Chapter 9

79 18 22
                                    

      Gue udah siap dengan baju sweater panjang membalut tubuh gue dan celana sampai lutut, yaa udara cukup dingin hingga gue memeluk tubuh gue sendiri. Yasita?? kami janjian di tempat balapan karena Yasita di jemput Zico. Akhirnya gue di jemput Zee, gue nunggu di atas balkon rumah sambil terus memikirkan apa yang dikatakan Raihan tadi.

"Lizzy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lizzy..Ada Zee di bawah, cepet turun.." teriak nyokap gue dari bawah yang membuyarkan lamunan gue.

"Ehh iya ma, sebentar." kata gue sambil membenahi rambut gue yang sedikit berantakan tertiup angin, akhirnya gue mengikat rambut gue kebelakang supaya ga berantakan.

Gue segera turun ke bawah dan sudah terlihat Zee yang menunggu di ruang tamu ditemani ka Rian.

"Tuhh Lizzy udah dateng." kata ka Rian memberi tau Zee.

Zee cengo liatin gue.

"Ekheemmm... Jangan diliatin terus bro." kata kaka gue yang berhasil membuat Zee salah tingkah.

"Ehh, hehe. Ya udah Zee pamit ya Ka, titip salam buat tante." kata Zee gugup, ka Rian mengangguk dan gue pun pergi sama Zee.

"Nihh helmnya." kata Zee sembari menyodorkan helm ke gue, gue ngambil helm yang dikasih Zee.

"Hmmm..sini.." Zee ngedeketin gue dan masangin helm itu di kepala gue.

Zee berhasil bikin gue gugup setengah mati.

"Maaf, kali ini aku jemput kamu pake motor." kata Zee sembari masih membenarkan helm gue karena posisinya kurang pas. Gue tersenyum, setelah selesai gue pun naik ke motor Zee.

"Pegangan yang kuat." kata Zee memperingati. Gue sedikit gugup dan hanya diam tidak menanggapi Zee, ia sedikit terkekeh.

"Nahh seperti ini." Zee narik lengan gue hingga gue memeluknya sekarang, gue sedikit kaget tapi gue segera menetralisir degup jantung gue. Kami pun tancap gas menuju tempat balapan.

❤❤❤

      Sesampainya di tempat balapan gue dan Zee segera turun dari motor dan disambut ricuh disana, gue segera mendekati Yasita, sedangkan Zee sedang bersiap melakukan pemanasan dibantu oleh Zico.

"Yas, gue takut terjadi sesuatu sama Zee.." kata gue parau, Yasita natap gue berusaha menenangkan gue.

"Zee bakal baik-baik aja, selagi lo ada disini dan support dia." kata Yasita meyakinkan gue.

"Tapi Yas, tadi Raihan--" gue pun ngejelasin semuanya tentang Raihan yang ngancem gue di kelas, akhirnya gue nangis sambil memeluk Yasita.

"sttss udah, Zee ga bakalan kenapa-napa, si kecebong loncat itu cuma nakut-nakutin lo aja." kata Yasita menenangkan.

"Tuh Zee dateng, nanti dia khawatir sama lo gara-gara lo nangis." lanjut Yasita sembari mengusap air mata gue.

"Kamu kedinginan ga?" tanya Zee sambil menggenggam tangan gue yang cukup dingin karena udara malam. Gue buru-buru menggeleng, ia meniup tangan gue berulang-ulang supaya tetap merasa hangat.

"Udaranya memang dingin." kata Zee sembari melepaskan jaket yang ia kenakan.

"Gue udah pake sweater, jadi ga terlalu dingin, lo yang harus pake jaket, angin malam ga bagus buat tubuh ." kata gue menolak.

"Udah pake aja." kata Zee sembari memakaikan jaketnya di tubuh gue. Kini Zee hanya memakai baju kaos tipis dengan lengan pendek, gue yakin dia juga kedinginan.

"Tapi lo bakal naik motor, lo pasti bakal kedinginan." kata gue khawatir. Zee tersenyum dan mengelus kepala gue.

"Kamu kehangatanku, selama kamu ada di dekatku kamulah api unggun yang selalu menghangatkanku, kamu lah lampu yang menerangi jalanku, suaramu menjadi lagu penghantar keberhasilanku." kata Zee sembari menatap mata gue lekat, gue terpaku cukup lama karena kata-kata Zee

"Ya udah gue mau siap-siap,jangan pernah lepasin jaketnya." ucap sembari meninggalkan gue bersama Yasita dan Zico.

❤❤❤

Zee pun melajukan motornya dengan sangat kencang setelah bendera yang di pegang oleh seorang wanita dijatuhkan.

Zee dan Raihan melaju secepat angin, bahkan gue pun hampir tidak melihatnya dengan jelas. Semua orang menyoraki masing-masing jagoannya, bagaimana dengan gue? pastinya gue dukung Zee lahh, ngapain juga gue ngedukung kecebong loncat kaya Raihan_- .

Balapan berlangsung beberapa putaran, dan ini adalah putaran terakhir untuk menentukan siapa pemenangnya. Gue meremas tangan Yasita pertanda gue sedang benar-benar tegang.

"Duhh biasa aja kali oyy, tangan gue remuk ntar, abis lo!! gue telen mau?" ancam Yasita, gue nyengir kuda .

      Beberapa lama kemudian gue ngeliat motor Zee yang semakin mendekat ke garis finish, jarak motor Zee dengan Raihan lumayan jauh. Dan semua orang sudah meneriaki nama Zee, berloncat-loncatan seperti pocong kebelingset_- .

Akhirnya Zee berhasil sampai di garis finish dan berhasil mengalahkan Raihan. Gue loncat kegirangan, Zee membuka helm nya dan segera menghampiri gue.

Gue segera menghambur ke pelukannya dan memeluknya erat.

"Aaaaaaaa lo menang Zee." kata gue antusias, Zee membalas pelukan gue dan mengusap rambut gue lembut.

"Berkat lo ada di sini." kata Zee sembari melepaskan pelukan gue, gue tersenyum. Gue memegang tangannya yang sangat dingin karena ulah angin malam.

"Dingin?"kata gue lembut, Zee menggeleng. Gue segera membukakan jaket Zee yang melekat di tubuh gue dan memakaikannya ke Zee.

"Gue cariin susu panas dulu, tunggu disini." kata gue sembari pergi.

"Tunggu." Zee menarik tangan gue.

"Umm..apalagi?" kata gue malas.

"Lo kehangatan gue." kata Zee sembari memeluk gue sebentar dan segera mengantar gue pulang, karena hari sudah malam.

❤❤❤

Kiww.. Kiww.. 😘😘
Readers? Sebenernya sedih gue liat rating yg semakin menurun:(
Ceritanya monoton? Comment please :'( Gue mau memperbaiki kesalahan gue :'(
Makasih yang udah setia mantengin cerita gue.
I love you pull lahh 😘😘😘

Tuhan, Pantaskah aku bahagia? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang