Jecho Pov
Hari dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi itu mengawali perjalanan gue dari rumah yang ada di perumahan 'padat penduduk' ke tempat yang akan gue tuju.
Pertama kali yang gue cari saat memasuki gedung ini, adalah dia..
" Permisi bu, saya Jefri, murid pindahan, kira kira bisa tunjukan dimana kelas yang akan saya tempati bu? " Tanya gue kepada Bu Siti selaku guru piket hari ini.
" Oh kamu, si kembarannya anak IPS yang ganteng itu hehe, sini bareng ibu, ibu bakal nunjukin dimana kelas kamu, karena ibu ada jam juga dikelas kamu pagi ini " Jawab Bu Siti sambil mengarahkan gue pada kelas yang terdapat papan bertuliskan XI-2 IPA.
****
Saat berjalan melewati kelas itu, gue sekilas melihat keadaan didalam kelas melalui jendela, keadaan yang sangat tenang, entah karena mereka terpukau sama gue sesosok lelaki tampan nan menawan atau karena ada sang monster didepan gue.
Saat masuk ke dalam kelas, dan berdiri didepan kelas untuk memperkenalkan diri, para siswi didalam kelas itu malah saling berbisik. Gue yakin sih, mereka ngomongin gue.
Di saat gue memperkenalkan diri, mata gue terfokus pada satu makhluk yang bisa dibilang songong. Karena saat yang lain memperhatikan ketampanan gue, sorry maksudnya mendengarkan gue berbicara, dia malah terfokus pada buku yang ada diatas mejanya itu. Entah apa yang ia baca, namun dapat dipastikan itu buku yang sangat penting bagi dirinya, karena ia terlalu amat serius membacanya. Dan saat Bu Siti memberikan pilihan pada gue, untuk duduk dimana yang gue mau, dengan iseng gue memilih untuk duduk disamping si cewe songong itu. Maka bu Siti pun menyetujui itu. Namun, sepertinya sang empunya tempat duduk sedang mengucapkan kata-kata perpisahan kepada chairmatnya itu.
Dengan raut wajah nakal, gue berjalan santai kearah barisan 4,meja urutan nomor 2 dari belakang.
Setelah berada tepat didepan meja tersebut, gue berdeham untuk mencoba menanyakan tempat duduk yang bakal gue jadiin markas besar itu.
"Permisi, kalian udah ngobrolnya? Lo boleh pindah ke belakang" Ucap gue yang terkesan mengusir,kepada seorang cewe yang bernametag-kan Renata Nadila.
" WEETTS, SIAPA LO? BERANI NGUSIR SAHABAT GUE, " Jawab cewe songong yang gue sendiri masih gatau siapa namanya. Dari penampilannya sih, gue sama dia sama. Sama-sama berantakan.
" Maaf gue ga mood berantem sekarang," Kata gue sambil berkacak pinggang.
" Renata akan tetep duduk disini, tanpa tapi tanpa terkecuali," kekeuh cewe yang bisa gue tebak kepribadiannya.
"Ya terserah aja sih, kalo emang lo mau dapet hukuman dari bu siti gue sih rela-rela aja pindah." Picik gue, sambil melirik kearah sekeliling cewe tengil itu untuk mencari tahu dimana ia sembunyikan namanya itu.
"Reva ada apa ini?" Tanya bu siti sambil melangkah kan kakinya ke arah meja Reva dan gue. Atau mungkin sekarang boleh disebut sebagai 'kita'.
" Ibu, saya bakal duduk bareng makhluk yang saya ga kenal ini?" Tanya cewe songong, yang sekarang gue tau namanya—yaitu Reva— sambil menunjukkan jari telunjuk kearah gue.
" Iya kenapa?kamu ga suka?mau saya suruh bersihin toilet?" ancam Bu Siti, Reva yang mendengar ancaman itu seketika terkejut.
" Ibu mahhh," Rengek Reva sambil menjelek-jelekan wajahnya sendiri.
"Silahkan Renata kamu pindah ke belakang, dan kamu jecho bisa duduk disini" ucap bu Siti.
Dengan wajah penuh amarah, Reva dengan terpaksa mau gamau harus mengizinkan gue duduk bersamanya dipelaminan,eh maksudnya duduk dibangkunya Renata. Gue hanya dapat terkekeuh saat melirik Reva yang sedang mengepal kedua tangannya sekencang dan sekuat mungkin sambil memasang wajah penuh derita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Of You
Teen FictionBermula dari keterlambatan sekolah, yang dikarenakan pembullyan oleh para kakak kelasnya, Reva Amalia Wulandari yang biasa disapa Reva itu akhirnya terpaksa memanjat tembok belakang agar tetap dapat masuk ke kelas. Keterburu-buruan yang ia lakukan m...