Part 1

82 18 3
                                    

Justin menatap pemandangan yang terpampang jelas disampingnya, pohon pohon cemara yang tertutupi salju bahkan tanah dibawahnya juga ikut tertutupi. Ia menyandarkan punggungnya pada senderan kursi kereta. Mata hazel-nya tertutup secara perlahan.

"Aku akan kembali dan melamarmu Eve."

Kemudian mata hazel-nya kembali terbuka. Pandangannya menjadi sayu. Betapa menyedihkannya hidupnya. Harus meninggalkan kekasih yang sangat dicintainya hanya karna merantau untuk mencari uang di luar negeri. Kalau saja ia terlahir dari keluarga terpandang ia tak perlu beradu nasib di luar kota hanya untuk menikahi kekasihnya. Tapi dia Pria yang kuat dan mandiri. Sejak kecil ia tak pernah merengek pada Ibunya hanya karna ingin dibelikan Ice Cream. Dia tidak begitu. Justin Drew Bieber pria yang genap berusia 18 tahun itu terlahir dengan pria yang kuat dan mandiri. Pria yang tak mengandalkan orang lain. Dia juga terlihat sangat tampan hanya saja pakaiannya yang lusuh membuatnya tak menarik.
Memorinya terlempar pada beberapa jam yang lalu,

"Berjanjilah saat kau pulang nanti segera melamarku, Just." Ujar Gadis cantik bernama lengkap Roselina Eve. Mata biru cerahnya menatap Justin penuh harap.

Justin mengapai jemari Eve lalu digenggamnya dengan erat. "Aku berjanji Roselina Eve, setelah aku pulang aku langsung melamarmu.. jangan biarkan laki-laki manapun menyentuhmu! Kau hanya milikku."

Gadis cantik bertubuh mungil itu terharu mendengar penuturan manis kekasihnya dengan segera ia memeluk tubuh pria itu erat.

Justin turun dari kereta cepat itu, tangan kirinya memegang koper besarnya tempat baju-bajunya berada dan sebelah kanannya memegang kertas bertuliskan sebuah alamat rumah. Bibir nya yang sedikit tebal itu mengulas senyum, "aku akan cepat Eve, setelah ini kita akan menikah. Tunggu aku!" .



To be continued..

Christmas EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang