Chapter 3

5.6K 167 4
                                    

"I love u carlin, my future."
Stevan tersenyum dan kembali masuk ke mobil. Dan melajukan mobilnya. Carlin hanya membeku di tempat dengan wajah memerah.

Suara dering telepon membangunkan carlin dari tidur nyenyaknya. Ia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan melihat siapa yang berani membangunkannya pagi-pagi begini. Ternyata asistennya yang menelpon.
"Ada apa?" Tanya carlin dengan suara serak.
"Tuan Stevan Madison menunggu anda di ruangan anda sekitar 1 jam lalu hingga sekarang." Carlin yang mendengar suara asistennya di seberang sana mendadak melihat jam yang berada di dinding apartementnya. Iya terbelabak karena melihat sekarang sudah pukul 9 pagi. Carlin langsung mematikan ponsel tersebut dan menuju kamar mandi. Sekitar 15 menit lamanya ia keluar dari kamar mandi dan langsung menggunakan pakaiannya. Carlin langsung melesat menuju butiknya.

Sedangkan di butik. Stevan lelah menunggu carlin di dalam ruangan perempuan itu. Sudah satu jam ia menunggu carlin tapi ia belum juga datang. Apakah mungkin ia sakit karena semalam? Atau ia malas untuk bekerja? Pikir stevan dalam hati. 30 menit sudah berlalu, pintu ruangan itu terbukan dan stevan menoleh ke arah pintu tersebut. Senyuman muncul di bibir stevan ketika melihat siapa yang datang. Siapa lagi jika bukan Carlin Avalee.
"Kau sedang apa disini? Bukankah ini jam kerja? Apa kau tidak bekerja?" Carlin langsung memberi beberapa pertanyaan kepada stevan. Stevan hanya tertawa kecil dan menjawab pertanyaan carlin.
"Pertama, aku kesini untuk membicarakan baju pernikahan kita. Kedua, ini memang jam kerja. Dan yang ketiga, aku adalah CEO dan aku bisa menyuruh sekretarisku ketika aku tidak ada di kantor." Carlin yang mendengar jawaban stevan hanya menjawab dengan mulut berbentuk O.
"Apakah kau secara tidak langsung menyuruhku mendesain baju pernikahan kita?"
"Aku akan sangat senang jika calon istriku yang mendesain baju pernikahan kita."
Stevan lagi-lagi membuat pipi carlin memerah. Carlin berjalan menuju meja kerjanya dengan pipi memerah. Ia langsung mengambil salah satu sketch booknya dan menyerahkannya kepada stevan.
"Itu adalah 5 desain baju pengantin yang pernah aku buat khusus untukku dan calon suamiku saat aku menikah kelak. Dan ternyata aku dijodohkan denganmu."
Stevan yang mengambil sketch book itu dan menatap carlin.
"Dan kau tidak menyesal dijodohkan denganku. Karena kau akan mempunyai seorang suami yang tampan dan baik hati sepertiku." Carlin yang mendengar itu pun tertawa.
"Dasar pria percaya diri." Kata carlin yang masih tertawa. Stevan mengulumkan senyuman entah ia sangat suka melihat carlin tertawa lepas seperti ini.
"Kau jangan senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Cepat lihat desain-desain itu dan berikan pendapatmu." Tegur carlin dengan wajah yang terbilang lucu.
Stevan langsung membuka sketch book carlin. Ia melihat-lihat hasil desain calon istrinya ini. Stevan terhenti di halaman ke-4. Ia sangat menyukai desain carlin yang ini. Tepatnya ia menyukai desain gaun yang akan dikenakan oleh mempelai wanita. Gaun yang panjang melewati mata kaki, belahan di depan gaun dari bawah hingga selutut dan lengan panjangnya hingga mencapai pergelangan tangan. Tidak bisa dijelaskan intinya perfect guman stevan dalam hati.
"Bagaimana dengan yang ini?" Stevan menunjukan desain tersebut kepada carlin.
"Pilihan yang bagus." Carlin mengambil kembali sketch book tersebut dan menyuruh salah satu pegawainya menyiapkan bahan-bahan yang ia perlukan.
"Kau sudah sarapan?" Stevan yang melihat carlin berjalan ke arahnya langsung memberikan pertanyaan. Carlin baru tersadar bawha ia memang belum sarapan dari tadi pagi karena bangun kesiangan.
"Belum, aku bangun kesiangan."
"Ayo kita keluar sebentar untuk makan siang." Stevan berdiri dari duduknya dan bersiap untuk menarik tangan carlin.
"Pekerjaanku sangan banyak Tuan Muda Madison." Carlin menghentikan pergerakan stevan seketika.
"Apa kau mau sakit saat acara pernikahan kita?" Stevan yang terlihat kesal dengan tolakan gadisnya. Bisa-bisanya ia mementingkan pekerjaannya daripada dirinya.
"Apakah kau mau tidak memakai baju pengantin saat pernikahan kita?" Ucap carlin tak mau kalah. Stevan hanya mendengus mendengar ucapan carlin.
"Tidak ada penolakan, kau harus sarapan sekarang. Jika kau tetap menolak aku akan menyeretmu dari ruangan ini." Carlin langsung menatap stevan. Ia merasakan aura yang tidak enak. Bisa di bilang stevan sedang marah kepadanya. Kenapa ia takut dengan lelaki ini? Sebuah pertanyaan muncul dipikirannya. Akhirnya carlin menerima ajakan stevan daripada ia harus diseret dari ruangannya.
"Baikla, tapi berjanjilah jangan terlalu lama."
Stevan yang mendengar jawaban carlin langsung tersenyum. Ia melupakan amarahnya kepada gadisnya dan ia langsung menarik tangan carlin ke luar ruangan.

Sweet and Cool HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang