Aldrian pov
Aku berjalan keluar dari kantor untuk menuju ke rumah ibu angkat Marsya. Aku harus bertanya kembali pada ibu mertuaku itu tentang keberadaan Marsya. Saat itu aku bertemu dengan Ratna yang ternyata ada di kantorku.
"Al, kau mau kemana?" tanya Ratna
"Aku harus pergi, ada apa?"
"mamaku ingin bertemu denganmu"
"Aku tidak bisa Ratna, aku minta maaf" Aku berjalan meninggalkan Ratna.
"Tunggu Al" Ratna mengejar aku
Di parkiran mobil, Ratna menahan tanganku.
"Ada apa Ratna, aku sibuk" kataku sedikit kesal
"Bagaimana ini, mamaku ingin bertemu. Kita kan masih bersandiwara" Ratna terlihat bingung.
"Aku akan menelepon mamamu dan minta maaf padanya jadi tolong ya Ratna aku harus pergi" kataku lagi
Aku masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilku menuju rumah ibu mertuaku. Tapi sebelumnya, aku sempat merasa Marsya ada di sekitarku. Aku melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan Marsya.
Aku memejamkan mataku sebentar berusaha menenangkan diriku. Setelah itu aku lajukan mobilku menuju rumah mertuaku.
Sesampainya disana, suasana sangat sepi. Aku keluar dari mobil dan berusaha masuk ke dalam tapi pagar rumah terkunci.
"Marsya, ibu" panggilku
Aku terus memanggil entah sudah berapa lama sampai akhirnya ada seorang tetanga Marsya yang keluar dari rumahnya dan menemuiku.
"Nak Aldrian ya" kata bapak yang merupakan tetangga Marsya.
"Iya Pak" kataku
"Cari siapa" katanya
"Ibu, pak" kataku
"Bukannya sedang ke pemakaman ya? Kok Aldrian bisa disini dan gak ikut kesana? Oh ya tolong sampaikan rasa belasungkawa saya ya karena tidak bisa ikut ke pemakaman. Bapak tinggal dulu ya" bapak itu pergi meninggalkanku sendiri.
Mendengar kata-kata bapak itu membuat jantungku ingin berhenti. Apa ini, siapa yang meninggal. Tidak mungkin Marsya kan. Marsya pasti baik-baik saja. Aku yakin Marsya pasti baik-baik saja. Tidak mungkin Marsya meninggalkanku begitu saja.
"Arrrgghhh" aku harus mencari tahu kebenarannya. Aku berusaha menelepon ibu mertuaku tapi tidak di angkat.
Beberapa kali aku mencoba menelepon tapi tetap tidak di angkat. Sekarang jalan satu-satunya hanya menunggu sampai ibu mertuaku pulang.
Aku tidak peduli jika aku harus menunggu semalaman atau bahkan lebih lama lagi. Aku harus mengetahui kabar Marsya.
Hari sudah malam dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam saat ibu mertuaku pulang. Aku segera keluar dari mobil dan menghampirinya.
"Ibu" panggilku
Ibu mertuaku berhenti dan melihat ke arahku tapi kemudian dia tidak mengubrisku. Dia masuk ke dalam rumah.
"Tunggu ibu" kataku lagi
"Mau apa kamu?" kata ibu mertuaku ketus
"Ibu, dimana Marsya? Bagaimana keadaannya? Siapa yang meninggal bu?" aku mencercanya dengan banyak pertanyaan.
"Untuk apa kau mau tahu, kau sudah membuang Marsya kan jadi jangan tanya tentang Marsya lagi. Marsya udah gak ada" ibu mertuaku terlihat sangat marah dan kesal. Dia segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rumah dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEJATI
RomanceAldrian Brata menyesal sudah terlalu keras kepada Marsya istrinya dan membuat Marsya pergi dari dirinya. Untuk menebus rasa bersalahnya dan karena perasaan cinta yang masih besar untuk Marsya, Aldrian rela menghabiskan waktunya hanya untuk terus men...