Aku senang. Ini romantis. Tanpa menjawab lamaran tidak resminya padaku, ku yakin Mino sudah mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Dia terlalu memahamiku.
"Kau suka kejutannya chagi? Maafkan aku hanya bisa menyiapkan ini." Mino berucap lirih setelah melepas ciuman kami, kemudian dia ganti memelukku erat. Sangat erat. "Kau tau kan perusahaan sedang sibuk-sibuknya. Aku cukup stress. Aku sangat merindukanmu chagi, rencana ini sudah ada sejak sebulan yang lalu tapi maafkan aku karna mengundurnya sampai hari ini. Maafkan semua kesibukanku"
"Gwenchana chagiya, kau masih memperhatikanku di sela kesibukanmu pun aku sangat bersyukur. Kita mencapai keadaan seperti ini juga tidaklah mudah. " Aku balas memeluknya. Mencoba menenangkannya.
Mino melepas pelukannya dan mulai berjalan mengambil cincin yang berada diantara banyaknya mawar ungu favoriteku. Dia tahu segala tentangku. Betapa aku sangat mencintai pria ini ya tuhan.
"Aku tidak yakin kau mempersiapkan semua ini sendiri? Kau pasti dibantu Dara eonnie dan teman-temanku ne?" tanyaku ketika dia beranjak mendekatiku. Dara eonnie, Wendy, Joy dan Seulgi pasti sedikit banyak membantunya.
"Yak kau ini. Aku hanya bertanya untuk mendapatkan barang-barang seperti ini dimana saja. Selebihnya hanya aku yang mempersiapkan ini sendirian. SENDIRIAN ," tekannya ketus. Mino mengambil tangan kananku, menciumnya sebentar dan dengan cueknya memasangkan cincin itu di jari manis milikku. Aku yang terlalu memahaminya hanya tersenyum kecil satu, dua .....
"Aku merindukanmu chagiya, sangat merindukanmu," TIGA.
Aw namjaku {}. Saat-saat seperti inilah yang aku sukai, ketika dia mulai mengeluarkan sifat manjanya kepadaku haha. Setelah cincin itu terpasang, pandangan matanya menatap lurus padaku. "Kau tahu aku sudah meminta izin pada daddymu untuk melamar anak perempuannya. Dan aku sudah bertemu Gray hyung waktu aku pergi ke Jepang bulan lalu, kita mengobrol banyak." Mino mendekat padaku, dia mulai mengelus pelan rambutku. Rasa itu.. Sudah 2 tahun lebih kami saling mengenal dan memahami satu sama lain tapi tetap saja saat-saat seperti ini membuat kinerja jantungku melemah. Dia membawaku ke pelukannya.
"Kenapa kau tidak mengajakku??" bila membicarakan Gray oppa aku akan sedikit emosional. Gray oppa adalah adik Mom satu-satunya. Kenapa aku tidak memanggilnya paman? Karna wajahnya dan umurnya sangatlah jomplang. "Kau tau kan oppa sangat sibuk di sana setelah mengambil alih perusahaan grandpa, aku dan Mom terlalu khawatir bila dia tidak cepat menikah maka tidak akan ada yang mengurusnya di tengah kesibukannya itu :( ."
"Tenang saja Bom nunna akan mengurusnya," jawab Mino enteng. Aku yang mendengar dia berkata seperti itu sedikit merenggangkan pelukan kami dan menyipitkan mataku ke arahnya.
"Ops hehe." Mino yang sadar dia keceplosan hanya tersenyum polos.
"Kenapa kau baru memberitahuku!!!" rengekku dan mulai ku cubit-cubit perutnya. "Aku merasa terkhianati :("
"Stop chagiya, astaga hentikan!! Aw aku juga tidak tahu hubungan mereka apa!! Tapi waktu aku dan Gray hyung sedang makan siang, kami bertemu Bom nunna yang sedang ada pekerjaan di Jepang dan ku lihat diantara mereka berdua ada rasa kecanggungan dan permusuhan yang cukup alot." jelas namjaku sambil memelukku lagi.
"Benarkah? Biar ku tebak pasti ada kejadian yang membuat mereka dalam sebuah kecanggungan seperti itu. Haha aku tidak bisa membayangkan oppa ku yang super kaku berkencan dengan Bom eonnie yang sangat cerewet," ringis ku geli.
"Doakan saja yang terbaik ne," Aku mengangguk samar dalam dekapan hangat tubuh Mino.
"Oh god bagaimana kalau kita menikah besok saja chagi? Aku sudah sangat ingin memilikimu seutuhnya!!" ucapnya frustasi. Beruntung aku berada di dalam pelukannya jadi Mino tidak bisa melihat rona merah di wajahku. Dia senang sekali menggodaku.
Aku mencubit perutnya ganas, "Yak appo (sakit) chagi, kenapa kau malah mencubitku seharusnya kan kita abadikan moment ini dengan mesra-mesranya (?) Ciumanmu tadi sangat menggebu, kau terlihat memang sangat merindukanku atau merindukan bibirku?"
"MESUM," kulepas pelukannya dan ku lihat dia tertawa. "Kau lapar kan? Aku masakkan sesuatu ne." tanpa mendengar jawabannya aku berlari keluar dari kamarnya. Aku sangat malu mengulang kejadian tadi saat aku menciumnya duluan dan nyatanya terlihat sangat agresif.
Aku menuju dapurnya, dapur yang sangat indah tetapi sayang tidak pernah digunakan. Mino tidak bisa memasak. Hanya aku yang menggunakan dapur ini. Dara eonnie pun hanya sebatas mengisi bahan-bahan yang dibutuhkan bila ada niatan tiba-tiba Mino ingin memasak. Cih mana mungkin, tidak akan pernah mau dia memasak.
Dia selalu makan di luar bersama anak buahnya , aku juga sering membuatkan bekal dan mengirimkan ke kantornya. Aktivitas sehari-harinya pun kebanyakan di luar dan hanya perusahaan. Apartement ini pun mungkin hanya dia gunakan untuk tidur. Tapi bila weekend tiba barulah apartement ini terasa hidup karna aku datang berkunjung.
"Apa kau tidak lelah chagi? Kau tadi kan cukup lama menggendong Theo," kurasakan Mino memelukku dari belakang.
Aku membiarkan dia memelukku, "Aniya, kau kan tadi bilang lapar chagiya. Aku akan memasakkan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar ne?"
"Kau memang istri idaman Kwon Irene." Dia mulai menggodaku. Ku sikut pelan perutnya "Yak lepaskan, kalau kau terus-terusan memelukku kapan aku mulai memasaknya ha !"
Aku berteriak kesal, sejujurnya aku tengah menyembunyikan salah tingkahku. Mino melepas pelukannya dan ku dengar dia meringis geli.
"Yak. Jangan berteriak kepada calon suamimu, itu kekerasan batin dalam rumah tangga," Mino ikut berteriak.
Aku yang kaget karna mendengar dia juga berteriak jadi ikut dongkol dan pikiran licikku cepat bekerja. Aku mulai melempari wajahnya dengan sayur-sayur yang mau ku masak.
"Wadaw, Ah yak Kwon Irene hentikan!!!!"
"Rasakan ini rasakan," Aku terus saja menyerangnya dan mulai mengambil air lalu memercikkan ke wajahnya.
"Ampun chagi YAKKK ampuni aku," Hahaha dia merengek dan aku terlalu senang atas kemenanganku. Siapa suruh dia selalu menggodaku dan sialnya aku suka sekali ketika dia menggodaku.
Dapur Mino terasa seperti tempat yang habis terkena badai tornado. Berantakan sekali dan itu adalah ulah kami. Aku tersenyum tipis melihat kekacauan yang kami sebabkan dan mulai akan membereskannya ketika tiba-tiba saja Mino meraih tubuhku ke arah dirinya.
Dia meraih dan menyisir rambut panjangku dari sisi leherku dengan jarinya-jarinya kemudian mulai menciumi daerah sensitifku. (Uhuk)
Aku meletakkan kedua tanganku melingkar di lehernya.
Ciuman Mino berpindah ke bibirku. Mino memulainya dengan lembut. Tapi kelamaan mulutnya kuat dan menuntut. Dia mendorongku ke dinding, menciumku dengan ganas, menjepit bibirku dan membelai lidahku.
Mungkin kami butuh ke kamar.
(Ya Allah maafkan hamba mengetik beginian, sejujurnya kalian bisa bayangin aja part Mino di teaser E atau Mv body dah. DAN HALOOO UDA NONTON TEASERNYA FATE BELUM? WINNER BAKAL COMEBACK DENGAN 4 MEMBER. Sumpah gue kangen nammie hiks, tp ahsudahlah namie uda punya jalannya sendiri, TAPI TETEP AJA KANGEN BROMANCE DIA SAMA MINO aku dari kemarin ngeplay again winner tv dan liat masih ada nam disitu itu bikin aku semacem MTBD "kamu kenapa si baby, sama papa YG diapain? Diancem?" Padahal gak ngira skali loh ya DIA OUT:)) nyesek huhu)
KAMU SEDANG MEMBACA
HALLO
FanfictionIrene Ketahuilah kau adalah anugrah tuhan yang dikirim untuk menemani hidupku yang membosankan ini. Mino Terima Kasih kehadiranmu membawa kesegaran tersendiri untuk hidupku yang juga membosankan ini haha. Cerita ada yang aku private, cuma aku suka...