Kenangan
*Ps. 7 tahun yang lalu
Lily membuka matanya dengan gerakan cepat saat menyadari matahari yang masuk melewati jendela kamarnya sudah melebihi batas wajar, itu artinya dia, Telat lagi. Lily mengumpat dalam hati, merasa terkhianati oleh seluruh orang dirumah ini. Dari sekian banyak orang dirumah ini kenapa tak ada yang berinisiatif membangunkannya, setidaknya sekali.Akhirnya dengan segala waktu yang tersisa dia beranjak dari kasurnya dan tanpa sadar tepeleset oleh kebodohannya sendiri, Lily tak henti-hentinya mengumpat, atas keteledoranya ini. Bukannya mendapat jatah pagi yang menyenangkan dia malah memulai harinya dengan konyol seperti ini.
Akhirnya setelah melakukan ritual paginya yang dia persingkat, dia membuka pintunya dengan tergesa-gesa dan mendapati dirinya yang lain muncul tepat dari ruangan di sebelah kamarnya, yang dimaksudnya dirinya yang lain ialah Sheila, kembarannya sekaligus kakaknya karena keluar 1 jam lebih cepat darinya saat proses kelahiran.
"Hey." Kata yang di ucapkan secara bersamaan itu mampu membuat kedua saudari ini terkekeh atas kebiasaan mereka sendiri ini.
Terlihat ayahnya menyesap kopi dari cangkirnya dengan mata yang masih menatap koran paginya. Sheila berlari duluan meninggalakan Lily beberapa langkah dan langsung duduk di tempat sejak tadi dia gunakan untuk menyiapakan sarapan rotinya―sebelum dia di suruh oleh ayahnya untuk membangunkan saudari kembarnya itu.
Mata ayahnya melirik sejenak keadiran Sheila di sampingnya, “Morning for both of you,” Ujarnya tanpa perlu repot repot mengalihkan padangannya karena sudah pasti Lily ikut bersama Sheila, “sepertinya kalian tidur dengan sangat nyenyak, terutama kamu Li.”
Sementara Lily mengerucutkan bibirnya dan akhirnya mengecup pipi ayahnya juga sambil berucap, “Kau memang yang paling mengerti diriku dad.” sementara ayahnya hanya terkekeh.
Saat akan duduk untuk melakukan sarapan dengan khidmat, tiba-tiba saja Ibunya keluar dari dapur dengan susu di tangan sambil tersenyum. Melihat Lily yang masih cemberut membuat dirinya mengeluarkan pernyataan, "Let me guess. Telat lagi?" Ucapnya tersenyum sambil menuangkan susu kepadanya.
Lily mengerutkan keningnya,"Kok mom tau?" Ucap Lily tambah cemberut.
"Ya iyalah, tuh iler dipipi tolong di kondisikan," Ucap sheila menahan tawa, sementara Lily yang baru saja memasukkan roti kedalam mulutnya memelototkan matanya atas pernyataan Sheila
"HAH??!"
"Masa sih perasaan tadi udah mandi kok, cuci muka pula." ujarnya dengan mulut yang masih penuh karena satu suapan roti yang cukup besar sambil meraba-raba pipihnya dengan kedua tangannya.
"Sheila...." Mom menegur Sheila yang terlihat sangat senang mengerjai adiknya ini, "Kakakmu hanya bercanda Li. " Ucapnya menekan kata katanya bagian akhir
"Terus mom tau dari mana?" Tanya Lily lagi.
Sementara ibunya langsung saja menggelengkan kepalanya, "Mom ini sudah teriak-teriak kayak anggota cheers lagi pms, tapi kamu nggak respon, gilirannya di respon hanya bilang '5 menit lagi' tapi tau - taunya 30 menit kemudian kamu bangunnya. Udah habiskan makanan mu cepat." Sementara ayah dan Sheila dengan kompak terkekeh puas melihat Lily yang diomeli ibunya.
“Biasalah mom, Lily palingan begadang lagi, gegara Netflix, ya, ‘kan?” Cetus Sheila sambil menaik turunkan alisnya ke arah Lily. Lily hanya mengerucutkan bibirnya, lalu akhirnya menghabiskan sarapannya ditemani dengan tatapan geli ayahnya dan juga Sheila.
Setelah perutnya sudah terpenuhi, Lily dengan ringan berjalan menuju ke halaman depan dan langsung saja melihat dua mobil dengan warna yang berbeda. Yang satu hitam dan yang satunya lagi berwarna putih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time Ago
Novela Juvenil-Lily- semua yang berhubungan tentangnya sangat bahagia, PADA AWALNYA. Sebelum ego dan kedengkian merombak habis-habisan genre hidupnya dari romansa manis menjadi percintaan yang tragis. Sementara hidupnya mulai di hancurkan oleh pacarnya sendiri (J...