Cella mencoba fokus dengan pelajaran Pak rudy yang sumpah begitu membosankan.
Tapi suara berisik dibangku sebelahnya sangat mengganggu."Aga! Wey! Ngapain sih lo-"bisik Cella.
Agatha melirik sebentar kearah Cella. Lalu menunjukan ponsel pintarnya.
"Belajar lu Ege, kok malah nge-game ih"
"JANGAN BERISIK SAAT PELAJARAN SAYA"
Suara melengking pak Rudy mengagetkan Cella dan Agatha."Tuh kaan, simpen dulu handphone nyaa~~ ntar bukan lo doang yang kena gue juga kena nanti" ujar Cella lirih.
Agatha memutar kedua bola matanya.
"Ck lo diem aja mangkannya jangan berisik! Udah kalo mau belajar sana belajar sendiri""Tapi kan nanti Gu—"
"Agatha Dan Cella silahkan berdiri" Ucapan Cella terpotong oleh perintah Pak Rudy.
Cella otomatis berdiri sesuai instruksi dan Agatha mengikuti setelahnya.
"Keluar dari kelas, bersihkan Aula sekarang" pak rudy mengusir dengan gerak tangannya.
"Yaelah masa Aula sih pak!" Agatha protes.
"Kenapa? Gak mau aula? Yaudah tolong bersihkan perpustakan sekolah , rapikan buku sesuai tempatnya juga genre bukunya. Jangan lupa pel dan sapu. Sana cepet!"
Cella melongo "mabok ini orang" begitu pikirnya.
Sebelum Agatha protes lagi, Cella lebih dulu membekap mulut nyinyir Agatha dan mengamit lengannya. Setelah mengucap permisi Cella menyeret Agatha keluar kelas.
"Lo apaan sih! Ntar kalo gue mati kehabisan napas gimana?!—Assh"
Sentilan keras mendarat dimulut Agatha.
"Mulut lo bisa diem gak! Ini semua gara-gara mulut lo yang gabisa direm ini- aaah! Mood gue rusak pagi pagi!" dengan langkah berat dan sedikit dihentakan Cella berjalan mendahului Agatha menuju Perpustakaan.-💭-
Waktu seakan berjalan sangat lambat. Cella masih berkutat dengan buku-buku yang biasanya sangat dicintai Oleh Cella—tapi sekarang terasa sangat memuakan.
"PEGEEEL!!" erang Cella yang langsung terduduk lesu bersandar dirak buku.
"Ini semua gara-gara lo. Gamau tau! Lo aja pokoknya yang ngeberesin! Gue laper mau ke kantin. Daah~~ semangat yaa"
Agatha yang sedang menyusun buku di rak atas hanya menghela napas berat.
"Untung cewek"-💭-
Cella hanya mengaduk-aduk es teh manisnya yang sudah 10 menit yang lalu dia pesan.
Pikirannya melayang saat Agatha mengucapkan bahwa dia menyukai jennie dan meminta bantuan Cella agar Jennie dan Agatha bisa dekat, waktu itu.
"Gimanapun, Gue gak bisa ngalahin pesona Jennie"
"Aduh apaan sih jennie tuh sahabat gue dari kecil, harusnya gue gak boleh ngerasa iri begini"
Cella menggelengkan kepalanya, lalu meminum es teh manis nya.
"Cella? Kok sendirian?"Lelaki bersurai hitam itu duduk didepan Cella, dengan senyum yang mengembang wajahnya.
"Iya, Aga lagi dihukum. Kak can juga tumben kekantin?"
Candra, senior Cella. Parasnya yang tampan membuat dia dikenal seantero SMA pelita. Berbakat, juga baik hati. Hampir separuh wanita dilingkup sekolah menaruh hati padanya.
"Iya, laper. Dari studio langsung kesini. Eh nggak tahu-nya ketemu bidadari"
Makjang, disebut bidadari aku sama diaa.
Hati Cella bergemuruh kegirangan."Apaan sih kak. Dari studio? Barusan latihan ya buat pensi bulan depan? Ciee Kak Can mau lulusan~ Jadi mahasiswa deh, ketemu kakak senior cantik cantik. Pasti seneng!" Cella membayangkan dirinya jika kelak menjadi mahasiswi.
"Enggak tuh, aku malah sedih"
Dahi Cella berkerut, "kok sedih sih? Kenapa?"
Candra menatap lurus kemata indah Cella.
"Aku sedih karena gak bakal bisa ketemu kamu lagi"Seketika ribuan kupu-kupu seperti berterbangan di dalam perut Cella.
"Nanti kalo Aku kangen gimana Cel? Mau ya jalan bareng sama aku"
Stop kak can, gue bisa pingsan disini nanti repot!
Tiba-tiba Seorang wanita berparas Ayu menepuk pundak Candra akrab.
"Kak can kok berduaan sih sama Cella. Aku enggak diajakin nih?"
Tatapan Cella jatuh pada perempuan dibelakang Candra "jejen! Sini gabung aja, gue kira lo ada kegiatan di klub tari kayak biasanya"
Jennie tersenyum bangga "udah selesai! Eh, Kak Can jadi nyanyi kan waktu pensi? Sama siapa? Nanti Kak Candra lihatin aku nge-dance ya "
Selalu seperti ini, Cella akan terabaikan jika Jennie bergabung. Ini hal yang biasa terjadi, seakan mengerti keadaan, Cella akan lebih banyak diam dan Jennie otomatis mendominasi percakapan.
"Iya nanti aku lihatin kamu ngedace, Cella nggak ikut teater kayak dulu ya. Gak asik ah, aku enggak bisa ngelihat Kamu akting" Wajah Candra berubah lesu.
Sebelum Cella menjawab, Jennie sudah mendahuluinya.
"Kak can liatin aku aja mangkannya"
Dari jauh Agatha memperhatikan kedekatan Jennie dengan Candra.
Semangatnya pudar melihat Jennie yang banyak tersenyum ketika bersama Candra.Rasa iri berkecamuk dihatinya.
"Memperjuangkan lo apa harus kayak gini?" -Agatha
---
Maaf ya gue ngepost part ini berkali-kali.
Entah kenapa wattpad gue kayak nya eror gitu jadi kepotong ceritanya.Sekali lagi maaf ya.
Thankss😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
Teen FictionMencintaimu bagai air laut, pasang surut selalu ada tapi air laut tidak pernah berubah rasa. -Crycella ^^^