunia berbau Korea entah itu K-Pop, K-Drama atau K-Movie, hanyalah Jihan dan Intan. Terdengar tidak masuk akal memang, mengingat tahun ini saja Jihan memasuki usia dua puluh enam tahun. Meskipun begitu, Jihan tidak pernah bisa benar-benar melupakan dunia yang disukainya di masa remajanya itu.

Jihan menggeleng. Sudah sekitar sebulan yang lalu berita tentang comeback BTS menjadi pembahasan utama setiap Jihan dan Intan makan siang bersama. Bahkan dalam rapat saja, mereka terkadang menyempatkan diri membahas perkembangan berita kapan rilisnya album terbaru BTS yang berjudul You Never Walk Alone yang merupakan perpanjangan dari album mereka sebelumnya yang bertajuk WINGS. Dan meskipun sudah tahu bahwa tadi malam MV-nya dirilis, Jihan belum melihatnya.

"Keren banget, Mbak. Mbak harus lihat."

Intan memang penggemar fanatik BTS, sejak mereka debut. Sedangkan Jihan, yang hingga kini masih menjadikan Super Junior satu-satunya grup favoritnya, tetap mendengarkan banyak musik dari grup-grup baru, termasuk BTS. Dari Intanlah Jihan mengetahui banyak hal tentang BTS.

Tanpa menunggu persetujuan dari Jihan, Intan menyalakan komputer di meja kerja Jihan, menarik kursi milik Deni yang meja kerjanya tepat di samping meja Jihan dan belum muncul di tempat kerja. Intan langsung membuka Youtube dan tanpa harus mencari MV yang dia maksud sudah muncul di halaman utama karena termasuk dalam trending topik.

"Dinyalain subtittle-nya yah biar bisa baca arti lagunya. Mbak pasti suka, deh." Intan sudah merasa yakin sedang Jihan sendiri tidak merasa yakin.

Keduanya mulai terdiam ketika video tersebut imulai. Begitu terdengar melodi awalnya, Jihan menyukai lagu tersebut. Oke, jujur, dia sangat menyukainya. Lalu, ketika mulai mengerti arti dari lagu, Jihan tidak bisa melakukan hal lain selain menyimak.

I miss you
When I say that, I miss you more
I'm looking at your photo
But I still miss you
Time is so cruel
I hate us
Now it's hard to even see each other's faces

..........

Like a small piece
Of dust
That floats in the air
If the flying snow is me
I could
Reach you faster

Snowflakes are falling
Getting farther away
I miss you (I miss you)
I miss you (I miss you)
How much more do I have to wait?
How many more nights do I have to stay up?
Until I can see you? (until I can see you?)
Until I can meet you? (until I can meet you?)

.............

Did you change?
Or did I change?
I hate even this moment that is passing
I guess we changed
I guess that's how everything is

Yeah I hate you
Although you left
There hasn't been a day that I have forgotten you
Honestly, I miss you
But now I'll erase you
Because that will hurt less than resenting you

I'm blowing out the cold you
Like smoke, like white smoke
I say that I'm gonna erase you
But actually, I still can't let you go

.........................

Cherry blossoms are blooming
The winter is ending
I miss you (I miss you)
I miss you (I miss you)
If I wait a little longer (if I wait)
If I stay up a few more nights
I'll go see you (I'll go see you)
I'll go pick you up (I'll go pick you up)

Past the end of this cold winter
Until the spring comes again
Until the flowers bloom again
Stay there a little longer
Stay there

"Gimana, Mbak?" Intan menoleh pada Jihan begitu video tersebut selesai. "Mbak... nangis?"

Jihan menyentuh pipinya, merasakan pipinya yang basah oleh air matanya sendiri. Bahkan Jihan tidak sadar jika lagu tersebut membuat dia menangis, sesuatu yang tidak pernah dia tunjukkan pada orang lain.

"Kalian pada ngapain disini? Lo ngapain pakek meja gue, Tan?"

Deni yang baru muncul mulai berbicara seperti kereta api tanpa stasiun, membuat Jihan sedikit lega karena Intan tidak lagi terfokus pada air mata yang sudah dikeringkan oleh Jihan.

"Lo kok basah?" Tanya Intan begitu mendapati Deni datang dalam kondisi basah.

"Kalian nggak tahu kalo hujan?"

Jihan membalikkan tubuhnya ke belakang, ke jendela kaca besar yang menampilkan bulir-bulir air karena hujan. Tiba-tiba dadanya terasa sesak. Jihan tahu dengan sangat benar kenapa sekarang dadanya nyeri. Hujan. Lagu itu. Rasa rindu. Untuk pertama kalinya Jihan ingin dipeluk dan menangis dalam pelukannya.

Kala HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang