"Daddy, can we go out to the park please?" Bella mengusap dadaku gerakkan memutar dengan jari telunjuk nya.
"You wanna go out?" Tanyaku.
"Yes Daddy, pleaseeeeee!" Bella mulai melompat-lompatkan tubuhnya diatas tubuhku karena dia sedang duduk di atasku. I mean, my díck.
"Baby stop bouncing." Aku meletakkan kedua tanganku di pinggulnya agar dia berhenti, yang mana dia menurutiku. "I'm sorry, Daddy pikir kita tidak bisa keluar sekarang."
"Kenapa?" Dia cemberut. Meskipun dia cemberut, dia terlihat lebih lucu.
"Karena Jason bilang dia dalam perjalanannya kesini untuk menginap."
"Jasey menginap?" Mata hijau kebiruannya mulai bersinar.
"Yeah, Daddy tidak tahu alasannya apa, dia akan memberitahu nanti setelah dia tiba." Aku mengangkat bahu.
"Yeay! We have more friends!" Bella mulai melompat kembali.
"Bella, stop bouncing!" Bella langsung berhenti.
"Sorry Daddy." Bella membungkuk dan mencium kedua pipiku, kening, kelopak mata, hidung, dagu dan bibirku berulang kali. Dia selalu melakukan ini jika dia meminta maaf, tentu saja tujuannya untuk menarik perhatianku. Selain meminta maaf, dia juga melakukannya saat dia berterimakasih kepadaku. This girl is everything.
"Okay, that's enough. Now, time for bath."
Yep, sekarang jam 09:30 AM. Aku membangunkannya setengah jam yang lalu dan dia masih setengah sadar tadi, sampai akhirnya tubuhnya diatasku. Not in sex way, I told ya'll. At least, not yet.
"Um..." Dia menyandarkan pipinya diatas dadaku. "Bisakah Bella mandi nanti sore saja?" Dia menggumam.
"Nanti sore?" Aku mengangkat sebelah alisku. Bella mengangguk pelan, tidak menoleh kearahku.
"Jawabannya adalah tidak." Aku menggeleng. "Sekarang mandi, atau tidak ada chocolate untukmu." Matanya melebar ketika mendengar ancamanku.
"O-okay, okay! Shower now, okay!" Dia langsung berdiri dan berlari ke kamar mandi. Aku terkikik memikirkan betapa cintanya dia dengan chocolate.
Aku beralih ke Oro di kandangnya yang diletakkan di ruang bermain Bella, sambil menunggu Bella selesai mandi. Oro sedang menjilat-jilati bulunya dan melihatku ketika aku masuk, namun melanjutkan kembali aktivitasnya. Aku mengambil mangkuk makanannya dari dalam kandangnya, lalu menuangkan makanannya ke dalam mangkuk. Makanannya berbentuk ikan kecil-kecil seperti sereal, dengan bau yang tidak kusukai. Oro mengeong saat melihatku menuangkan makanannya, dia lapar. Tentu saja, kucing selalu lapar. Aku meletakkan mangkuknya di dalam kandangnya, yang langsung disambar oleh Oro. Mengambil mangkuk yang lain dan menuangkan susu secukupnya, meletakkan kembali di dalam kandangnya. Sebenarnya, aku senang melihat Bella senang dengan kucingnya, hanya saja aku yang lebih merawat kucingnya. Karena jika Bella yang melakukannya, selalu berakhir berantakkan di segala tempat. Terakhir kali aku membiarkannya menyisir bulu Oro, bulu-bulunya berada di seluruh ruangan kerjaku.
Aku kembali ke kamar. Bella masih mandi, terdengar suaranya sedang bermain dengan mainannya kurasa. Dia selalu bermain dengan mainannya ketika mandi.
"Baby, hurry." Aku berkata padanya dari luar kamar mandi.
"Okey dokey whipsy dipsy, Daddy!" Dia menjawab.
Aku memilih pakaiannya dari lemari pakaian. Aku meraih underwear dan bra berwarna putih, sweatpants abu-abu dan crop tee abu-abu dengan gambar setangkai mawar didepannya.
Setelah beberapa menit kemudian, Bella selesai mandi. Keluar kamar mandi dengan handuk membungkus tubuhnya yang basah. Rambutnya terikat, tidak membasahi rambutnya. Aku melepas handuk nya dan mengeringkan tubuhnya.
YOU ARE READING
Little Bella (DDLG-J.B)
FanfictionMy hands might be tiny, but I still can hold Daddy's hands❤ *** Warning: this story contain sexual and strong language, oh plus cute stuff.