iga'

42 8 13
                                    

Jennie berdiri didepan cermin. Wajahnya terlihat kesal. Berkali-kali dia bertanya pada Cella yang sedang terpaku menatap layar laptopnya yang menampilkan sekumpulan pria-pria tampan yang sedang bernyanyi dan menari dengan energik.

"Cella! Gue jelek ya??"

"Enggak, Lo cantik banget" jawab Cella sambil terus menatap layar laptop nya.

"Cell yang bener!!"

"Beneran"

Tiba-tiba Jennie menutup layar laptop Cella.
"E lo apaan sih! Duuh bentar lagi BTS tampil niih, masa gue gak ngelihat calon suami gue perform yang bener aja dong!" Cella berusaha merebut Laptop kesayangannya dari tangan Jennie.

"Ya lo masa cuekin gue! Gue tanya gak dijawab"

Cella mengembuskan napas berat, tangannya dipukulkan ke kasur empuk berseprai merah maroon.

"Gue udah jawaaaabbbb"

"Ya kalo gue cantik! Kenapa kak Candra gak suka sama gue?! Gue kurang apa sih Cell!! Huhu.." Jennie terduduk dilantai, memeluk lututnya sendiri.

"Yaudah sih, kalo Kak Candra-nya Gasuka sama lo. Terima aja tuh Agatha. Kasihan lo gantungin mulu, keburu kering" Cella kembali mencoba merebut Laptop kesayangannya. Dan, Dapat.

Senyum kecilnya mengembang setelah melihat Boyband yang amat ia idolakan tampil dengan baik.

"Tapi gue maunya Candra, Cella!! Apa gue pake pelet aja ya?"

Bugh

"AAAW!" Jennie meringis kesakitan sedetik setelah sebuah Bantal besar mendarat diwajahnya.

"Ih lo apaan sih kok anarkis gini?! Kekerasan dalam pertemanan ini namanya! Gue tuntut mau lo?! Bantet Gila emang!"

Bugh

Kali ini bukan bantal yang mengenai kepalanya tapi boneka gajah kesayangan Cella yang sukses mendarat dikepalanya.

"Lo yang gila!! Cantik-cantik tapi main dukun! Untung cuman gue yang denger, coba kalo Candra atau orang lain yang denger? Habis lo jadi bahan gosip! Mau lo jadi gosip disekolah? Terus besok dimading ada berita "sebuah kejutan, Jennie si queenka sekolah ternyata bersahabat dengan dukun" Mau lo?! Jaga ya omongannya!!"

Jennie menunduk.

Terlihat seperti seorang ibu memarahi anaknya karena menghabiskan uang jajan yang harusnya bertahan 1 minggu namun habis dalam sekejap (ini real life Author. Maaf ma :v)

"Iya iya maaf.. Ya lagian kak candranya cuek gitu ke-gue. Gue kan jadi penasaran!"

Cella menutup matanya, kepalanya pening memikirkan Satu temannya ini.
"Bodo amat jen ah, ganggu banget lagi nontonin calon imam gue juga. Sana-sana balik ke kamar lo sana!"

Tangan cella menunjuk pintu kamarnya.

"Yee, orang sipit juga diliatin" Jennie menggembungkan pipinya lalu melenggang santai, keluar dari kamar Cella.

"Wey tunggu deh.." Langkah Jennie terhenti dan menoleh kebelakang. Menatap Cella.

"Apaan?"

"Lo barusan, ngomong apa?"

"Ngomong apaan?"

Cella bangkit menghampiri Jennie yang masih termangu diambang pintu.

"Ooh, Cowo sipit itu? Emang sipit kan"

Tak.

"Aakkhh. Kok disentil sih!"

"Ngaca dong lo, mata cuman segaris juga ngatain orang sipit. Sana-sana ke kamar lo sana ngaca"

Pintu tertutup. Meninggalkan Jennie yang misuh-misuh karena ejekan Cella.

-💭-

Aga baru saja memarkirkan motornya. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Aga!"

Agatha refleks menoleh, senyumnya mengembang setelah melihat seorang yang memangilnya.

"Jejen!"

Jennie tersenyum simpul, "masih naik motor ga? Pagi pagi? Tahan gitu nungguin macet?"

Agatha mengangguk "iyalah, jangankan nungguin macet, nungguin lo peka juga sanggup gue"

Jennie memukul lengan Aga gemas.
"Kelas bareng yuk Jen"

"Heey, lupa ya? Kelas lo sama gue beda tau!"

"Yakan gue bisa nganterin lo dulu, yuk"
Agatha meraih pundak Jennie dan menuntunya seperti jennie adalah orang yamg lemah, sehingga perlu pegangan.

"Heey, gue sehat Aga, gue bisa jalan dengan baik tanpa lo tuntun gue kayak gini, lepasin"

Agatha menggeleng "Shireo!(tidak mau)"

Ekor mata jennie melirik Agatha, pengucapan Kata dalam bahasa korea Aga terdengar kaku. Dan jennie suka itu.

"Haha, lo belajar bahasa korea dari siapa? Lucu banget sih"

Aga tersenyum.

"Cella"

Senyuman Jennie memudar "kenapa?"

"Cella lucu kalo lagi ngomong korea, jadi gue tertarik deh buat belajar juga. Otodidak—"
"—nah udah sampai. Belajar yang rajin ya Jen"
Agatha mengusap lembut rambut Jennie dan berbalik lalu pergi.

Ditempatnya Jennie mematung. Hatinya seperti diremas saat Aga menceritakan bagaimana kedekatan Cella dengan-nya.

Dia bingung dengan hatinya, Dia menyukai Candra tapi Tidak bisa merelakan Aga dengan gadis lain.

"Lo gak boleh egois jen, lo gabisa milikin mereka sekaligus!" tegasnya dalam hati.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang