Daren melemparkan semua barang yang ada di atas meja kerjanya. "Arghh.... semua itu tidak akan kubiarkan terjadi" teriak Daren penuh emosi setelah mendengar percakapan Riyandi dan Namira yang tak mengetahui bahwa ponsel Riyandi sedang disadap. Pecahan-pecahan kaca berserakan dilantai. Tanganya yang terluka dan mengeluarkan banyak darah tak lagi dihiraukannya.
"Tidak Namnam kau adalah milikku, takkan kubiarkan siapapun mengambilmu dariku. Apapun akan kulakukan agar kau tetap milikku bahkan jika aku harus menghancurkan seluruh dunia ini aku tak perduli" ucapnya sambil mengepalkan tangannya menahan emosi.
Segera ia menekan interkom yang terhubung dengan sekertarisnya yang berada di luar. Saat membuka pintu Shinta sekertaris Daren sangat terkejut melihat keadaan ruangan dan juga bosnya.
Baru saja Shinta hendak melangkah masuk Daren sudah berkata penuh emosi.
"Panggil Raymon kemari sekarang juga". Perintah Daren tak terbantahkan.
"B...baik pak" kata Shinta terbata lalu segera menghubungi asisten bosnya itu.
Tak butuh waktu lama Ray sudah berada di depan Sinta. Melihat wajah pucat dan ketakutan yang terlihat jelas diwajah Shinta Raymon tahu sesuatu yang buruk sedang terjadi. Tanpa mengetuk pintu Ray segera masuk dan betapa terkejutnya ia melihat keadaan ruangan dan juga bosnya itu.
Terlihat jelas kemarahan diwajah bosnya itu.
"Ada apa bro, loe kelihatan kacau banget, apa si Davina gadis iblis itu membuat ulah lagi". Tanya Ray sambil melangkah mengambil kotak p3k untuk mengobati tangan bos sekaligus sahabatnya itu.
"Jangan sebut lagi nama wanita iblis itu di depan gue karena gue gak peduli lagi apa yang mau dilakuin sama tu orang." jawab Daren masih dengan emosinya
"Lalu kenapa ni...ruangan loe udah kayak habis kena gempa besar". Kata Ray berusaha menenangkan emosi sahabatnya itu.
"Namnam". Kata Daren sambil mengepalkan tangannya.
"Kenapa tu cewek?" tanya Ray yang tak mengerti apa hubungannya antara gadis yang disebutkan namanya dengan kondisi bosnya saat ini.
"Dia akan makan siang dengan keluarga salah satu pria brengsek yang mendekatinya." kata Daren frustasi
Mendengar ucapan sahabatnya itu Ray tak mampu lagi menahan tawanya.
"hahaha".
Ray tertawa terpingkal-pingkal hingga mengeluarkan air matanya. Yang dihadiahi tatapan membunuh oleh Daren.
"Sabar bro" kata Ray di sela tawanya. Setelah mampu menguasai dirinya dan tak lagi tertawa Ray memperbaiki posisi duduknya di sofa di depan sahabatnya itu.
"Sekarang ceritain yang jelas sama gue apa hubungannya Namnam yang makan siang bareng keluarga pria yang suka sama dia dengan loe sampe-sampe kondisi loe ama ruangan ini sama- sama berantakan. Bukannya itu wajar ya...untuk cewek seusia dia?" ucap Ray dan lagi-lagi membuat Daren memberinya tatapan membunuh.
"Namnam milik gue Ray dan gak ada seorangpun yang boleh ngerebut dia dari gue". kata Daren sambil menatap Ray dengan dingin. Beruntung yang mendapatkan tatapan itu adalah Ray karena jika itu orang lain mungkin orang itu akan pingsan seketika.
Ray menatap mata sahabatnya itu mencari kebohongan yang mungkin tersembunyi tapi sayang ia sama sekali tak bisa menemukannya.
"Tapi Ren loe gak tau dia orang seperti apa dan usianya jauh di atas usia loe" kata Ray seakan tak percaya begitu besar efek Namira bagi sahabatnya itu.
"Gue gak peduli Ray beda usia sepuluh tahunpun gue rela asal itu Namnam apalagi hanya berbeda empat tahun. Namnam oksigen gue Ray, gue gak sanggup kalau dia sampe dimiliki orang lain." ucap Daren dan tak terasa air mata jatuh membasahi pipinya.
Melihat sahabatnya Ray hanya bisa melongo dan tak percaya dengan apa yang saat ini dilihatnya seorang Daren Xavier Antoni sang pengusaha muda yang dingin, arogan,sombong dan tak berperasaan menitikan air mata hanya karena seorang gadis yang belum pernah ditemuinya secara langsung.
"Loe serius suka sama dia Ren" tanya Ray sambil berusaha memberi ketenangan bagi sahabatnya itu. Yang di jawab Daren hanya dengan anggukan.
"Ok sekarang loe kasi tahu gue siapa yang bilang sama loe kalau tu cewek bakalan makan siang bareng keluarga pacarnya".
"Bukan pacar Ray tapi laki-laki yang suka sama dia." sewot Daren
"Sama aja dodol, mana ada cewek yang mau diajak makan siang sama keluarga cowok yang bukan pacarnya. Karena mereka udah kenal berarti mereka berdua itu emang pacarnya." Ketus Ray.
"Gue denger sendiri Ray!"
"Maksud loe?" tanya Ray bingung.
"Maksudnya gue taruh penyadap di ruang kerja si manajer pemasaran itu, jadi pas tadi dia lagi ngomong di telepon sama Namnam gue bisa denger semuanya. Parahnya lagi Namnam udah ganti kontaknya." ucap Daren frustasi.
"Gila loe Ren, loe udah bener-bener udah jadi stalker pake acara nyadap ruangan adiknya segala. Ya udah sekarang mau loe gimana nih?"
"Gue mau dia jadi milik gue selamanya Ren." kata Daren dengan tatapan datarnya.
"Ok loe tunggu aja kabar dari gue tapi loe musti siap-siap kalau sewaktu-waktu loe harus kesana" ucap Ray kepada Daren
"Thanks bro, loe emang sohib gue".
"Baru nyadar loe" kata Ray sambil berjalan keluar dari ruangan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STALKER BILLIONAIRE (SUDAH TERBIT) TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE
Romance#Rank 1 ~ Billioner# (18-7-2018) #Rank 2 ~ Arogan# (12-5-2018) #CERITA TERSEDIA DI PLAY STORE# https://book.google.co.id/books/about?id=IRCWDwAAQBAJ&redir esc=y&hl=id Aku hanyalah gadis biasa yang penuh dengan kekurangan apa yang diinginkannya dari...