Part 4

24.6K 1.3K 0
                                    

Author pov

Hari sudah sangat larut namun belum sedikitpun pemuda itu merasakan kantuk. Di kamarnya yang gelap ia duduk sambil sesekali menenggak minuman yang ada ditangannya.

Ada rasa bersalah yang mengganggunya karena telah salah menyakiti orang meskipun itu hanyalah menyakiti secara mental. Ingin meminta maaf tapi itu tak mungkin dilakukannya karena ia adalah Daren Xavier Antoni yang tak pernah meminta maaf ataupun berterima kasih. Bayangan kejadian beberapa hari yang lalu kembali ia ingat.

Flashback on

Daren sangat frustasi karena orang suruhannya belum juga membawa kabar baik untuknya. Dicobanya menghubungi kembali nomor yang sudah sebulan ini ia hubungi namun tak juga digubris sang pemilik nomor. Dalam dua kali deringan terdengar suara dari seberang sana.

"Halo, Assalamu Alaikum"
Sapa orang yang berada di seberang.

Dada Daren terasa bergetar tiba-tiba saat mendengar sapaan halus dari seberang namun emosi sudah menguasai dirinya dan langsung menjawab dengan kasar.

"Akhirnya loe angkat juga telepon dari gue bi**h"

"Maaf  sebelumnya tapi siapa anda sebenarnya dan apa yang anda inginkan dari saya hingga anda terus meneror saya  seperti ini, kalau anda ingin mengerjai dan membuat saya ketakutan maka saya mohon hentikan sekarang karena anda sudah berhasil" ucapnya dengan suara yang bergetar.

"Jangan bersandiwara lagi bi**h air matamu tidak akan menipuku" kata Daren sambil menunjukkan seringai devilnya meski gadis itu tak bisa melihatnya.

"Saya sedang tidak bersandiwara tuan saya benar-benar tidak tahu siapa dan apa yang anda inginkan ." jawab gadis itu frustasi dan air mata yang sejak tadi ditahannya tak mampu lagi ia bendung.

"Tunggu dan lihat saja bi**h apa yang akan gue lakuin sama keluarga loe. Apa yang akan terjadi nanti sama keluarga loe jangan pernah salahin gue karena gue udah kasih loe kesempatan tapi loe sia-siain kesempatan itu"

Mendengar jawaban dan ancaman dari seberang membuat Nami benar-benar frustasi terutama saat ancaman itu telah mengarah pada keluarganya.

"Ada apa bi**h, kenapa loe diam apa loe lagi mikir lagi buat kabur dari gue jangan harap loe bisa. Hm......sekedar saran nikmati hari-hari loe bersama keluarga loe selagi loe bisa" ha.....ha....ha....lalu Daren menutup telepon secara sepihak.

**********
Seminggu sudah sejak telepon terakhir dari nomor yang tak dikenalinya itu setiap hari Nami semakin gelisah. Dari awal ia mendapat teror itu hingga saat ini kehidupan Nami benar-benar telah berubah. Tak ada lagi ketenangan dan kedamaian yang ada hanyalah ketakutan. Bahkan untuk tidurpun rasanya ia tak sanggup lagi apalagi makan.

Akibat teror itu dalam sebulan terakhir ia telah kehilangan beberapa kg berat badannya. Lingkaran hitam dimatanya terlihat dengan jelas. Di kantorpun dia terlihat lebih banyak diam tak seperti biasanya. Ingin ia melaporkan ancaman itu pada polisi namun ia terlalu takut jika nanti orang-orang yang ia sayangi yang akan jadi korban.

*******
Makasih buat yang nyempetin baca cerita gaje ku ini. Kalau ada yang gak sesuai harap dimaklumi karena ini story pertama ku....😘😘😘😘

Awas typo bertebaran.....

Vote and comment masih ditunggu....😁😁😁😁

MY STALKER BILLIONAIRE (SUDAH TERBIT)  TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang