Setelah gue tau bahwa gue kena penyakit kanker otak, hidup gue mulai berantakan. Jam makan gue gak teratur, tidur gue gak teratur, napas gue ga teratur *abaikan*
Gue mulai ngerasa putus asa buat hidup, sekarang gue pasrah nunggu keputusan terbaik dari Tuhan.
Gue sembuh? itu mustahil😥, ucap batin gue.
❤❤❤
Hari ini gue maksain buat masuk sekolah, persetan Mama sama kak Rian mencegah gue sekeras apapun, gue bakal tetep pergi ke sekolah apapun keadaan dan kondisinya.
"Lizzy berangkat ya Ma, Kak," pamit gue ke Mama dan kak Rian.
"Berangkat sendiri? Zee mana?" tanya ka Rian.
"Lizzy berangkat sendiri aj--"
"Assalamu'alaikum," teriak seorang laki-laki dari balik pintu.
Gue segera membukakan pintu dan memandang lelaki itu sendu.
Perlukah kamu tau Zee? Kondisi ku saat ini? Apakah kamu akan meninggalkan ku nanti? Tanya gue dalam hati.
Gue menatap wajah Zee dengan tatapan nanar.
"Kenapa? Kangen?" ucap Zee sembari merentangkan kedua tangannya bersiap memeluk gue.
"Apaan sih, ngaco."
Segera gue tersadar dari lamunan gue.
"Ya udah, berangkat sekarang aja ntar kita kesiangan." ajak Zee lalu menggandeng lengan gue erat.
Deg... Deg... Deg...
Jangan tinggalin gue Zee 😢, lirih batin gue.
Berat buat kehilangan lo Zee, lo berhasil ngambil hati gue, dan kini gue ga bisa jauh dari lo, gue gak bisa pergi dari lo, ucap batin gue.
❤❤❤
Zee pun berpamitan ke Mama dan kak Rian.
Kami pun berangkat menuju sekolah, membelah kota Bandung dengan kecepatan rata-rata.
Gue bersandar di punggung Zee, memeluknya erat, seakan esok akan kehilangan Zee untuk selamanya.
Perlahan air mata gue jatuh tanpa gue sadari.
Gue menangis...
Zee pov
Gue menengok bidadari gue yang menyandarkan kepalanya di punggung gue.
Cukup aneh dengan sikap Lizzy hari ini. Tapi gue senang karena Lizzy bersikap seperti wanita lainnya, tidak canggung dan kaku seperti biasanya.
Tapi...
Punggung gue sedikit basah.
Apa Lizzy menangis? Tanya gue dalam hati.
Gue gak berniat untuk menanyakan hal itu, biarlah dia menangis terlebih dahulu. Meskipun sejujurnya gue bener-bener benci saat melihat mata indah itu menangis.
❤❤❤
"Udah sampe sayang," ucap Zee membuyarkan lamunan gue, segera gue menghapus air mata yang sempat membasahi pipi gue tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Pantaskah aku bahagia?
General FictionAku takut kau tidak bisa menerimaku saat kau tau keadaanku yang sebenarnya. Apakah kau bisa menerimaku? Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaanku itu. Waktu bergulir begitu cepat,hingga tiba saatnya waktu menjawab segalanya.