Seven

523 39 5
                                    


D-day

Aku keluar dari toilet sambil mengelus-elus pelan perutku.

Anggap saja aku beruntung, karena aku diserang diare sehingga aku hanya bisa berada di dalam toilet gereja dan tidak perlu melihat eomma dan ahjussi di depan altar.

Kalau aku melihatnya, aku yakin sekali yang ada diotakku hanya saat aku bersama Yi Fan di depan altar yang sama, dan itu membuatku semakin sakit.

Aku tidak pernah mengalami diare. Maka itu aku sengaja agar hari ini aku menderita penyakit itu. Aku menghabiskan 2 mangkuk ramen kimchi dengan cabe hijau sebanyak-banyaknya, beberapa jam kemudian perutku sakit setengah mati dan sampai sekarang perutku masih terasa panas.

Setidaknya rasa sakit karena diare ini tidak lebih sakit daripada harus menerima kenyataan kalau hari ini aku sudah menjadi adiknya dan harus memanggil ahjussi dengan panggilan yang sama... 'Dad'.

Perutku berulah lagi dan terpaksa aku masuk ke dalam toilet lagi.

Tepat saat aku baru akan duduk, banyak yang masuk ke dalam toilet dan mereka sedang tertawa. Aku sama sekali tidak mengerti bahasa mereka. Bahasa mandarin memang sulit sekali. Aku bahkan tidak berencana untuk mempelajarinya.

"Ahjumma itu keren sekali. Bagaimana bisa mereka bertemu ya?" Kali ini orang Korea yang berbicara. Kurasa bukan dari kelompok orang cina tadi.

"Entahlah. Herannya, anak mereka sudah dewasa tetapi mereka menikah lagi. Kenapa tidak nikahkan saja anaknya? Kulihat mereka cocok juga."

"Oh! Benar sekali. Putranya tampan!"

"Kevin itu kan terkenal sekali di kantor. Anehnya... kudengar dia itu gay..."

"Hey!!! Jaga mulutmu!"

"Aku serius! Dia sama sekali tidak pernah membawa wanitakan? Ayahnya saja tahu kok tentang rumor itu."

"Kau lupa? Dia kan kuliah di Wonju. Bisa saja pacarnya tinggal di Wonju." belanya lagi dan membuatku mengangguk setuju. Pacarnya tinggal di Wonju dan sekarang sudah menjadi adik tirinya. Ini akan menjadi gosip baru di perusahaan mereka nanti.

"Kudengar anak ahjumma itu kuliah dan tinggal di Wonju juga. Gadis itu bukan gadis biasa, dia..."

"Bukan gadis biasa? Tunggu dulu... Dia memang cantik, tetapi dia terlihat sangat biasa saja."

"Memang. Kau tahu Park Jung Yeon dari divisi pajak?" Mendengar nama eonni, sakit perutku mendadak hilang. Gosip di toilet selalu lebih mengerikan daripada di televisi.

"Tentu saja. Si galak itu. Kenapa dia?"

"Dia bilang kalau anak ahjumma itu bernama Kwon Eun Yoo. Aku tidak ingat nama ayahnya, tetapi ayahnya seseorang yang sangat hebat. Bahkan kampus Yonsei di Wonju itu sebenarnya milik keluarga mereka, tetapi dirahasiakan."

Aku membekap mulutku. Ini benar-benar lucu. Eonni tahu segalanya, sedangkan aku tidak pernah tahu apapun.

"Dan ahjumma itu juga bukan wanita biasa. Dia pemilik butik di Jepang. Hebatkan?!"

"Perfect sekali. Ayahnya pemilik perusahaan hiburan, ibunya pemilik butik. Dua anak itu akan sangat hidup berkecukupan! Apalagi Kevin sudah punya jabatan di perusahaan. Sebentar lagi putrinya mungkin akan mendapat posisi tinggi juga di kantor."

"Keren sekali. Aku iri padanyaaaaa!"

Huh? Iri padaku? Aku iri pada kalian karena tidak punya masalah sama sekali sehingga bisa mengurusi kehidupan orang lain. Mereka bahkan lebih tahu daripada aku sendiri. The power of gossip.

Between Time and Promise [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang