Aku memasuki kamar Bella, melihat dia masih tertidur pulas. Aku tidak tega untuk membangunkannya, tetapi ini sudah jam 4 sore, dia harus bangun untuk mandi. Dan jika dia tetap tidur, dia tidak akan bisa tidur nanti malam.
"Bels, c'mon wake up, baby." Aku menepuk-nepuk lengannya. Dia bergerak sedikit dan menggumam tidak jelas. Dahinya mengkerut, tidak rela untuk membuka matanya.
"It's time to take a bath." Aku duduk di tepi kasurnya, lalu mendorong tubuhnya dengan tanganku dari belakang, sehingga dia terduduk, masih memejamkan matanya. Namun dengan ekspresi kesal.
"No Daddyyy, I'm sleepy." Dia melenguh, lalu menguap.
"No princess, it's time to wake up and take a bath." Aku mencium pipinya. "Ayo lepaskan bajumu, angkat tangan." Dia mengerjap kan matanya lalu sepenuhnya terbuka, lalu ia mengangkat tangannya. Aku menarik ujung kausnya keatas, terlepas dari tubuhnya.
"Daddy?"
"Hm?" Aku bergumam sambil melipat selimutnya.
"Where's Mr. Elle?" Tanyanya, melihat ke segala arah mencari bonekanya.
"Daddy tidak tahu, sayang. Kita akan mencarinya nanti. Sekarang ayo berdiri, kau harus mandi."
"No! Daddy, dimana Mr. Elle?! Mr. Elle!" Volume suaranya bertambah saat dia mulai panik mencari Mr. Elle nya.
"Baby, kita akan mencari-"
"Mr. Elle, Daddy! Nooooo!" Bella mulai menangis, menghentak-hentakkan kakinya di kasur. Melempar yang bisa dia lempar dan meremas sprei nya.
"Bella, stop!" Aku memperingatkannya, tetapi dia melempariku dengan bantal.
"Noooo, Bella want Mr. Elle, pleaseeee." Dia merengek, air matanya terus mengalir. Lalu dia menjerit dengan keras.
"Bella Stone, that's it!" Aku berteriak padanya, membuat dia seketika diam tetapi masih menangis pelan.
"What is rule number one?" Aku bertanya padanya.
"D-don't disobey Daddy." Dia menundukkan kepalanya.
"And if you do?"
"I'll g-get punishment?" Dia mendongakkan kepalanya, matanya berair.
"Yes. It's your first day but you already acting like this. Daddy doesn't like it."
"N-no Daddy, please d-don't punish me. I'll be a good girl, yes?" Dia memohon, bibir bawahnya melipat.
"Rules are rules, baby. Sekarang pergi ke pojokkan dan duduk mengahadap ke dinding." Perintahku. Bella perlahan turun dari kasur dan berjalan ke sudut ruangan, menghadap tembok dan duduk di lantai. Dengan balutan bra dan legging abu-abunya. Dia menangis pelan disana.
"Kau akan berfikir disitu sampai kau menyadari apa yang kau lakukan. Setelah kau menyadari nya, kau boleh meminta maaf kepada Daddy." Ujarku, lalu keluar dari kamarnya.
Aku berjalan ke kamarku untuk mengambil baby monitor yang tersambung oleh baby monitor di kamar Bella. Lalu membawanya bersamaku ke ruang kerja ku. Menempatkan baby monitor nya di meja, dan aku duduk di kursi ku. Membuka laptop untuk menyelesaikan pekerjaanku yang hampir selesai.
Suara tangis Bella terus terdengar lewat baby monitor. Oh poor Bella. Aku tidak mau menghukumnya, tapi ini untuk pembelajaran dia.
"I-I'm a bad girl, yes?" Dia bertanya kepada dirinya sendiri, sesenggukannya terdengar. "B-bad Bella! Bella h-hurt Daddy! B-bella meanie butt!" Dia menangis lagi. Aku mendengar langkah kaki dia dari baby monitor, lalu menghilang. Kemana dia?
![](https://img.wattpad.com/cover/103137938-288-k957058.jpg)
YOU ARE READING
Little Bella (DDLG-J.B)
FanfictionMy hands might be tiny, but I still can hold Daddy's hands❤ *** Warning: this story contain sexual and strong language, oh plus cute stuff.