Part 19

5.8K 798 43
                                    


Selesai dari piknik, Yoongi, Nana, dan Jihoon kembali ke mobil mereka untuk pulang ke rumah Nana. Sebelumnya mereka sempat mampir ke toko pakaian bayi dan anak-anak. Mereka membeli banyak sekali baju dan celana serta beberapa bantal dan selimut untuk persiapan si kembar. Kapan lagi Yoongi bisa memilih pakaian-pakaian ini jika bukan sekarang.

Sesampainya di rumah Nana, Yoongi segera mengambil segelas air putih sedangkan Nana mengantarkan Jihoon yang tertidur ke kamarnya.

"Yoonji-eonni, kau benar-benar cantik." Ujar Nana sembari membuka file-file hasil jepretan kamera SLRnya di laptop.

"Kau sedang memuji hasil karyamu, kan?"

Kemudian mereka tertawa.

Saat mulai larut dalam kegiatan menonton hasil foto-foto, sesuatu di bawah tempat duduk Yoongi bergetar membuat Yoongi dan Nana menoleh.


"Bukankah itu Handphonemu?"

Yoongi terkesiap. Ia baru ingat kalau sejak kemarin malam hingga sore ini tidak menyentuh handphonenya sama sekali. Dan betapa terkejutnya dia saat membuka screenlocknya. Ada 234 panggilan tak terjawab dan hampir dua ribu chat belum terbaca.


Saat Yoongi dalam mode terkejutnya, sebuah panggilan masuk tak sengaja terangkat membuat Yoongi dan Nana bertatapan panik. Terlebih saat jari yang bergetar itu tidak sengaja menekan loudspeaker.



"MIN YOONGI KAU DENGAR AKU?! KAU DIMANA HAH?!"



Kalau Nana tidak sedang mengusap punggungnya saat ini, Yoongi pasti sudah melempar kotak bundar itu dan menangis lagi.

"Jimin..."


"MIN YOONGI KAU—"

"Jiminie..."

Kemudian Yoongi merasakan aliran hangat melewati pipinya.


"Oh astaga.. Ya Tuhan.. Kau baik-baik saja kan? Katakan kau dimana? Min Yoongi...."


Dan bodohnya Yoongi tidak segera menjawab pertanyaan Jimin, malah terisak hingga menciptakan kepanikan di sebrang sana.

"Oh, God. Aku akan melacakmu sekarang. Pastikan kau aman—"

"Tidak. Aku akan pulang, Jiminie. Tunggu aku di halte depan."


TUUT


Kemudian Yoongi segera berjalan menuju kamar tamu dan mengganti semua pakaiannya serta menghapus riasannya. Dengan tanpa membawa belanjaannya, dia berjalan ke halte depan, diantar Nana kemudian menaiki bus menuju ke haltenya. Entah bagaimana, bus yang dia tumpangi kosong sehingga tak ada yang mengenali wajahnya yang sudah basah oleh air mata.



Sesampainya di halte, tubuhnya langsung diselimuti oleh jaket tebal dan ditarik oleh seseorang yang bentuk tangan dan aromanya dikenali olehnya. Park Jimin. Namja itu sudah menariknya menuju ke lift dan membawanya ke lantai dimana dormnya berada.


Dan sepanjang perjalanan dalam lift, pelukan seorang Park Jimin tak pernah terlepas dan sukses membuat jantung Yoongi berdegup dua kali lebih ekstrim.

"Kau tau, hyung. Berduet dan berkencan itu dua kalimat yang berbeda arti." Bisik Jimin disela-sela pelukannya. Yoongi terdiam.



Saat dia memasuki dorm, kelima member bangtan sudah bergantian mencoba memeluk seorang Min Yoongi, namun selalu berhasil dihalangi Jimin. Namja tampan itu segera membawa Yoongi ke kamarnya dan memintanya untuk beristirahat.

Lima orang tadi kembali berebut mendekati Yoongi yang kali ini hanya dibiarkan Jimin. Mereka berlima sudah bergantian menyerukan kegelisahan dan kekhawatirannya. Yoongi hanya mampu mengucap maaf dan terima kasih saja.

Setelah ke lima member itu menyelesaikan urusannya, Jimin kembali mendekat dengan wajah tanpa ekspresi. Ditatapnya Yoongi yang sedikit takut menatapnya balik.


Jimin menggeser posisi tidur Yoongi, sementara dirinya ikut berbaring disebelah Yoongi. Namja itu menaruh salah satu lengannya untuk menjadi bantalan kepala Yoongi sedangkan tangan lainnya menarik Yoongi untuk memiringkan badannya, menghadapnya.


"J-jimin.."

"Ssstt..."


Park Jimin mengeratkan pelukannya, membuat Yoongi tergoda untuk menempelkan wajahnya di dada bidang yang ada di hadapannya. "Jangan lakukan ini lagi."

Yoongi mendongak untuk menatap Jimin. Jimin balik menatapnya dengan sorot mata yang sendu.


"Kau hampir membuatku menyesal seumur hidup..." Ucap Jimin kemudian kembali merengkuh tubuh seorang hyung yang lebih tua dua tahun darinya. "Aku hampir bersumpah tidak akan pernah berduet dengan siapapun jika terjadi sesuatu padamu."

"Jiminie.."


"Hyung, tolong dengarkan aku. Tidak ada satu yeoja pun yang sedang ingin kukencani, dan tolong bedakan mana berduet dan mana berkencan."

Yoongi menatap Jimin. "Bukankah kau menemuinya sebelum rekaman?"

"Tentu saja, kami harus berlatih membagi nada. Oh ayolah, hyung, tak ada yang tidak kau ketahui tentang aku! Seharusnya kau paham itu. Kufikir kau sudah paham saat menyuruhku berhati-hati hari itu."

Hampir saja Yoongi tersenyum mendengar jawaban Jimin. Namun namja cantik itu memilih untuk mengeratkan dirinya pada seorang Park Jimin. Jimin yang menerima perlakuan itu segera ikut mengeratkan pelukannya dan mengusap-usap surai hitam lembut yang ada di depannya.



Hingga kemudian, terdengar dengkuran lembut dari tubuh yang direngkuhnya. Min Yoongi tertidur, dan Jimin tersenyum karenanya.

"Kau bahkan belum makan malam."

Dia tersenyum dan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah cantik yang terpejam damai di dalam rengkuhannya.


Chup..



Sedikit lama Jimin tempelkan bibir tebalnya di kening indah seorang Min Yoongi itu. Tak ada perlawanan tentunya, dan Jimin tersenyum lagi.

"Satu hal yang kau tidak ketahui tentang aku, hyung." Jimin mengecup kening itu lagi....



"Aku tahu sesuatu yang kau tidak beritahu padaku."










tbc~

HAPPY SATNITE EVERYBODY~~

My Twins BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang