"S-so biggie! Biggie please, Daddy!" Mulutnya menganga, kepalanya mendongak saat dia turun dari mobil. Matanya menjelajah rumahku.
"Kau suka, princess?" Aku mengelus rambutnya. Bella mengangguk dan lebih mendekat kepadaku. Boneka gajahnya masih di tangannya, tidak pernah ia lepaskan.
"Ayo masuk." Bella meraih kopernya dan menyeretnya bersamaku masuk kedalam rumah.
Dia lebih merapatkan dirinya kepadaku saat melihat Mrs. Johnson-nanny ku-berada di ruang tamu, sedang membersihkan meja. Mrs. Johnson tersenyum hangat saat melihat aku dan Bella datang.
"Selamat siang Mr. Bieber, hello Miss..." Dia menghadap ke Bella, yang sedang bersembunyi di lenganku.
"B-bella." Ujarnya pelan.
"Hi Bella, mau teh?" Tawar Mrs. Johnson. Bella mulai membebaskan wajahnya dari bahuku dan menatap pada Mrs. Johnson.
"S-susu?" Pintanya, matanya bersinar penuh harap. Membuatku tertawa kecil.
"Akan siap dalam lima menit." Mrs. Johnson tersenyum lagi dan berjalan kearah dapur.
Aku rasa aku harus membeli semua perlengkapan yang ia butuhkan. Makanan, pakaian, dan mainan.
"Mau melihat kamarmu, Bels?"
"Y-yes please!" Dia melompat-lompat kecil, gigi rapihnya terpampang saat dia tersenyum lebar.
"C'mon, baby."
Aku menuntunnya dan membawa kopernya menaiki anak tangga lalu ke pintu yang berada di sudut ruangan tidak terlalu jauh dari tangga. Membuka pintunya, menampakkan ruangan yang besar. Dengan cat dinding berwarna pink berdominasi putih. King bed berwarna pink soft dan lemari pakaian besar berwarna putih. Meja rias dan bangkunya berwarna putih. Jendela nya memperlihatkan taman belakang, dengan curtain berwarna putih. Di dalam nya lagi ada kamar mandi sendiri dengan bathub berbentuk oval, shower dan closetnya.
"This i-is my r-room, Daddy?" Bella bertanya kepadaku.
"Yes, hun." Aku mengangguk. Bella tersenyum dan lari kedalamnya, melemparkan tubuhnya ke kasur dan mengeluarkan teriakkan kecil.
"I likey, Daddy!" Dia merangkak ke tengah-tengah kasur, lalu berdiri dan melompat-lompat di kasurnya. Dia melempar boneka gajahnya ke sembarang tempat. FYI, dia mengenakan dress sepaha. Dia melompat-lompat membuat dress nya terangkat memperlihatkan sedikit celana dalamnya. Damn.
"Bella, don't do that!" Aku memperingatkannya. Bella berhenti melompat dan langsung terduduk.
"C'mere, ayo ganti bajumu." Aku memberi aba-aba untuk mendekatiku dengan tanganku.
Dia berjalan kearahku. Aku menutup pintu dan membuka kopernya. Aku mengeluarkan legging abu-abu dan T-shirt putih dengan gambar zebra di depannya.
"Angkat tanganmu." Perintahku, dia menurut. Aku menggenggam keliman bawah dress nya dan mengangkatnya keatas sampai keluar dari kepalanya dan tangannya. Menyisakan dia dengan balutan bra dan underwear pinknya. She has a beautiful body, but i'm sure she's a virgin. Yang benar saja, dia berada di panti asuhan sejak bayi. Siapa yang berani menyutubuhi dia.
Aku meraih leggingnya dan melebarkan lubangnya, mengisyaratkan Bella untuk memasukkan kakinya. Dia melakukannya dan aku menarik celananya sampai ke pinggangnya. Lalu aku meraih bajunya dan melebarkan lubangnya lagi dan memerintahkan Bella untuk mengangkat tangannya lagi. Aku memasukkan tangannya dan kepalanya lalu menarik bajunya kebawah.
"Okay, ayo lepaskan kepanganmu." Aku meraih sisir dari meja rias.
Aku duduk di kasur, disusul Bella duduk disamping. Aku duduk menyerong dan Bella membelakangiku.

YOU ARE READING
Little Bella (DDLG-J.B)
FanfictionMy hands might be tiny, but I still can hold Daddy's hands❤ *** Warning: this story contain sexual and strong language, oh plus cute stuff.