Part 2

6.9K 953 40
                                    

Hari-hari kemudian terasa sedikit berbeda. Yoongi sudah latihan seperti biasa. Dia juga tidak terlalu mendapat perlakuan khusus dari para member karena mereka sesama namja. Ya, member yang lain berfikir kalau Yoongi itu kuat, meskipun beberapa kali mereka harus menoleh menatap Yoongi. Takut jika dia tiba-tiba pusing atau pingsan.

Yoongi berterima kasih pada perlakuan teman-temannya dalam hati. Dia berterima kasih pada Jin-hyung yang selalu memperhatikan makannya, seolah-olah tahu ada janin yang perlu mendapat nutrisi yang baik dari ibunya. Lalu ada Hobi yang selalu mempertahankan moodnya, Rapmon yang selalu bisa menjadi partner kerjanya, JK dan V yang selalu melatihnya menjadi Ibu yang baik dengan dua anak bandelnya.

Yoongi terkesiap.

Ia baru menyadarinya. Semua hal yang membuatnya senang pada perlakuan temannya dipengaruhi oleh kehamilannya. Ia senang dengan kehamilannya.

Ia...senang?

Satu hal yang Yoongi sendiri tidak tahu jawabannya, dia selalu bersandar pada Jimin saat ketidaknyamanan pada kehamilannya itu kambuh. Dan Jimin selalu bisa mengobatinya dengan segala perlakuan sederhananya. Yoongi sadar betul itu sangat aneh. Dia bahkan lupa kalau dia menjadi begitu manja jika sudah bersama Jimin. Hanya saat bersama Jimin.

Pipi Yoongi seketika merona.. Dia tidak lupa kalau dia namja, kan?

Yoongi menunduk malu sekarang.

Di sebuah meja, di dalam kafe di dekat jendela, di hadapannya terdapat sebuah susu hangat rasa vanilla. Dia sendirian sedang mengerjakan lagunya. Di dalam layar handphone yang dia taruh di dekat cangkirnya terpampang sebuah pesan dari kontak bernama Jimin.

From : Jimin

Kau kemana, hyung? Kau bersama manajermu kan?

Handphonenya bergetar lagi...

From : Jimin

Dia dalam perjalanan ke tempatmu. Kau hati-hati ya, hyung. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian. Jangan pingsan, disitu tidak ada aku :p

"Sialan." Umpatannya tak mampu meredam degup jantungnya yang sudah berkaraoke dengan meriah.

Perutnya juga tampak tergelitik. Wajahnya sudah merah padam. Hati kecilnya sebenarnya tahu Jimin hanya bercanda, tapi entah kenapa dia senang saja.

"Anak ini tahu siapa ayahnya."

Tiba-tiba dia merasa sedih. Anak ini tahu, tapi ayahnya tidak. Yoongi mendapatkan anak ini demi menyelamatkan reputasi dan kehidupan ayah dari anak ini. Ayah anak ini tidak akan tahu. Dia tidak sadar malam itu. Dia khilaf. Yoongi tidak akan membiarkan ayah ini tahu dan mengingatnya. Yoongi tidak akan membiarkan siapapun merasa bersalah dan menderita karenanya.

Ya, sejak awal ini karenanya.

Karenanya juga sang Ayah dari anak yang dikandungnya diobat dan hampir dijebak.

Karena dia punya rahim makanya anak ini bisa ada.

Karenanya...

Kemudian Handphonenya bergetar lagi..

From : Shin Gu-hyung

Aku sudah di depan.

Setelah membayar, dia segera berjalan ke tempat manajernya berada. Di dalam mobil dia membuka bungkusan yang manajernya simpan di balik dashboardnya. Buku KIA a.k.a kesehatan ibu dan anak. Buku ini disimpankan oleh manajernya karena dia tidak mungkin menyimpannya di dorm.

Ini sudah dua minggu sejak pertama kali Ia periksa.

Di perjalanan, Yoongi mencoba terlelap. Ia merasa berdebar-debar. Ia akan segera menggugurkannya. Ia akan kembali normal. Ia juga akan mengoperasi rahimnya. Ia akan kembali normal.....

DEG.....DEG

DEGDEG...

"AAAH!"

Perutnya terasa sedikit kencang. Sukses mengagetkan dua namja yang ada di dalam mobil itu. "Kenapa?!"

Shin Gu menepikan mobilnya, menatap sepupu sekaligus atasannya khawatir. Namun namja cantik dihadapannya hanya menggeleng. Kemudian dia melanjutkan perjalanan lagi.

Shin Gu tidak tahu. Kali ini Yoongi sangat berdebar-debar. Ia berdebar ketakutan. Ketakutan yang selama ini tidak pernah ia fikirkan.

Janinnya bergerak.

Dua kali....

Dan insting seorang ibu terhadap anaknya tidak pernah salah.

"Min-ssi, Selamat. Anak Kembarmu dalamkeadaan sehat dan tumbuh dengan normal."

tbc~

:)

My Twins BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang