CHAPTER 8

3.8K 125 1
                                    

Entah semenjak kapan Stevan sudah berdiri di depannya dan belum sempat Carlin menjawab Stevan sudah menindihnya. Dan malam ini adalah malam yang sangat sangat melelahkan bagi Carlin.


Carlin sedang berada di tengah keramaian mall bersama dengan Stevan. Mereka memelih untuk mencari makan siang di mall sekaligus membeli beberapa barang.

Dor...dor...

Suara tembakan yang keras menyebabkan Stevan menoleh. Yang ia lihat istrinya sudah tak sadarkan diri, tembakan itu mengenai perut istrinya dan ia segera mungkin menangkap istrinya agar tidak terjatuh ke lantai mall itu. Beberap bodyguard Stevan langsung bergerak mengejar penembak tersebut.

"Carlin..!!Carlin bangunlahh!!"

Stevan menggucangkan tubuh Carlin yang sudah mengeluarkan banyak darah di perutnya. Stevan segera membawa Carlin ke Rumah Sakit.

"Carlin ku mohon bertahanlah sayangku...jangan tinggalkan aku sayang.."

Ucap Stevan dengan suara bergetar dan air matanya mengalir begitu saja. Hatinya sangat kacau sekarang melihat istrinya tak sadarkan diri dan mengeluarkan banyak darah.
Ia berjanji akan mencari siapa yang berani menembak istrinya itu.

Setelah Carlin masuk ke ruang operasi, Stevan duduk dengan wajah yang teramat sedih. Ia terus mengeluarkan air matanya.

"Stevan...apa Carlin baik-baik saja?"

Stevan menoleh dah melihat beberapa orang berjalan ke arahnya. Ia melihat orang tuanya dan orang tua Carlin. Di belakang orang tua mereka ada Mike dan Laura.

"Aku tidak tau, dokter sedang berusaha menyelamatkan Carlin...."

Ibu Stevan langsung memeluk Stevan. Ia tak tega melihat anaknya seperti ini. Baru kali ini ia melihat Stevan seperti ini. Seperti orang yang tak ada semangat hidupnya.

"Carlin pasti selamat Stev, percayalah. Ia tak mungkin meninggalkan dirimu..."

Giliran Ibu Carlin yang menenangkan Stevan. Stevan tau Ibu Carlin berusaha tegar walaupun dia sangat ingin menangis kencang-kencang melihat anak prempuan satu-satunya tertembak. Bukan hanya itu, Ibu Carlin adalah seoranh dokter. Bukannya ia tak mau menolong anaknya. Tapi ia tak sanggup melihat anaknya dilumuri oleh banyak darah. Ia benar-benar tak sanggup.

Setelah 2 jam menunggu, dokter keluar dengan wajah yang susah diartikan dan membuat Stevan bertanya.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?"

"Kami sudah berusaha menyelamatkan istri anda...istri anda mengalami luka serius dibagian perut yang membuatnya tak sadarkan diri. Dan kandungan istri anda baik-baik saja. Tetapi keadaanya sangat lemah. Jika istri anda sudah siuman segera panggil saya."

"Kandungan? Istri saya hamil?"

Stevan merasakan senang dan sedih bersamaan. Ia senang mendengar Carlin sedang mengandung anaknya. Tapi ia sedih melihat Carlin tak sadarkan diri.

"Kandungan istri anda sudah 1 bulan. Sebaiknya jika istri anda sadar. Jangan biarkan dia kelelahan."

"Baiklah dok, saya mengerti. Apa saya bisa melihat istri saya?"

"Tentu saja, setelah ia dipindahkan ke ruangan pasien. Kau bisa melihatnya. Saya permisi dulu."

Stevan berada di ruangan VIP rumah sakit ternama yang ada di kotanya. Ia melihat istrinya terbaring lemah tak sadarkan diri.
Stevan terus menggenggam tangan istrinya.

Sweet and Cool HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang