7

44.8K 1.5K 11
                                    

Author pov.

Kini mereka sudah sampai di sebuah pemakaman.
"Hai pah, anakmu yang paling tampan datang"ucap Rian lalu tersenyum. Mila hanya terseyum.
"Papa pasti kaget ya aku kesini bersama perempuan"
"Kenalin pah,dia Milania Bernath sekretaris aku"
"Hai pak,aku Mila senang bisa berkunjung ke tempat peristirahatan bapak"ucap Milania lalu sedikit tertawa.
"Pah,aku sama Mila pamit dulu ya, nanti kita kesini lagi sebelum acara itu dimulai"ucap Rian lalu berdiri.
"Pak aku pamit dulu ya"ucap Mila lalu tersenyum.
Mereka segera menjauh dari makam itu menuju parkiran.
Jauh dalam benak Milania banyak pertanyaan yang muncul, ia ingin menanyakan semua padanya tapi Mila tak ada keberanian.

***

Milania Pov.

Loh ini kan tempat pemakaman?
Apa dia ingin menguburku hidup-hidup? Ya Tuhan tolonglah aku.
"Kenapa mukamu seperti itu?"ucapnya.
"Aa..aku gak apa-apa"
"Kau takut kalau aku akan menguburmu hidup-hidup"ucapnya,aku tak menjawab ucapannya itu.
"Tenang saja aku tidak sejahat itu, mana mungkin aku akan menguburmu hidup-hidup, aku hanya ingin membawamu kepada seseorang"
'Huft...syukurlah'batinku.
Kami sampai di depan makam.
"Hai pah, anakmu yang paling tampan datang"ucapnya lalu tersenyum, entah kenapa jika melihatnya tersenyum jantungku berdetak lebih cepat jika seperti ini terus aku bisa jantungan mendadak.
"Papa pasti kaget ya aku kesini bersama perempuan"
Aku sedikit kaget mendengar ucapannya.
'Jadi dia belum pernah membawa seorang wanita asing ke makam papahnya'batinku
"Kenalin pah,dia Milania Bernath sekretaris aku"
"Hai pak,aku Mila senang bisa berkunjung ke tempat peristirahatan bapak"ucapku lalu sedikit tertawa.
"Baiklah pah,aku sama Mila pamit dulu ya, nanti kita kesini lagi sebelum acara itu dimulai"ucap Rian lalu berdiri.
"Pak aku pamit dulu ya"
'Sebelum acara itu dimulai?apa maksudnya?'batinku.

Author Pov.

Kini mereka sudah sampai di depan rumah Milania.

"Terimakasih sudah mau mengantarku"ucap Mila lalu segera keluar dari mobil.

"Jangan tidur malam-malam besok kau harus kerja pagi"ucap Rian dengan dinginnya. Milania hanya mengangguk, lalu Rian segera pergi.

Milania segera masuk kedalam rumahnya, ia merebahkan dirinya di sofa.

"Huft...hari yang sangat panjang dan melelahkan"ucapku

***

"Itukan sekretaris Pak Megantara yang genit itu kan"
"Eh iya, kemarin aku liat dia itu pergi berduaan sama Pak Megantara"
"Ih pake pelet apa ya dia bisa memikat hatinya Pak Megantara"
"Dasar cewe penggoda"
Mendengar ucapan para karyawan wanita itu Milania langsung menghampiri mereka.
"Maksud kalian apa berbicara seperti itu, kalau tidak tau faktanya gausah memfitnah ya"ucap Milania lalu segera pergi meninggalkan mereka.
"Ih Pak Megantara mau aja sih sama cewe kaya gitu"
"Iya yah gua heran, padahal Pak Megantara itu kan tidak perduli terhadap wanita"
"Kenapa kalian malah mengobrol disini, ayo kembali bekerja"ucap Rian yang baru saja memasuki kantor.
"Iya Pak Megantara"
Rian langsung menuju lift, dan sesmpainya Rian dilantainya ia melihat Milania menangis. Rian menghampirinya.
"Kamu kenapa menangis?"ucapan Rian membuat Milania kaget dan segera menghapus air matanya.
"Bukan urusan anda, lebih baik anda urusi hidup anda sendiri"
"Kamu adalah tanggung jawab saya, jadi saya harus tau kamu ini kenapa"
"Cukup! Saya mohon jangan ganggu saya dan memperdulikan saya, karna itu membuat saya tersiksa dengan gunjingan mereka kepada saya karna saya dekat dengan anda"ucap Milania dan tak sadar air matapun menetes. Rian tak bisa berkata apa-apa ia segera masuk keruangannya.

