pat'

37 6 5
                                    

Agatha masuk kedalam kelas dengan wajah yang ceria.
Cella yang sudah duduk dikursinya memandanginya dengan tatapan horor.

"Pagii Cell, hehe"

"Salah makan lo?"

Agatha menggeleng, masih dengan senyum lebarnya.

"Wah jangan jangan lo- sumpah gue gak nyangka Ga ternyata lo sama aja kayak cowok diluaran sana"

"Hah, apaan sih?" dahi Agatha berkerut, pernyataan Cella tadi sungguh membingungkan. Apanya yang sama? Ketampanan? Heey- Agatha 5% lebih tampan (bodo amat ga :v)

"Lo? Bayangin bokep ya? Mesum lo anjir pagi pagi! Sadar ga- lo kudu tobat! Kurang-kurangin nontonin video unfaedah kayak gitu. Mending ganti sama drama korea, kesian nyokap lo ga, sadar lo tuh-"

"Wey wey wey! Stop stop stop. Siapa yang bayangin bokep sih. Gue tuh anak baik Cel, rajin menabung tapi gagal mulu. Jangan jangan lo lagi yang mesum?!"

"Apaan nih kok jadi gue. Topik nya tuh Lo ege!"

Agatha kembali tersenyum lebar, seakan baru saja memenangkan quiz berhadia milyaran rupiah dalam sekali coba .

"Gue tuuh, ketemu pujaan hati pagi-pagi"

Agatha menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan. Wajahnya merona merah karena malu.

Ohoo, Cella tau. Pria aneh ini bertemu jennie.
Ada secerca rasa tidak suka didalam hati kecilnya, yang ditutupi oleh kenyataan bahwa Aga tidak melihat kearahnya. Miris.

"Ciee ketemu jennie.." Cella tersenyum masam

-💭-

Harusnya Candra sedang Diruang studio musik untuk berlatih, tapi dia menyempatkan diri mengunjungi Kantin, untuk menemui seseorang.

"Cella!"

Cella melambaikan tangan kanannya sambil tersenyum. Laki laki disebelah gadis itu mendongak mengikuti arah pandang Cella.

"Kak can kok disini? Ngapain?"

"Ya makan lah bego!" Aga menyauti dengan sewot.

"Iya Cel, Aku mau makan. Gabung boleh ya?"

Cella mengangguk meng-iyakan. Disisi lain Aga terlihat tidak menyukai kehadiran Candra.

"Gue cari makan dulu deh, nitip tas boleh?"

"Iya udah sono lo! Ganggu orang lagi makan aja. Sana sana" Agatha menyuruh dengan dagunya.

Selepas Candra pergi, pukulan kecil mendarat di paha Agatha.
"Lo apa banget sih. Dia itu senior. Kalo lo ditatar gimana? Hancur image lo didepan jennie mau?!"

Agatha mendengus, "lagian wajah Candra ngeselin. Iya sih ganteng, tajir, berbakat—"

Cella memotong kalimat Aga, "nah itu lo tau. Mangkannya sadar diri aja. Udah ah, awas lo bahas-bahas jennie atau hal pribadi lainnya didepan Kak candra, kalo sampe lo ngomong.."

Cella membuat gerakan seperti memotong pada leher Agatha.

"Iya bang, ampun bang"

Tak lama Candra datang dengan membawa segelas es teh manis dan siomay abang mamat. Siomay paling hitz di SMA Merah putih.

Dihadapan-nya Cella dan Aga saling tukar pandang, kode-kode dari masing-masing mata mereka tidak terbaca.

"Lo berdua berantem? Gara-gara gue gabung ya?" Candra memandang mereka dengan satu alis terangkat.

Refleks Cella menggeleng cepat. "Enggak kok kak, ya kan Ga?"

"Ye emang lo tuh biang—awww sakit Ege!""

"Kenapa Ga?"

Agatha menggeleng "enggak, ini ada kunti lagi gangguin gue. Hii ngeri- gue pergi aja deh"
Agatha mengacak poni Cella, dan langsung ditepis kasar oleh Cella.

Aga berbalik dan pergi. Tinggalah Cella dan Candra berdua. Suasana mereka sangat canggung karena ulah Aga tadi.

Terkutuk lah Agatha yang membuat suasana jadi awkward begini :v

"Jadi.. Emm gimana persiapan pentasnya kak?" Cella memecah keheningan.

"Sudah 80% lah kalo aku bilang, tapi kata mentor, Kita nggak butuh 100% tapi 1000%. Kalau sudah begini? Aku harus gimana?"

Cella tertawa renyah. "Mau dong kak, dengerin Kak Candra nyanyi"

Dahi candra bergelombang "nyanyi apa, cantik?"

Blush

Wajah Cella merona seketika. Cella menunduk karena malu.
"Ck, Kak Can hobi banget sih ngerjain aku!"

Candra hanya tertawa gemas melihat gadis polos seperti Cella.

"Muka kamu itu lucu kalau lagi malu kayak gini. Aku jadi suka deh godain kamu"

Sorot mata Candra seakan mengunci tatapan Cella.

"Jangan mau digodain cowok lain ya Cel. Cukup aku! Yang lain jangan"

Dahi Cella berkerut, "kenapa?"

Sedetik sebelum Candra menjawab peetanyaan Cella. Suara melengking dan terdengar kesal muncul di balik tubuh mungil Cella.

"KAK CANDRA IH!"

Jennie datang dengan wajah yang bersungut-sungut.
"Kenapa jen?"

"Aku tuh nyariin kak candra diruang musik tadi, eh kak candra malah disini sama Cella. Aku-gak-suka"

Cella melirik Jennie yang tengah menatap kearahnya.

"Loh, kenapa? Emang kenapa kalo aku ngobrol sama Cella? Dia kan temen aku juga, masa aku gak boleh ngobrol bareng sih Jen"

"Pokoknya aku gak suka kalo Kak candra deket-deket Cella"

Cella menatap sahabatnya dengan dahi berkerut, tidak biasanya jennie seperti ini.

"Sini sini duduk sini" Cella menarik pelan pergelangan tangan jennie agar dia mau duduk disebelah-nya.

Namun jennie seperti enggan untuk duduk.

"Aku suka sama Kak Candra. Aku gak rela kalo kak candra suka cewek lain. Harus aku. Titik. Ayo kak can- Kak candra harus latihan kan? Yuk aku anterin ke studio. Cella~ nanti pulangnya sama gue ya.. Daah~"

Cella hanya tersenyum masam.

Apa selalu seperti ini sepanjang hidupnya? Dia tidak pernah mendapatkan apa yang dia suka, karena terus-terusan mengalah dengan jennie. Otaknya seperti ingin berontak namun hatinya tak sanggup melihat jennie kecewa.

"Yah, mungkin gue harus bersabar sedikit lebih lama"  ujarnya lirih


Haiii!!
Maaf ya, ceritanya agak- yaah gitu deh.
Tapi gue setiap hari mikirin kok gimana caranya biar cerita ini selesai dengan chapter yang lumayan singkat.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang