Mending gue gak usah kasih tau mereka sekarang deh. Ujarku dalam hati.
Benar juga,aku harus menjaga rahasia ini. Jika mereka tau,bisa-bisa mereka akan selalu mengikuti kemana pun aku pergi. Mungkin jika suatu saat tiba,aku akan mengatakan semuanya pada felika dan michelle.
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi,dan bu risma sudah keluar dari kelas. Saatnya untuk istirahat di rumah.
"Gue duluan ya". Ucap felika.
"Oke bay". Ucapku dan michelle hampir berbarengan.
Fekika yang sepertinya ada urusan pergi pulang duluan,dan aku dan michelle masih merapihkan buku-buku kami dan memasukkan nya ke dalam ransel yang kami bawa, ada juga sebagian buku yang kami letakkan di loket sekolah.
"Gue duluan ya mich ". Ucapku berpamitan pada michelle yang tampaknya sedang mengerjakan sesuatu.
"Oh?iya. Hati-hati". Ucapnya agak kaget.
"Oke". Ucaoku dan segera pergi menuju loker.
Pintu loker nomor 239 di barisan ke tiga urutan kedua sebelum pojok adalah milikku,di angka tiga sebelumnya adalah loker milik nya. Arsya.
Aku meletakkan buku-buku yang ku rasa tidak perlu aku bawa pulang ke rumah. Karna pasti jika ku bawa ke rumah akan sangat repot karna tas ku yang terbilang cukup kecil.
Aku mendengar langkah yang semakin lama semakin besar hentakannya dari ujung koridor. Awalnya aku merinding,pasalnya disini hanya ada aku saja.
Rasa takut ku seketika hilang karna seseorang yang berjalan yang awalnya ku kira hantu. Ternyata dia adalah pangeran.
"Arsya ". Ujarku pelan di balik koridor
Seperti salting,tapi tak terlalu ku tunjukkan. Aku hanya pura-pura sok sibuk merapihkan buku yang berada di loker ku. Padahal semuanya sudah rapih.
Sekitar lima menit kemudian aku menengok lagi ke arah tadi arsya berada,dia sudah tidak ada. Ada apa ini?
"Oke,oke rileks ". Ujarku kepada diriku sendiri.
"Jangan-jangan. Aduh gila udah jam lima". Ucapku panik dan segera mengunci loker dan lari dari tempat berhantu ini.
Secepat kilat aku langsung sampai di parkiran.
"Laknat banget tuh tempat". Ucapku tergesa-gesa.
Aku tak ingin ambil pusing,daripada ada hal aneh lainnya. Aku harus segera langsung pulang ke rumah. Akhirnya tanpa babibu aku segera masuk kedalam mobil dan secepat mungkin aku harus sampai di rumah.
***
"Emang sekolah non serem ya?". Tanya mbak ita.
Aku sekarabg sedang bersama mbak ita di ruang santai.Sepertinya dia sudah tidak kaku lagi bersama ku. Mungkin hanya di awal saja dia masih kaku,sekarang saja kami sudah berbincang-bincang banyak hal. Dari yang tadi sore aku alami.
"Aku juga gak tau mbak". Ucapku gelisah.
"Non takut ya?". Tanya mbak ita.
Aku bukan tergolong pada orang yang takut pada hal ghaib. Tapi aku masih syok saja .
"Gak usah panggil non mbak, panggil rachel aja". Ujarku.
"Oke rachel". Ucapnya semangat.
Aneh."Kita kan umurnya ga beda jauh". Ucapku.
"Mbak mau ke kamar dulu ya non,kalo mau makan ada di meja makan. Kalo ada apa-apa panggil mbak aja". Ucapnya berpamitan.
"Cie mau ngapain di kamar? Telponan sama pacar nya ya". Ucapku .
Pipinya memerah.
"Segala blushing mbak. Yaudah aku juga mau ke kamar. Selamat bersenang-senang". Ucapku dan segera bangkit dari kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Boy
Teen FictionDi mana saat nya lo ngerasain mencintai bahkan menyayangi seseorang yang ga pernah sadar akan kehadiran lo di sampingnya, sedangkan lo selalu berharap keajaiban akan datang nantinya. Rachel,seseorang yang cantik dan manis,yang selalu setia mencintai...