Rian segera menelfon suruhannya untuk mencari informasi.
"Tolong kau cari informasi tentang orang yang memfitnah Milania"ucap Rian
"Baik, saya akan mulai mencari informasi di kantor anda dan setelah itu ke orang terdekatnya"
"Cari dengan benar dan bawa orang itu kehadapanku"
"Baik Mr"
Rian memutuskan sambungan telfonnya.

"Maafkan aku Milania, karna sikapku terhadapmu membuat kamu tersiksa,Maafkan aku"batin Rian.
Rian segera melanjutkan pekerjaannya walaupun ia masih tidak bisa berfikir jernih.

***

Ini sudah waktunya makan siang, karna Milania tidak membawa bekal jadi mau gak mau ia harus makan di kantin dan menemui karyawan yang memfitnahnya tadi pagi.
"Ibu aku pesan nasi kaya biasa minumnya es teh manis ya"ucap Milania lalu ioa segera mencari tempat duduk.
"Ih itukan cewe yang genit itu kan"
"Ih iyaa,kok dia makan disini sih ngapain sih, gua jadi gak mood makan deh kalo ada dia"
"Ishh dasar wanita penggoda, jelek aja juga masih cantikan gua"

Mendengar gunjingan mereka, Milania segera berdiri dan meminta ibu penjual nasi untuk membungkus saja makanannya.
"Bu makanannya tolong di bungkus saja ya minumannya juga"
"Ah iya, tunggu sebentar ya neng"

Briyan Pov.

"Ini sudah jam makan siang, mungkin ini waktu yang tepat untuk meminta maaf kepadanya"ucapku lalu segera bangun dari kursi kebesaranku.

Kring...Kring...Kring... (Suara hp)
Aku segera mengangkat telfon yang berasal dari orang suruhanku.
"Ada apa? Sudah kau temukan orangnya?"
"Sudah Mr sebaiknya anda cepat ke kantin kantor"
"Baik, saya segera kesana"
Aku langsung mematikan telfonnya dan menuju kantin.

Sesampainya di kantin semua karyawan kaget dan langsung menyapaku. Aku menghiraukannya langsung menuju orang suruhanku.
"Dimana orang itu dan di mana Milania"
"Orang itu duduk disana dan milania berdiri di depan warung makan itu"
"Baiklah kamu hampiri orang itu dan aku menghampiri Milania"
"Baik"
Aku segera menghampiri milania, ia sedikit kaget saat aku menghampirinya.
"Apa yang anda lakukan disini, ini tempat tidak cocok untukmu seharusnya anda makan direstoran saja"ucap Milania
"Aku harus menyelesaikan masalah ini, jika masalah ini belum selesai dan kau terus bersikap seperti ini kepadaku membuat aku tersiksa"ucapku.
Milania hanya diam mendengar ucapanku, matanya sudah berkaca-kaca.
"Ayo ikut aku" aku menarik lengannya menuju meja itu.
"Jadi kalian yang menggunjing milania dan menyebarkn fitnah yang tidak benar!"
Mereka diam, wajah mereka tegang dan wajahny bercucuran keringat.
"Saya tak menyangka bahwa karyawan saya berperilaku seperti ini, kalian bertiga saya pecat!"
Semua karyawan yang di kantin kaget mendengar kemrahanku, ya ini baru pertamakali aku semarah ini didepan semua karyawan.
"Jangan pecat kami Pak Megan maafkan kami"
"Iya Pak Megan jangan pecat kami"
"Kami minta maaf Pak Megan"
"Pak Megan anda terlalu berlebihan, jangan seperti itu, mereka harus menafkahi hidupnya jika anda pecat bagaimana nasib mereka nanti"ucap Milania, sedikit tersentuh dengan ucapannya aku pun merasa bimbang.
"Baiklah karna ini permintaannya jadi kalian tidak saya pecat tapi jika kalian mengulanginya lagi saya akan langsung memecat kalian dan memblokir kalian agar tidak diterima di perusahaan manapun"
"Ah trimakasih Pak Megan, kami berjanji tidak akan melakukannya lagi"
"Berterimakasihlah kepada Milania, karna dia kalian saya maafkan dan tidak dipecat"ucapku.
"Ayo Milania kita pergi"ucapku lalu menarik milania keluar kantin"

***

Maaf kalo banyak typo gak sempet buat memeriksanya lagi soalnya hehehe.....
Jangan lupa votenya yaa......

My Ceo My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang