7

16 5 1
                                    

Karel dan Zoe sudah mencoba beberapa cara agar pintunya terbuka, namun hasilnya tetap sama pintu masih tertutup rapat.

Zoe mengedarkan pandangan mencari benda yang bisa digunakan untuk membuka atau merusak pintu gudang. Zoe tersenyum sambil mengangguk- anggukan kepala kala ia menemukan palu dan cangkul.

Zoe menyenggol lengan Karel, Karel melirik Zoe sekilas, "Apa?" tanya Karel.

Zoe berlari kecil mengambil benda itu, Saat kembali Zoe langsung memberikan palunya ke Karel.

Karel menyerngit bingung "Buat apa?"

Zoe berdecak sebal lalu melangkah maju, Zoe memukul-mukul pintu itu dengan cangkul yang ia bawa sampai rusak. Karel bergeming melihat Zoe merusak pintu gudang.

Akhirnya pintu itu rusak, untunglah pintu itu terbuat dari kayu bukan besi. Zoe mengembuskan napas lega. Zoe berjalan meninggalkan Karel yang sedang mematung melihat keadaan pintu gudang yang mengalami nasib tidak bagus.

Bad Girl

"Zoe!!" panggil Farel.

Zoe berhenti melangkah tetapi Zoe tidak berbalik menatap lawan bicaranya. Farel berjalan menghampiri Zoe. "Lo harus ganti rugi" ucap Farel.

Farel yang terlihat marah dan sebal itu menepuk pundak Zoe sembari berkata "Woi kalo diajak bicara tuh natap lawan bicaranya dong!"

Zoe membalikkan badannya tepat pada saat Farel mendekat. Semua murid menatap mereka dengan tatapan yang beragam.

Farel dan Zoe sama-sama terdiam, kini jantung mereka sudah berdetak tak karuan. Wajah Zoe menempel di wajah Farel. banyak yang mengira mereka berciuman padahal hanya wajah mereka yang menempel.

Untung saja hidung Farel mancung jika tidak mungkin bibir mereka sudah menyatu. Zoe masih terdiam menatap mata Farel, sepertinya udara di sekitar Zoe sudah menghilang pasalnya Zoe merasa jika dia susah bernapas. Wajahnya terlihat sudah memerah, lidahnya terasa kelu untuk mengatakan apapun.

Farel seperti sebuah magnet baginya bagaimana tidak, Zoe ingin bergerak menjauh tetapi kenyataannya adalah tubuh Zoe tidak bisa digerakan. mereka terlaru larut menatap satu sama lain sampai mereka tidak menyadari bila Bu Diana ada di belakang mereka.

"Zoe, Farel! Kalian ini apa-apaan! berbuat hal mesum di tempat umum!" Bu Diana menaruh tangannya di pinggang.

Farel menengok ke belakang. Terlihat wajah garang milik Bu Diana, Farel menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menunduk

"Maaf Bu saya tidak sengaja"  sesal Farel.

Berbanding terbalik dengan Zoe dia hanya memandang Bu Diana dan Farel dengan wajah datarnya. Bu Diana beralih menatap Zoe masih dengan wajah garangnya, sedangkan yang ditatap hanya memutar bola matanya malas.

"Ikut saya!" perintah Bu Diana.

Farel mengikuti Bu Diana dari belakang sambil menunduk. Zoe malah berbalik arah menuju kelas.

***

Di kelas Zoe menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya. kelas Zoe yang sedari tadi riuh menjadi sangat sunyi saat guru mereka memasuki kelas. Tidak ada yang berani membangunkan Zoe dari tidurnya kecuali Karel, ya hanya Karel yang berani membangunkan Zoe, tetapi saat ini Karel tidak ada di dalam kelas alhasil Frido lah yang membangunkannya mengingat Frido adalah Ketua kelas 3 IPA 3.

Frido berjalan sembari mengucapkan doa setiap langkahnya. Frido hanya takut bila Zoe marah dan membentaknya dengan keras. Frido menoleh kearah gurunya sebentar lalu dengan pelan ia menguncang lengan Zoe.

Zoe mengangkat wajahnya, matanya masih belum terbuka dengan sempurna. Setelah mengumpulkan nyawa yang sudah utuh Zoe menatap Frido dengan tajam.

Sontak Frido menunduk, jantungnya sudah berdetak tak karuan bahkan perutnya terasa sangat mulas ketika matanya bertemu dengan tatapan yang Zoe berikan.

"Makasih!" Zoe menepuk bahu Frido pelan.

Frido membulatkan matanya mendengar ucapan Zoe. Zoe lantas tertawa hambar melihat ekspresi lucu Frido.

"Ya terima kasih karena udah bangunin gue sebenernya gue tadi pura-pura tidur hehe"  Frido lantas tersenyum simpul mendengar ucapan Zoe barusan.

"Frido silahkan duduk! dan untukmu Zoe silahkan cuci wajahmu dengan air agar kau tidak lagi mengantuk!" perintah guru itu.

Zoe mengangguk lalu ia mengajak para kakinya untuk balapan menuju kamar mandi.

It's My Seatmate

Zoe mengetuk pintu Karel berkali-kali berharap empunya rumah membukakannya. matahari nampak sudah tergantikan oleh sinar bulan purnama yang sangat indah.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah Zoe mengetuk pintu itu lagi sampai terdengar suara deru motor memasuki perkarangan rumah Karel.

Zoe memutar bola matanya malas, Untuk apa Zoe mengetuk pintu rumah Karel berkali-kali, orang Karelnya sedang keluar mangkanya tidak ada yang menyahuti.

Karel mendekati Zoe dengan senyum manis miliknya. "Udah lama Zoe?" tanyanya tanpa dosa.

Zoe berdecak "Baru nyampe kok Rel tenang aja" ucapnya dengan senyum dipaksakan.

"Tangan gue sampai kempor dan gue udah lumutan begini dibilang baru cih" gerutu Zoe.

Karel tersenyum dan tangannya terulur mengacak rambut Zoe yang membuat Zoe terdiam, akhir-akhir ini sifat Karel sepertinya banyak berubah.

Tangan Karel memutar gagang pintu dengan mudah tanpa bantuan kunci memang, sedari tadi Karel tidak mengunci pintu rumahnya. Karel menginjakkan kakinya ke dalam rumah meninggalkan Zoe yang berada di belakangnya.





Hai semua maaf yah baru update karena paketan abis. Bentar lagi bts comeback yey!!!

Oiya jan Lupa Vote and comment dan saran ditunggu ya  Maapkan bila typo

Salam hangat dan sampai jumpa lagi dadah

Zhafirahila :*

Pembuatan: 20 maret 2017
Publish:    September 2017

Bad Girl It's My SaetmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang