Nine

395 39 0
                                    


"Noona..." bisikan pelan itu membuatku berusaha mengumpulkan kesadaranku dengan terpaksa.

"Noona..." panggilnya lagi. Ini bukan suara Jiamin, melainkan suara Yi Fan.

"Noona!" Kali ini suara Jiamin, ia berhasil membuatku membuka mata dan saat itu juga mereka tersenyum lebar padaku.

"Ughhh..." Aku mengerang pelan dan menutup wajahku dengan tangan lagi. Kepalaku sakit dan cahaya dari jendela kamar sangat menyilaukan.

"Noona. Ayo bangun! Kau tidur sudah terlalu lama!" kata Jian Xi dan mengguncang-guncang tubuhku.

"Ayolah noona! Hyung mengajak kita ke Wonju! Ayolah!!" Kali ini ia menarik-narik rambutku.

"Wonju?" Kagetku dan Jian Xi tersenyum lebar.

"Iya Wonju! Tempatmu tinggal. Kau berjanji akan membawaku kesana, tetapi belum kau tepati. Ayolahhhhh!" desak Jian Xi dan menarik-narik pergelangan tanganku.

"Iya iya. Aku memang akan kembali ke Wonju hari ini." jawabku dan Jian Xi terdiam sesaat.

"Kau sudah berjanji tahun ini akan lebih lama di Seoul denganku!" protesnya dan gantian aku yang terdiam, sambil melirik ke arah Yi Fan yang hanya diam memperhatikan kami.

"Pekerjaanku terlalu banyak." jawabku pelan dan Jian Xi mendengus.

"Baiklah. Kapan kau bisa saja Noona." jawabnya dan melangkah keluar kamar. Seperti biasa, dia akan mengambek dan tidak mau bicara denganku selama beberapa jam.

"Kau sering berjanji padanya?" tanya Yi Fan dan aku mengangguk pelan.

"Iya, dan tidak pernah bisa kutepati, selalu saja terjadi sesuatu." jawabku dan tertawa sedih. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk mengingkari janjiku, tetapi keadaan selalu memaksaku untuk tidak bisa menepati janjiku pada Jian Xi.

"Mungkin memang belum saatnya." kata Yi Fan pelan dan tersenyum tipis.

"Untuk apa ke Wonju?" tanyaku dan Yi Fan mengerutkan keningnya.

"Menurutmu untuk apa?" tanyanya sambil mengelus pipiku.

"Hmm..." Aku hanya tersenyum tipis dan menatapnya.

"Siap-siaplah." kata eomma yang berdiri di ambang pintu, membuat Yi Fan menjauh dariku saat itu juga. Wajah eomma terlihat marah, ia masih menatap ke arah kami tanpa mengatakan apa-apa.

"Jangan membuatku semakin merasa bersalah." gumam eomma sebelum akhirnya melangkah pergi.

"Maaf." gumam Yi Fan dan beranjak dari duduknya.

"Maaf untuk apa?" tanyaku dan membuat langkah Yi Fan terhenti, ia mengerutkan keningnya dan menatapku.

"Untuk apa meminta maaf? Eomma saja tidak pernah meminta maaf padamu atas apa yang sudah ia lakukan padamu. Eomma merasa bersalah, tetapi sekalipun tidak pernah meminta maaf."

"Eun Yoo-ah..."

"Sudahlah." tandasku dan beranjak dari tempat tidur kemudian langsung masuk ke kamar mandi.

Aku benci segalanya...

******

"Yaiy!! Wonju!!" pekik Jian Xi senang dan menepuk-nepuk dasbor mobil yang dikendarai Yi Fan.

"Hyung! Kau masih sangat ingat jalanan luar kota ya? Padahal sudah lama sekali kan kau tidak pulang? Hyung paling hebat!" ucap Jian Xi senang.

"Tentu saja. Karena dulu aku senang meninggalkan Seoul dan kembali ke Wonju, setiap aku berada di Seoul, akan terus menghitung hari kapan aku akan kembali ke Wonju." jawab Yi Fan dan membuat Jian Xi menatapnya dengan wajah berbinar.

Between Time and Promise [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang