Chapter 16

3.7K 399 40
                                    

Yoongi's Pov.

Titik titik cahaya itu.

Mengapa sangat indah dan selalu memunculkan rasa hangat saat di pandang.

Tidak ada hal lain yang bisa kulakukan saat sendirian selain terdiam memandang langit seperti sekarang ini.

Hanya menerawang jauh melihat langit hitam yang dihiasi cahaya gemerlap itu. Jika saja dia masih hidup.

Semoga.

Berarti sekarang kami memandang langit malam yang sama saat ini.

Apa dia memikirkanku ?

Jawabannya, aku tidak tahu.

Akhir-akhir ini aku terselimuti rasa takut. Rasa takut suatu hari nanti aku melupakannya.

Pasalnya yang ada dalam pikiranku akhir-akhir ini hanya seorang Park Hyeri.

Aku tidak ingin melupakan Mint.
Aku sungguh tidak ingin.

Tapi, Park Hyeri. Gadis itu, membuat segalanya berbeda.
Apa sekarang hatiku sudah mengizinkan gadis itu masuk tanpa sepengetahuanku ?

Tidak boleh.

Yang hanya akan ada dalam hatiku hanya Mint.

Tidak ada yang lain.

---

Sekarang masih pukul 8 malam. Jadi kuputuskan untuk keluar sebentar, sekedar mencari udara segar.

Aku melajukam mobilku dengan kecepatan normal.Kemana lagi, kalau bukan sungai Han.

Hanya tempat itu yang bisa menenangkanku.Tempat yang menjadi saksi bisu atas hidupku dulu. Hidupku yang hancur.

Kuparkir mobilku di taman di area sungai Han.Aku keluar dari mobil.Kurapatkan jaket yang kukenakan untuk menjaga tubuhku tetap hangat diluar sini.

Di sekitar sungai Han sedikit sepi. Tidak seperti biasanya.

Terus kulangkahkan kakiku sambil memperhatikan sekeliling.

Bruukkk !!!

Seseorang menabrakku. Aku dapat mempertahankan posisiku sekarang tapi orang itu tidak, ia terjatuh.

Penampilannya sangat aneh. Berpakaian serba hitam. Baju hitam, celana jeans hitam, topi hitam, sneakers hitam dan masker hitam yang salah satu sisinya tergantung di telinganya.

Ia memegangi lututnya. Aku yakin ia pasti terbentur cukup keras.Saat kucoba untuk membantunya, gadis dengan potongan rambut sebahu itu sesegera mungkin memperbaiki maskernya dan berdiri tanpa bantuanku.

Ia merapatkan topinya, aku sama sekali tidak bisa melihat wajahnya.Perlindungannya sangat ketat.

Ia menunduk "mianhe." Samar-samar aku bisa mendengarnya minta maaf. Lalu dia pergi tergesa-gesa

Aku merasa ada yang aneh dengan orang itu. Setidaknya itu yang kurasakan saat melihat tingkahnya.

---

Sekarang kududukkan tubuhku di tempat biasa. Melihat lampu-lampu kota itu bersinar warna-warni.

Kurogoh saku jaketku untuk mengambil ponselku. Kupandang ponsel itu sebentar. Membuka ikon pesan dan mengetik sesuatu disana.

Aku hanya berfikir untuk memanggil seseorang bergabung denganku disini. Jika saja ia tidak sibuk seperti biasanya.

Setelah kutekan tombol kirim kumasukkan kembali ponsel itu ke saku jaket.

Miracle Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang