archel (arsya rachel)

4 2 0
                                    


Hari pertama mbak ita dan pak wiyu disini  sudah mulai ada yang berbeda. Dari aku yang tidak telat bangun lagi,rumah yang selalu rapih,dan masih banyak lagi.

Untung saja ada mereka,jika mereka tidak menemaniku disini. Mungkin aku sudah tidak tau lagi harus melakukan apa.

Mbak ita bisa di bilang tipe orang yang pemalu. Pagi ini saja ia belum mengatakan sepatah ataupun dua patah kata untuk sekedar berbincang denganku. Berbeda dengan pak wiyu yang sangat bawel terhadap keadaanku setiap harinya.

"Pagi mbak". Sapa lu kepadanya saat ia sedang berada di di dapur.  Entah apa yang ia lakukan,padahal dapur sudah bersih.

"Pagi non". Ucapnya.

Rasanya ingin sekali memarahinya. Tapi aku sudah cukup sadar diri. Jika ia masih belum terbiasa,tak apalah untuk sementara waktu saja.

"Aku langsung kesekolah aja ya mbak,ada urusan". Ucap ku kepadanya.

"Gak maka an dulu non?". Tanya nya.

"Nggak mbak, nanti aja di sekolah". Ucapku.
"Aku berangkat ". Lanjutku dan langsung lari ke garasi dan mulai untuk menyalakan mesin dan segera pergi ke sekolah.

Mungkin masih bisa dibilang hari ini masih sangat pagi untuk ku pergi ke sekolah. Wajar saja jalanan saja masih sepi,dan sekarang baru jam 06.05 dan sekolah ku masuk jam 07.30 .

"Kebangetan ". Ucapku tersadar.
Tersadar akan kegiatanku pagi ini yang ku mulai  terlalu pagi.

"Kayaknya gue harus ke taman deket komplek, masih pagi banget". Ucapku sendiri dan untung saja aku masih di sekitar komplek,dan jarak komplek tidak terlalu jauh.

Aku memarkirkan mobil ku di tempat parkiran yang tersedia, tidak terlalu banyak orang yang berada di taman ini. Mungkin karna ini hari pertama di minggu ini dan semua orang sibuk menjalankan aktifitasnya.

Aku melangkahkan kaki ku ke arah taman bagian barat, di sana ada anak-anak kecil yang kemarin kulihat. Tapi sekarang tidak ada arsya di sana. Menyedihkan. Tapi tak apalah. Dari pada aku tidak ada aktifitas.

"Hai". Ucapku kepada mereka.
Ada 3 anak laki-laki dan 2anak perempuan yang usianya sebaya.

"Hai kak". Ucap salah satu anak perempuan.

"Kakak siapa ya? Temannya ka alrsya?". Ucap salah satu anak laki-laki di antara mereka dan ia cadel. Rasanya ingin tertawa saat ia mengatakan nama arsya dan bergantibdengan alsya.  Ckck.

"I--". Ucap terpotong.

"Selamat pagi". Ucap seseorang yang baru datang.

WTF --ARSYA.

Tuhan demi apa dia tersenyum?.
Demi apa dia mengeluarkan suaranya?.
Meskipun itu bukan untukku,tapi setidaknya aku mendengar dan melihat semuanya.

"Loh,lo siapa?".  Ucapnya yang sepertinya tersadar jika ada aku di sini.

"Emang dia bukan temen kaka?". Ucap anak laki-laki yang tadi.

"Oh iya,dia temen kaka. Namanya". Ucap nya dan melihat ke arah name tag ku berada.
"Namanya zaskia ". Lanjutnya.

"Rachel". Ucapku.

"Oh iya, rachel".

"Oh ka lachel". Ucapnya cadel.

"Iya rafa ". Jawab arsya.

Oh rafa namanya.

"Kenalin kalian semua, ini ka rachel". Ucapnya.

Kayaknya baru kali ini dia ngomong sepanjang itu. Ucapku dalam hati.

"Ini chel kenalin, rafa". Ucapnya dan mulai memperkenalkan semua anak-anak yang berada di situ.

"Rachel". Ucapku.

"Sandra". Ucapnya bersalaman denganku.

"Rachel".

"Ica ". Ucapnya cempreng.
"Kaka cantik,pacarnya ka arsya ya?". Ucapnya lagi.

"Kita cuma temen". Ucap arsya kembali datar.

Temen. Iya temen. Cuma sebatas temen.
Tapi bagaimana jika gue udah jatuh hati sama lo sya?. Ucapku dalam hati.

"Oh temen". Ucap ica.

"Rachel".

"Fikri".

"Aku ijal ". Ucap salah satu anak laki-laki yang belum aku sapa tapi dia malah nyala duluan. Suka lucu.

"Rachel". Ucapku.

"Udah siang,kaka pergi duluan ya sama ka rachel, tadi kaka bawain sarapan buat kalian,  Sekarang sarapannya ada di dalem. Kalian jangan lupa sarapan ya. Dah". Ucap arsya berpamitan pada mereka semua.

"Panjang juga ngomongnya ". Ucapku tanpa sadar.

"Apa?". Ucap arsya heran.

"Eh,enggak". Ucapku dan segera mengikuti langkah arsya yang sudah lebih mendahului ku.

"Dadah ". Teriakku kepada mereka.

"Dah". Ucap mereka dan sesekali melambaikan tangannya.

"Itu siapa?". Tanya ku kepada arsya saat kami masih jalan bersampingan bukan berdampingan.  Arsya selalu mendahului langkahnya. Bagaimana bisa aku sejajar dengannya.

"Lo ngapain disini?c. Tanya nya balik. Bukannya menjawab pertanyaanku tapi malah nanya balik.

"Gua nanya kok lo malah nanya balik". Ucapku.

"Lain kali kalo gak ada urusan sama mereka gak usah deketin mereka". Ucapnya dan segera pergi meninggalkanku sendiri di atas pertanyaan yang sedang berkeliling di dalam otakku.

"Kok lo pergi sya? Nyebelin". Ucapku.

"Gue gak akan berhenti buat deketin mereka, sebelum lo mau cerita sama gue apa yang sebenernya.". Ucapku seperti berjanji pada diri sendiri.

Hi! BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang