kicauan burung terdengar mengusik tidur Junkai, perlahan lelaki tampan itu membuka kedua mata elangnya, meregangkan tubuhnya yang nyaris kaku karena tidur dengan posisi sama di atas sofa kamarnya.
Yah sofa, Thanks to Yuan lelaki manis asing yang mengaku dia pangeran duyung.
Junkai mendudukan tubuhnya lalu menggerakan lehernya pelan, sedikit memijiti tengkuknya juga. Matanya mengedar ke arah tempat tidur yang kosong dan rapih seperti tak di pakai oleh siapapun sebelumnya.
Keningnya mengernyit bingung, dia lalu menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci wajah dan menyikat giginya, percuma kan tampan kalau gigimu kuning dan nafasmu bau, mau di letakan di mana harga diri Junkai yang tinggi?
Setelah beberapa menit dari kamar mandi, Junkai keluar dengan keadaan lebih baik, dia memutuskan untuk keluar dari kamarnya mencari di mana gerangan lelaki manis tapi aneh itu.
Di lihatnya lantai satu kosong (dari depan pintu kamar Junkai kita dapat langsung melihat keadaan di lantai satu)
Junkai menuruni anak tangga pelan lalu menuju dapur
"Pagi Ibu." sapanya saat melihat Ibunya sedang menyiapkan sarapan.
"Pagi sayang, Junkai kau bangun terlambat, tumben?" ujar Ibu Junkai masih sibuk membuat sarapan pagi.
"Aku lelah, oh yah di mana si aneh itu?" balas Junkai lalu mengambil air dingin di dalam kulkas.
Kening ibunya mengernyit, "Aneh? Apa yang kau maksud itu Yuan?"
"Iya."
Ibu kemudian mengangguk sekali, "Dia sedang di teras belakang rumah."
"Ayah dan Taekwon kemana?" tanyanya setelah mengeguk segelas air dan meletakan gelasnya di atas meja makan.
"Mereka pergi ke pusat kota membeli beberapa keperluan kita yang habis."
Junkai tak lagi menjawab namun kakinya membawanya menuju teras belakang rumahnya yang menuju ke pantai.
Saat dia berdiri di ambang pintu, di lihatnya lelaki manis itu memakai baju kaos polos berwarna biru dengan celana pendek yang menutupi hingga di bawah lututnya. Itu baju Taekwon.
Terlihat Yuan tengah duduk di lantai teras lalu mencoba berdiri secara perlahan sambil memegang tiang pembatas.
Junkai menaikkan alisnya heran, namun masih memerhatikan dari belakang sepertinya Yuan belum menyadari kehadirannya.
"Kau pasti bisa Yuan." ujar Yuan menyemangati dirinya.
Yuan mencoba untuk berjalan perlahan, dengan sedikit terseok dan gemetaran, layaknya seorang anak kecil yang baru saja belajar berjalan.
Junkai tidak memutuskan netranya pada lelaki manis yang sedang berjalan dengan sangat hati-hati itu.
Yuan bersorak senang saat bisa mengambil beberapa langkah berikutnya dengan mudah, dan tanpa sadar tingkahnya itu mengundang senyum di bibir Junkai.
Yuan lalu melepaskan tangannya dari tiang pembatas lalu lagi-lagi bersorak.
"Huaaaa aku bisa, ternyata ini lebih muda daripada harus belajar memegang trisula kerajaan."
Lagi kening Junkai menukik bingung mendengar ucapan lelaki itu, tapi senyumnya tidaklah hilang sadar atau tidak.
"Satu du-Kyaaa!" Yuan berteriak sedikit kencang
Namun tiba-tiba matanya membulat saat Yuan mencoba melangkah tanpa berpegangan tubuhnya tak seimbang dan nyaris terjatuh kebelakang.
Yah nyaris, karena Junkai telah mengambil langkah seribu dengan menahan tubuh Yuan yang ternyata jauh lebih kecil dari tubuh tinggi tegapnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Of Mermaid
FantasyYAOI#102 in fantasy (26/04/17) Kisah di mana seorang lelaki tampan yang nyaris tenggelam di lautan akibat terseret ombak, mendapat sebuah ciuman dari seorang Mermaid, di mana jika Mermaid Mencium seseorang berarti mereka di haruskan hidup bersama da...