"Goodnight, Daddy." Bella tersenyum, Mr. Elle di peluknya. Tapi bisa terlihat, itu senyuman palsu. I know something is wrong with her, and Caro.
"Give me a kiss first, darling." Aku meraih pinggangnya, mendekatkan dirinya padaku. Bella berjinjit dan mencium bibirku.
"Here?" Aku menunjuk pipi kanan ku. Bella menempelkan bibirnya ke pipi kanan ku. "What about here?" Aku menunjuk pipi kiri ku. Bella terkikik dan menciumnya. "This one?" Aku menunjuk hidung ku.
"Only if you kiss me too, Daddy!"
"Of course, baby." Bella berjinjit lagi dan mencium hidungku.
"My turn, okay?" Bella menganggukkan kepalanya. "But close your eyes." Perintahku. Bella menurutinya dan memejamkan matanya. Aku meraih kedua sisi kepalanya dengan tanganku dan mencium keningnya, kedua kelopak matanya, hidungnya, kedua pipinya, dan yang terakhir bibirnya. Aku mencium bibirnya berkali-kali, tidak berhenti sampai dia membuka mata dan tertawa.
"Daddy!" Dia mengalungkan lengannya di bahuku, dengan Mr. Elle masih di pegangnya, menggantung di belakang punggungku. Aku masih mencium bibirnya berulang kali, merasakan mulutnya yang tersenyum lebar dan suara tawa pelannya terdengar. That's what I like.
"What? Daddy can't give his babygirl a kiss?" Aku berhenti dan berpura-pura sedih.
"That is more than a kiss, Daddy!" Bella terkikik.
"Oh really?"
"Yeah, and Mr. Elle wants kisses too!" Dia menunjukkan boneka nya kepadaku.
"Daddy's kisses is about to-"
"Hi Juju, Bella. It's already late, isn't it? We should get sleep, Bels." Caro datang, dengan sippy cup di tangannya. Dia berhenti di depan ku dan Bella, karena kami berada di ambang pintu.
"Oh yeah, Daddy akan membangunkanmu besok pagi, okay?" Aku melihat jam tanganku, menunjukkan sekarang pukul 10:25 PM.
Bella mengangguk dan tersenyum sedikit. Dia memeluk Mr. Elle nya, melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum dan melihat Bella masuk kedalam kamarnya, disusul oleh Caro. Aku menutup pintunya dan berjalan menuju ruang kerja ku.
Jason sudah ada, duduk di sofa dengan rambut berantakkannya. Matanya sayu terlihat lelah. Di sela jari telunjuk dan jari tengahnya terdapat rokok yang menyala tersisa sedikit, membuat ruangan kerjaku berbau rokok.
"You look like shit." Ujarku, berjalan kearah komputerku dan menyalakannya.
"Salah satu anak buahku bertindak bodoh." Jelasnya, alasan dia terlihat kacau. Singkat, padat, jelas.
"You wanna talk about it?" Aku menghidupkan baby monitor.
"Nah, it's fine–"
"C-can I have a blanket, please?" Ucapan Jason terpotong saat kami mendengar suara dari baby monitor.
"No, it's all mine." What?!
"Justin, cepat tampilkan layar CCTV nya!" Jason berjalan mendekatiku.
Aku menghubungkan CCTV ke laptopku sehingga kami melihatnya melalui laptopku. Aku dan Jason menganga ketika melihat Bella terduduk dilantai dengan Mr. Elle di genggamannya.
"But it's c-cold, Caro. Bella hanya ingin– ah!" Kami terkejut melihat Caro yang beranjak dari kasur dan menarik rambut Bella.
"Listen here you idiot, shut your fucking mouth. Understood?!"
"Y-yes, p-please stop, C-caro!" Bella memegang rambutnya kesakitan dan mulai menangis diam.
Aku dan Jason saling bertatapan, terkejut melihat apa yang telah kami saksikan. Jason berlari keluar pintu menuju kamar Bella disusul dengan aku. Jantungku berdebar, mengingat aku telah lebih mempercayai Caro kemarin dibanding Bella. Dia berkata jujur, dan aku tidak mempercayainya.

YOU ARE READING
Little Bella (DDLG-J.B)
FanfictionMy hands might be tiny, but I still can hold Daddy's hands❤ *** Warning: this story contain sexual and strong language, oh plus cute stuff.