(A/N: bagi yang puasa, jangan baca pas puasa yaaa, malem aja bacanya gue saranin wkwk)
Justin Bieber's POV
Aku menganga lalu menggantinya dengan senyuman penuh arti ku. My baby already growing up.
Bella menggigit bibirnya, alisnya mengkerut. Tidak terbiasa dengan perasaan yang baru dia rasakan.
"Your princess part are tingly?" Aku bertanya memastikannya, dibalas oleh anggukannya.
"Oh baby, Daddy will make it good. C'mon." Aku menggendongnya dan berjalan naik tangga. Aku melihat Jason duduk di sofa dari atas tanggaku, sedang menonton TV.
"Aye, Jason!" Aku memanggilnya, membuat Jason menoleh kearahku. "Thanks for taking care of Bella today. Kau diperbolehkan untuk pergi. Jika kau ingin tinggal sementara, tidak apa-apa, tetapi jangan ke atas daerah kamarku!" Aku mengedipkan sebelah mataku kepadanya, lalu berjalan kembali menuju kamarku.
"Don't forget to use condom, you two fuck birds!" Aku mendengar Jason berteriak, aku hanya terkekeh.
"Daddy, what is condom?" Bella bertanya, menggeliat sedikit.
"Forget what Jason said, baby." Aku mencium dahinya.
Aku membuka pintu kamarku, lalu masuk. Menutup kembali pintunya dan menguncinya, memastikan tidak ada yang akan masuk begitu saja.
Berjalan kearah kasurku dan menurunkan Bella agar berdiri dengan kedua kakinya. Aku memegang bahunya dan tanganku yang lain memegang pipinya.
"Do you trust Daddy?" Aku bertanya, Bella mengangguk.
"Say it, baby."
"B-Bella trust Daddy..." Dia memainkan jarinya, wajahnya menunduk. Kenapa dia menjadi... Malu?
Aku mengangkat dagunya, sehingga dia menatapku. Aku memajukan wajahku dan menempelkan bibirku pada bibirnya. Menciumnya dengan lembut.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanyaku, melepaskan ciumannya, Bella menggeleng.
"Bels, I need you to trust Daddy. Never lie to Daddy. Do you really trust Daddy?" Aku bertanya meyakinkannya. Karena aku yakin ini adalah hal pertamanya. Aku tidak ingin menyakiti nya baik fisik maupun perasaannya. Aku bahkan tidak akan mengambil keperawanannya sekarang. Her first time have to be special.
"I trust you, Daddy." Bella menganggukkan kepalanya.
"Okay." Aku mencium kepalanya. "Now, take off your pants, baby." Perintah ku. Bella menurut dan melepas legging putih nya, meninggalkan dia dengan kaus pink dan panties putih. Dia merapatkan kakinya, merasa malu. Kenapa dia harus malu jika dia percaya pada ku? Aku yakin dia mempunyai sedikit masalah dengan kepercayaan dirinya. Diluar sana bahkan banyak wanita di pantai topless. Aku tahu, mereka bukan wanita baik-baik. Namun kepercayaan diri mereka yang ku lihat. Melihat Bella seperti ini membuatku sedih, memikirkan dia yang pastinya sering diejek dengan keadaannya. Membuatnya tidak percaya diri.
"Lay down on the bed." Aku menunjuk kearah kasur di belakangnya. Bella merangkak naik keatas, memberikanku view yang terbaik, her fuckin' good ass.
Dia berbaring diatas kasur. Aku merangkak naik diatasnya, menyangga tubuhku dengan kedua tangan dan lulutku di kedua sisi tubuhnya. Aku mencium bibirnya lagi, menjilat bibirnya meminta masuk. Bella membuka mulutnya dan aku memasukkan lidahku. Tanganku berlari di tubuhnya, sampai di dadanya. Aku meremas sedikit boobsnya dengan salah satu tanganku, membuat Bella mengerang.
Erangannya membuat sengatan geli di tulang belakangku sampai ke milikku. Membuatnya berdenyut dan mengeras. Damn, not now, Justin!
YOU ARE READING
Little Bella (DDLG-J.B)
أدب الهواةMy hands might be tiny, but I still can hold Daddy's hands❤ *** Warning: this story contain sexual and strong language, oh plus cute stuff.