Zee masih nungguin gue di UKS ,padahal udah gue suruh buat balik ke kelas, tapi dia nekat. Karena Zee maksa, ya udah gue biarin dia nungguin gue.
Bel pulang sekolah pun berbunyi.
"Kali ini lo ga boleh nolak, lo harus mau pulang sama gue." dengan nada khasnya cuek dan dingin. Gue mengangguk patuh, lalu Zee ngebantuin gue turun dari ranjang UKS.
Yasita datang dengan tergopoh-gopoh sembari membawakan tas gue.
"Gue kaget pas balik ke kelas lo udah ga ada." semprot Yasita kesal, gue cuma nyengir kuda.
"Gue yang bawa dia kesini." ucap Zee cuek.
Yasita baru sadar kalo di UKS ada Zee.
"Ehh lo, kapan ada disini?" ucap Yasita bego, Zee memutar bola matanya.
"Ya udah, gue mau nganterin Lizzy balik, sini tas nya." Zee ngambil tas gue yang ada di tangan Yasita. Yasita mendengus kasar dan memberikan tas gue ke Zee.
"Si Zee cuek banget sih!!" bisiknya Yasita, gue cuma nyengir.
"Gue duluan yaa, Zee jagain Lizzy inget!!" ucap Yasita garang.
"Siap, percaya sama gue." ucap Zee sambil memberikan hormat kepada Yasita.
Yasita pun pergi.
Zee natap gue, gue buang muka.
"Liat muka gue dong." ucap Zee lembut, gue nengok sekilas.
"Apa?" ucap gue datar, Zee tersenyum.
"Sini gue gendong lagi, naik ke punggung gue." Zee membungkuk, gue kaget dan jantung gue copot.
"Ehh, apa-apaan sih, ga usah gue bisa jalan sendiri ko."
"Lo belum sembuh, kalo lo jalan nanti lo bisa pingsan, mau gue kasih napas buatan?" Zee nengok gue dan tersenyum jahil.
"-_-, ga apa-apa nih?serius?"
"Serius, ayo naik." akhirnya gue naik ke punggungnya, gue pun keluar dari UKS dengan keadaan di gendong Zee. Semua orang natap gue sama Zee dengan tatapan mengancam dan membunuh. *secara Zee itu most wanted di sekolah, siapa yang ga cemburu coba*
"Turunin gue, gue malu." bisik gue ke telinga Zee.
Zee ga ngegubris. Zee menatap sinis semua orang yang melihat gue sama Zee dengan tatapan aneh.
Kami pun berpapasan dengan Raihan, dia terkejut dan Zee tersenyum kemenangan.
"Duluan ya bro." ucap Zee memukul pelan bahu Reihan.
Raihan diam membatu dan ngeliatin siluet gue dan Zee sampe bener-bener lenyap.
❤❤❤
Zee pun nurunin gue dan ngebukain pintu mobilnya buat gue. Seperti biasa ,gue sama Zee ga ngomong apa-apa.
Hening...
Gue natap jalanan yang diguyur hujan. Gue natap Zee.
"Zee.." panggil gue, Zee menengok sekilas.
"Hmm.." ucap Zee singkat lalu kembali fokus ke jalan.
"Makasih.." ucap gue parah sembari menahan air mata gue. Zee menepikan mobilnya ke pinggir jalan.
Zee natap gue.
Tuhan, apakah aku jatuh cinta?! ada perasaan aneh di dalam dada ini, jerit gue dalam hati.
"Jangan pernah nangis lagi, gue ga mau liat orang yang bener-bener gue cintai nangis." ucapnya sambil menghapus air mata gue.
Gue pun mencoba tersenyum, Zee kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah gue.
"Zee.." panggil gue lagi, Zee nengok sambil cekikikan.
"Iya, kenapa sayang?" gue tersentak.
sayang? tanya gue dalam hati.
"Ehh..emm, jaket lo maaf belum gue balikin, gue belum sempet cuci." ucap gue gugup, Zee tersenyum dan mengacak rambut gue.
"Ga di balikin juga ga apa-apa." ucapnya sambil tersenyum.
ya ampun senyumnyaa 😍😍 jerit gue dalam hati.
❤❤❤
Gue dan Zee pun sampe di depan gerbang rumah gue, mang Dian segera membukakan pagar rumah. Zee turun dari mobil duluan, seperti biasa dia membukakan pintu mobil buat gue.
"Ayoo turun, atau mau gue gendong lagi sampe rumah?" ucapnya sembari terkikik.
Gue pun segera turun dan dibantu Zee, gue di papah sampe ke depan pintu rumah. Mama membukakan pintu rumah setelah Zee menekan bel.
"Ya ampun, kamu kenapa nak??" tanya Mama khawatir.
"Ga apa-apa ko Ma, lagian tadi udah di kompres juga lukanya sama Zee." gue ngelirik Zee dan Zee bersalaman sama nyokap gue.
"Sore tante." sapa Zee ramah sembari tersenyum sopan ke arah nyokap gue.
"Makasih ya nak Zee, mari masuk dulu." kata nyokap gue ramah.
"Maaf tante, mungkin lain kali Zee main kesini, udah sore juga tan." ucap Zee menolak dengan halus, nyokap gue tersenyum dan membelai rambut Zee.
"Ya sudah, hati-hati di jalan nak." kata nyokap gue, Zee tersenyum dan berpamitan.
"Besok lo gue jemput, tunggu gue sampe dateng." bisik Zee di telinga gue. Gue tersentak dan buru-buru mengangguk.
"Mari tante, permisi. Assalamu'alaikum." pamit Zee.
Gue pun segera naik ke kamar untuk tidur.
Muka Zee, senyuman Zee itulah yg selalu terlintas beberapa hari ini di pikiran gue.
Apa gue bener-bener jatuh cinta sama Zee?pikiran gue melayang dan gue pun tertidur dengan wajah Zee yang hadir di mimpi gue.
❤❤❤
Chapter 5 yang cukup yaa sweet *ahaaa* chapter selanjutnya baper nya ada lahh masih rahasia.. Mngkin Chapter selanjutnya gua update telat mngkin yaa.. Ahh kiss para readers 😘😘😘😘vote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Pantaskah aku bahagia?
General FictionAku takut kau tidak bisa menerimaku saat kau tau keadaanku yang sebenarnya. Apakah kau bisa menerimaku? Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaanku itu. Waktu bergulir begitu cepat,hingga tiba saatnya waktu menjawab segalanya.