Mereka sudah menjalin persahabatan yang cukup erat. Berbagi semua hal, atau lebih tepatnya Yoongi berbagi semua hal pada anak itu.
Yoongi tidak tahu nama sebenarnya anak itu, tidak tahu bagaimana keluarga anak itu, tidak tahu latar belakang anak itu. Yang ia tahu hanyalah anak itu adalah sahabatnya yang selalu ceria dan berhasil menarik Yoongi ikut menjadi keceriannya, yang ia tahu hanyalah anak itu dihadirkan tuhan untuk menjadi sahabatnya.
3 Years Later
"Yoon." anak itu menyebut nama Yoongi dengan nada sendu.
"Ada apa ? Kau tidak pernah bicara dari tadi. Kau sedang sakit." Yoongi meraba kening anak itu.
"Ani ... hmm hanya saja...,"
"Mint ? Ada apa ?" Terlihat jelas bahwa Yoongi khawatir, pasalnya anak itu tidak pernah seperti ini. Diamnya sedari tadi membuat Yoongi bertanya-tanya.
Ia bangkit dari kursi itu dan berdiri dihadapan Yoongi.
Tubuh gadis kecil itu membungkuk sambil berkata, "Yoon mau kan memaafkanku. Kumohon besok sore datang kesini, aku ingin memberitahukan sesuatu pada Yoon," suaranya bergetar mencoba menahan sesuatu.
Yoongi meraih pundak anak itu kemudian berdiri dan menegakkan tubuh gadis kecil itu."Wae ? Kau sakit ya ? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya. Katakan padaku ada apa ?"
Air matanya menetes. Dia tidak berani memandang Yoongi.
"Ohh aku tahu, besok hari ulang tahunmu. Kau ini, bukankah aku selalu ingat ? Tenang saja akan aku belikan hadiah lagi. Kali ini pasti akan lebih 'sangat kau sukai'." Yoongi mengacak rambut hitam pendek anak itu sembari tertawa gemas.
Namun setelah mmeperhatikan anak itu lebih dalam, tampaknya bukan soal ulang tahunnya yang ia maksud.Yoongi berhenti tertawa dan sangat bingung melihatnya.
"Aku, a--aku harus pulang, ibu pasti mencariku. Ada banyak pekerjaan di rumah. Aku harus membantunya. Aku pergi dulu, dan jangan lupa untuk datang besok." ia kembali menunduk dan pergi dari hadapan Yoongi.
Yoongi masih mematung disana. Apa yang terjadi pada sahabatnya itu, ia bersikap aneh sekali. Tidak pernah satu kalipun Yoongi melihatnya semembingungkan ini.
'Wae ? Ada dengan Mint ? Dan kenapa ia minta maaf ? Dan kenapa ia menagis. Aku kira ia adalah orang yang sangat kuat, tetapi dia bisa menangis juga rupanya. Tapi ada apa ?' Pertanyaan terus muncul di kepala bocah laki-laki 11 tahun tersebut.
Ia melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Cuacanya benar-benar dingin, mungkin karna ini akhir musim dingin, musim peralihan ke musim semi.
Ia membuka pintu rumahnya. Selangkah demi selangkah ia sampai di kamar.
Kamar itu begitu luas, nuansanya menyenangkan dan penuh dengan warna-warna yang menyatuh satu sama lain.
Ia membuka mantelnya kemudian menjatuhkan tubuhnya di kasur."Hmm, ada apa dengan Mint ? Aku sangat khawatir padanya."
'Lagipula kenapa dia memintaku untuk datang besok. Bukankah aku datang hampir setiap hari ? Dia bersikap sangat aneh kali ini.'
Ia memeluk lututnya dan memejamkan mata, kemudian memulai perjalanannya kedunia dimana semua hal bisa terjadi.
.
.
.
Sinar matahari menyilaukan mata Yoongi. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum kemudian membuka sempurna mata itu.
Ia bangun, dan melangkahkan kakinya yang masih belum kuat berdiri dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
---

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Love [END]
FanficEntah mengapa mereka merasakan sesuatu yang begitu dekat mengikat mereka. Andai saja keluarga gadis itu tidak memutuskan untuk pindah ke Seoul. Andai saja ia tidak terlambat saat hari pertama ia sekolah. Andai saja ia tidak menabra...