Chapter 3 : The Trapped

642 88 14
                                    


Kau berhutang sebuah penjelasan Im Yoona."

Bisakah kau menebak siapa itu?

Hm.

Im Siwon.

"Hmm, aku tahu aku berhutang penjelasan padamu Oppa." Hening sejenak, "Sangat banyak penjelasan."

Revenge Love

Yoona berjalan sembari memegangi tas selempangnya yang berwarna hitam. Dengan kaos putih berkerah renda, coat hitam yang panjangnya sebatas paha, celana jeans biru muda , dan sepatu kets putih membuat Yoona tampak menawan. Bahkan tanpa seulas senyumpun Yoona tetap terlihat luar biasa. Rambut hitam yang sudah dulu nya cokelat dirombaknya menjadi hitam sama seperti suasana hatinya pagi ini. Membuatnya tampak semakin menawan.

Yoona berjalan sembari menggumam tak jelas. Berkali-kali umpatan terdengar meluncur dari bibir gadis itu. Hm, terimakasih pada kakak tampannya yang tercinta. Semalaman ia mengobrol dengan Siwon hingga pukul 3 pagi! Berbagai ceramah keluar dari kakaknya tercinta. Dari mulai betapa bodohnya dia, betapa naifnya Yoona, betapa tak dewasanya Yoona, dan berbagai macam ceramah lainnya.

Ia hanya tertidur 2 jam . Sebelum Eommanya membangunkannya. Menyuruhnya cepat bersiap-siap. Karena ayahnya akan mengantarkan dirinya kesekolah pagi ini. Dengan berat hati Yoona beranjak dari kasurnya.

Hm, 2 jam merupakan waktu tidur yang sangat kurang. Dan, ketika seorang Im Yoona kurang tidur. Itu menyebabkan moodnya menjadi buruk.

"Pagi Yoong."

TAP.

Langkah Yoona seketika terhenti. Suara baritone menyebalkan itu. Suara lelaki brengsek itu. Suara rendah yang terkesan berat dan hangat pada saat yang bersamaan. Oh, great! Lelaki itu pas sekali sih? Padahal, ia berniat membuat lelaki itu mencarinya. Ternyata tanpa dimintapun lelaki itu mencari dirinya.Well, itu hal bagus. Berati, sepertinya semuanya akan berjalan lancar.

Yoona mengadahkan kepalanya. Ia menatap lelaki berambut hitam itu. Yoona memiringkan kepalanya, ia menatap dingin lelaki itu. "Ahhh, Annyeong."

Sehun lalu menyeringai. "Kenapa kau datang pagi Hmm? Merindukanku?" goda Sehun.

Yoona memutar matanya, "Aku tidak dalam mood untuk bercanda Tuan Oh." Kata Yoona datar.

"Kau galak sekali sih." Cibir Sehun. Lalu, ada jeda sejenak. Sehun akhirnya membuka mulutnya untuk berbicara. "Apa yang kau maksud dengan balas dendam?"

"Aku terlalu malas membahasnya."

Sehun memutar bola matanya. "Terangkan lebih detail."

"Aku berubah pikiran."

Sehun mengerutkan keningnya. Ia merasa heran. Ada apa dengan gadis yang berambut sama dengannya ini? Bukankah terakhir kali ia bertemu dengannya, gadis itu masih menggebu-gebu ingin membalas dendam? Apa yang terjadi? Gadis ini masih sama dengan gadis menyeramkan kemarin siangkan? Yang berkata bahwa ia ingin membunuhnya? "Apa?"

Yoona mendengus, ia memutar kedua bola matanya. "Kau pabo, tuli, idiot, atau apa?" kata Yoona dengan nada merendahkan. Ia lalu melanjutkan perkataannya. "Aku tak'an membalas dendam padamu." Kata Yoona sembari mengangkat bibir sebelah kanannya.

"W-Wae?" kata Sehun heran. "Waeyo?"

Yoona menghela nafasnya. "Oh God, kau itu memang benar-benar idiot sejati." Hening sejenak. "Aku tak'an membalas dendam padamu. Aku terlalu lelah. Kita lupakan saja semuanya. Anggap semuanya tak pernah terjadi. Anggap kita tak pernah bertemu dimasa lalu. Anggap saja kau tak pernah mengenalku. Jadi... ah, hanya... lupakan semuanya."

Revenge LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang