9

30 4 0
                                    


"Lo itu kayak benang dan gue layangannya. Benang bisa aja putusin diri dan nerbangin layangan lain lalu ngiket ke layangan lain. Lah kalo aku? Aku kalo udah terbang pasti nyangkut-nyangkut trus rusak! Iya rusak kaya hati aku

Pertandingan sengit antar individu ini dilihat oleh banyak siswa dan siswi yang memang sengaja berada di sana.

"Apa kalian siap?" tanya pembawa acara itu.

Keduanya mengangguk mantap. Tadi Anastasya memanggilnya untuk diajak batle dance, tentu saja Zoe menolak akan tetapi, Anastasya mengejeknya dan menyebut dirinya pengecut karena Zoe tidak suka disebut pengecut akhirnya dia memilih menerima tantangan Anastasya.

Untung saja Zoe sering menirukan dance milik Bangtan Boys dan juga sering menyanyikan lirik lagunya jadi Zoe tidak terlalu kahawatir soal itu.

Sedangkan Anastasya sedang mengulum senyum liciknya karena dia beranggapan bahwa perempuan seperti Zoe tidak akan bisa menyanyi ataupun dance.

"Nyalakan musiknya" perintah guru itu.

Anastasya maju ke tengah ruangan latian dance dengan menggunakan trining dan kaus polos berwarna biru. Dia melekuk-lekukan tubuhnya dengan gesit menirukan irama lagu yang sedang di putar, gadis itu yakin jika dia akan memenangkan batle dance ini.

Zoe sedang sibuk mendengarkan dan melihat MV lagu Bagtan Boys yang sangat ia sukai. Zoe tidak memperhatikan Anastasya sama sekali walaupun hanya sedetik.

Anastasya membalikkan jempolnya dan ia tujukan pada Zoe, tentu saja Zoe tidak marah orang Zoe tidak melihatnya.

Musik pun terhenti kini giliran Zoe yang maju ke tengah. Zoe menggunakan trining jugadan kaos berwarna hijau dengan bertuliskan kata 'You Fake'.

Zoe menunjukan wajahnya yang datar, Ia memberi intruksi agar di putar lagu Bts yang berjudul-  Fire. Zoe tersenyum senang.

Zoe mulai mengerakan tubuhnya persis seperti MVnya dia memang sangat hafal karena sering menirukannya. Zoe terus mengerakan tubuhnya dengan lincah tidak perduli sorakan kagum dari penonton.

Karel melihat gerakan dance Zoe sambil berdecak kagum. Tentu saja siapa yang akan menyangka jika perempuan seperti Zoe bisa ngedance seperti itu.

Sepertinya beberapa menit sudah berlalu, saking menikmati musiknya Zoe sampai tidak sadar jika musiknya sudah berhenti. Zoe tersenyum lebar, ia sangat lega karena sudah menyelesaikan tantangan Anastasya.

"Tepuk tangan buat Zoe!!" ucap pembawa acara.

Tepukan yang meriah mengisi ruang dance. Senyum Zoe yang sangat sulit dilihat itupun langsung membuat banyak siswa yang memuji kecantikan Zoe.

"Zoe kenapa kau memilih lagu ini?" tanya Pembawa acara itu.

Dengan ceria Zoe menjawab "Karena saya ngefans sama mereka dan saya juga suka lagunya"

"Kau tadi sangat memukau Zoe" puji Juri yang sedang duduk.

"Terima kasih" Zoe rupanya agak tersipu malu mendengar pujian juri itu sebenarnya bukan juri tetapi dia adalah seorang yang melatih dance di sekolahnya.

"Tidak usah menunggu lama... Jadi siapakah yang menang?"

Juri itu berdiri, tangannya mengambil sebuah edaran kompetisi dance tingkat kota berniat memberikannya pada pemenang.

Juri itu berjalan menuju Zoe, tetapi tidak kunjung memberikan akhirnya dia mendekati Anastasya. Anastasya melirik Zoe dengan lirikan mengejek. Mata Anastasya berkaca-kaca ingin menangis saat Juri itu memberikan edaran itu pada Zoe. Rasanya Anastasya sangat malu bahkan ia berlari sangking malunya.

"Apakah kau bersedia bergabung bersama kami dan bejuang memenangkan lomba ini" kata Juri itu.

Zoe melihat edaran itu dengan ogah-ogahan tetapi, masa iya dia menolak kan kasihan orang yang berada di depannya pikirnya.

"Saya pikirkan dulu" Zoe mengambil edaran itu lalu membacanya dengan teliti sambil berjalan menuju ruang ganti.

****

Di kelas Zoe di serbu beberapa pujian yang di lontarkan oleh teman sekelasnya. Semenjak kejadian tadi Zoe semakin dikenal sampai di pelosok-pelosok sekolahnya.

Seolah tak mengindahkan pujian temannya Zoe melangkah menuju bangkunya. Pada saat sudah sampai di bangkunya Karel tersenyum manis padanya.

Zoe bergidik ngeri melihat wajah Karel, tangannya menyingkirkan tangan Karel yang berada di bangku.

"Lo tadi cantik banget sumpah gue sampai gak habis pikir gadis yang gak punya aturan kayak lo bisa memukau dan menguasai seluruh ruangan dengan gerakan dance lo tadi" Karel mengeleng-geleng kepala mengingat penampilan Zoe beberapa waktu yang lalu.

Zoe menyentil dahi Karel dengan keras, "Lo itu muji atau ngehina, hah!"

Karel nyengir tanpa dosa "Dua-duanya"

Karel menggeser tubuhnya membiarkan Zoe masuk. Zoe melewati Karel lalu duduk di bangkunya.

Zoe menoleh ke arah Karel, zoe melihat secara rinci bagian wajah Karel. Mulai dari hidungnya yang  agak sedikit runcing, bibir kecil nan seksi,matanya agak menyipit, dan Zoe tidak lupa melihat alis Karel yang tebal. Kulit Karel yang putih berbeda dengan kulit Zoe yang agak kekuningan bahkan saat tangan Zoe dan Karel bersampingan malah kulit Karel terlihat sangat mencolok.

Zoe menopang dagunya rambutnya ia biarkan tergerai indah tidak seperti biasanya, senyum tipis membuat wajah Zoe terlihat sangat manis. Ia masih meneliti wajah Karel dan tak menghiraukan bunyi ponselnya.

Karel menghentikan aktivitas menulisnya dan menoleh kearah  Zoe, "Zoe ponsel mu..." ucapan Karel terpotong karena ia melihat Zoe yang sedang menatapnya tanpa berkedip, "Zoe" Karel melambai-lambaikan tangannya ke wajah Zoe.

Beberapa detik kemudian Zoe mengerjap beberapa kali sebelum dia memalingkan muka dan bertanya "Ada apa?" tanya Zoe.

"Lo lagi liatin apa?" tanya Karel

"Hmm..." Zoe meletakan jari telunjuknya di pangkal hidungnya sembari memainkan bibirnya berpikir harus menjawab apa, Zoe mengusap wajahnya gusar, "Gue lagi ... Liatin ... Lalat ... Iya--iya lalat di wajah lo tadi"

Karel mengerutkan keningnya bingung. Karel menatap Zoe dengan tatapan bingung. Zoe menyengir berharap jika Karel percaya alasannya.

Karel menyipitkan matanya yang membuatnya malah terlihat seperti memejamkan mata, Wajahnya ia majukan menjadi sangat dekat dengan wajah Zoe.

Saking dekatnya sampai Zoe bisa merasakan hembusan nafas Karel, Zoe ikut memajukan wajahnya lalu memejamkan matanya. Sontak Karel memundurkan wajahnya, Karel menahan tawanya saat melihat Zoe memainkan bibirnya.

Tetapi itu tidak berjalan lama karena beberapa detik kemudian Karel kembali memajukan wajahnya, jarak diantara mereka kian menipis bahkan sudah tidak ada jarak lagi, Karel memejamkan matanya menikmati ciuman pertamanya dengan

Zoe semakin tengelam dalam kenikmatan sementara. Zoe mengakhiri ciumannya saat dia kehabisan napas. Zoe langsung membuang mukanya menahan malu. Banyak siswa dan siwi yang menonton adegan tadi.

Seperti biasa Zoe menunjukan wajah datarnya walaupun sebenarnya dia sedang tersipu malu. Begitu juga dengan Karel ia juga tersipu malu tetapi tidak pandai menutupinya.

Zoe melirik Karel bertepatan dengan Karel yang juga melirik Zoe, dengan cepat Zoe menghadap ke depan. Malu hanya itu yang Zoe rasakan.

Karel mengambil napasnya dalam-dalam "Zoe tadi ponselmu berbunyi" ujar Karel tanpa menengok Zoe.

"Zoe ada apa?" Karel bertanya saat melihat perubahan eksperesi Zoe setelah mengecek ponsel milik Zoe, tangan Zoe mengepal wajahnya jelas terlihat sangat marah.

"Zoe" panggil Karel.

"Lo gak bisa diam HAH?!!" bentak Zoe


Hai sebenernya gak.mau buat part ini tapi yasudahlah jan lupa Vote and comment

Bad Girl It's My SaetmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang