Mata Junkai mengerjap pelan sebelum benar-benar terbuka, dan netranya yang berwana hitam berbenturan dengan si mungil bermata biru.
"AAAAAA!!!" teriak Junkai spontan.
"KYAAAAA!!!" Yuan terkejut dan ikut berteriak.
Ibu Junkai langsung berlari menuju kamar anaknya saat mendengar suara teriakan dari keduanya. "Kenapa kalian berteriak?"
Junaki melopat dari atas kasur lalu menujuk Yuan yang sedang terduduk di atas kasur dengan wajah imut, telunjuknya mengacung kearah Yuan yang di balas tatapan tak mengerti dadi si mungil, "DIA.. IBU DIA DUYUNG DIA DUYUNG!!"
"Apa kepalamu terbentur sesuatu hm?" tanya Ibu Junkai melihat tingkah aneh putranya yang tiba-tiba histeris.
"Ibu, aku sedang serius. Dia Duyung dia memiliki ekor!!" ujar Junkai lagi dengan nafas menggebu dan mata sedikit melotot, berharap ibunya percaya padanya.
"Ck beristirahatlah, kau membuat Yuan takut." ibu Junkai masuk kedalam kamar anaknya itu lalu mendekati keduanya.
"Tapi aku serius Ibu lihat ini." Junkai lalu mengambil gelas berisi air yang berada di atas meja belajarnya lalu...
Byurrr
Mata Ibunya melotot dengan mulut terbuka tidak percaya melihat Junkai menyiram Yuan dengan air itu, "WANG JUNKAI APA YANG KAU LAKUKAN!!"
"Kenapa ekormu tidak muncul?" tanya Junkai bingung lalu memerhatikan anatomi tubuh Yuan yang masih normal-normal saja.
"Harusnya ekornya muncul, setauku Duyung jika bersentuhan dengan air akan berubah menj-AAAADUH SAKIT SAKIT IBU TELINGAKU ADUH!" Junkai hanya mengadu kesakitan saat Ibunya dengan penuh perasaan menarik telinganya.
Ibunya lalu melepaskan telinga putranya itu, "Rasakan itu anak nakal."
"Aduhhh Ibu telingaku bisa melebar Ibu." Junkai menggerutu lalu mengelus telinganya yang memerah bahkan nyaris putus oleh jeweran maut sang Ibu.
"Sekarang keluar dan cari adikmu itu, ini sudah sore dan dia belum kembali." ujar Ibu Junkai.
Sedangkan sedari tadi Yuan hanya mengerjapkan kedua matanya tak mengerti.
"Tapi dia benar-benar Duyung ibu"
"Duyung kepalamu?! Cepat cari adikmu dia tidak boleh melewatkan makan malamnya."
Junkai lalu berdecak dan mengikuti perintah Ibunya untuk mencari adiknya Taekwon.
Sepanjang perjalanan mencari adiknya di rumah-rumah tetangga (yang kebetulan adalah teman-teman adiknya) mencari keberadaan si adik bungsu tukang makan namun anehnya tetap kurus itu.
"Yak Taekwon-ah Ibu menyuruhmu pulang." ujar Junkai saat menemukan adiknya sedang bermain di taman dekat rumahnya.
"Baiklah."
Taekwon lalu berpamitan pada temannya dan berlari mendekati Hyungnya itu dan mereka berjalan bersama untuk pulang.
"Tae kau percaya duyung itu ada?" tanya Junkai memecah keheningan.
Taekwon terlihat berfikir, "Duyung? Manusia setengah ikan itu?"
"Yah benar."
"Tidak itu sangat mustahil." ujar Taekwon lalu Junkai kembali terdiam.
"Apa mungkin aku hanya berhalusinasi? Atau bermimpi?" pikirnya.
.
.
.
.
.
.
Makan malam di kediaman Wang begitu hangat, Taekwon yang sesekali bertengkar kecil dengan Junkai merebutkan makanan atau gurauan Ayahnya yang membuat mereka tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Of Mermaid
FantasyYAOI#102 in fantasy (26/04/17) Kisah di mana seorang lelaki tampan yang nyaris tenggelam di lautan akibat terseret ombak, mendapat sebuah ciuman dari seorang Mermaid, di mana jika Mermaid Mencium seseorang berarti mereka di haruskan hidup bersama da...