Tropical Island

12 2 5
                                    

ZRASSHH!!!

"YAHOOOOO!!!"

Teriak Elise selagi berselancar meniti ujung ombak.

"Zaya-chan!! Jangan melempari ku dengan-TATSUKETE!!!"

"Hehe~~ Alisa!! Jangan kabur kau!!" Seru Zaya.

Zaya dengan nafsu(?)mengejar Alisa sambil membawa - bawa gurita di tangannya. Sementara itu Alisa berlari menghindari Zaya sambil menjerit - jerit ketakutan.

Sedangkan aku, sedang berteduh di bawah payung.

Pertanyaannya adalah....

.



.






.








Bagaimana kami bisa sampai ke tempat ini??

~~~

"Akhirnya~~~!!! Sampai juga!!" Seru Alisa sembari meregangkan tangannya yang kaku. "Nggak sabar nih." Kata Zaya. Kalau diperhatikan sih... wajah kami semua menampakkan kebahagiaan yang tak terkira. Terlebih lagi Zaya.

"Ngomong - ngomong, bagaimana kita ke pulau pribadimu yah??" Tanyaku. Pasalnya, sekarang kami masih di bandara.

"Tenang saja, kalian pasti suka." Jawab Elise sambil tersenyum iseng.

Aku dan Zaya menampakkan tanda tanya.

Elise langsung berlari menuju pelataran atap bandara. Kami semua mengekor di belakangnya.

"T-tunggu dulu... jangan bilang padaku kalau...."

Tiba - tiba sebuah helikopter melesat dari langit dan mendarat di pelataran yang memang dikhususkan untuk pelataran helikopter.

Kami semua terpaku.

"Zaya, Yu-chan!! Kita akan naik helikopter!!" Seru Elise riang. Alisa hanya tersenyum sembari mengangguk.

Bagiku dan Zaya, semua hal ini masih baru. Alisa berbaik hati menjelaskan kalau untuk sampai ke pulau pribadi mereka, harus menggunakan helikopter. Dan memakan waktu sampai 2 jam. Kami hanya mengangguk - angguk.

Setelah kami semua naik ke helikopter, kami langsung melesat menuju pulau pribadi Elise dan Alisa.

Sepanjang perjalanan, dihabiskan oleh kami dengan menikmati keheningan. Habis, mau ngapain lagi?? Lebih baik kita nikmati saja 2 jam perjalanan ini.

Sesampainya di pulau pribadi mereka, kami langsung menuju resort mereka. Aku dan Zaya mendapat sebuah kamar yang luas. Dan beruntungnya, jendela kamar kami menghadap ke lautan.

Tangga di resort itu, entah kenapa, berlapis oleh bahan busa yang dilapisi kulit berwarna biru langit. Banyak gantungan paus di dinding lorong. Sepertinya keluarga Elise penyuka paus.

"Ah!! Yu-chan!! Zaya!! Bagaimana?? Apa kalian menyukai kamarnya??" Tanya Alisa ramah. Alisa tampak sedang membaca majalah sambil duduk di sofa. Dia sudah berganti pakaian rupanya.

"Menyukainya?? Kau bercanda!! Aku bahkan bisa tinggal disini!!" Seru Zaya. Aku hanya tersenyum. "Lebih baik kalian mandi dan berganti pakaian. Bukankah kalian belum mandi 48 jam terakhir??" Kata Alisa. Kami tertawa kecil, lantas kembali ke kamar kami.

"Aku mandi duluan ya!" Seru Zaya sambil mengambil bajunya. Aku menghempaskan diriku di atas kasur. Kasurnya besar sekali. Mungkin muat untuk 10 orang tidur di kasur ini. Dan di kamar ini pun ada 2 kasur.

"Waaah!! Showernya keren banget!! Bathtubnya juga gede!! Waah!! Ada pintu kacanya segala pula!!" Teriak Zaya norak dari kamar mandi. Aku hanya menyeringai sendiri mendengar teriakannya.

Hoaammm.... kurang tidur semalam mulai terlihat akibatnya.

Kalau dipikir - pikir, kenapa suasana ini terasa familiar?? Apakah aku pernah berlibur ke pantai ini? Ah, tak mungkin!! Ini kan pulau pribadi mereka!! Lalu, kenapa??

Aku pun jatuh tertidur.

~~~

Setelah membersihkan diri, kami semua berkumpul di ruang bersantai resort itu. Alisa masih membaca majalahnya. Sedangkan aku dan Zaya memutuskan bermain monopoli bersama.

"Hoi!! Ada apa dengan kalian sih??!!" Seru Elise dengan wajah kesal. Ketenangan di ruangan itu pun pecah. Kami semua menoleh.

"Memangnya... ada apa Elise??" Jawab Alisa. Kami mengangguk. "Aduuh... ini kan pantai!! Masa' kalian mau menghabiskan waktu di resort ini dengan membaca majalah dan bermain monopoli!! Ini pantai!! Kita harus bisa bersenang - senang di sini!!" Lanjut Elise.

"Harus ya..."

"Nee. Kalau begitu, bagaimana kalau kita bermain di pantai?? Kurasa itu akan menyenangkan. Lagipula, kita ke sini mau liburan kan??" Usul Elise. Kami semua menyeringai senang.

Kami langsung berganti pakaian menjadi pakaian pantai. Dengan semangat, kami menuju pantai terdekat.

Sesampainya di pantai, kami langsung berhamburan. Elise langsung mengambil papan selancarnya. Alisa dan Zaya memutuskan untuk snorkling. Sedangkan aku?? Hanya bisa berteduh di bawah payung.

"Yu-chaaan!!! Bergabunglah dengan kami!!" Seru Zaya dari laut. "Yaaa!! Bergabunglah dengan kami!! Disini ikannya bagus dan banyak lho!! Terumbu karangnya juga bagus!!" Seru Alisa.

"Tidak boleh!! Yu-chan akan bergabung denganku!!" Seru Elise sembari mendekati mereka berdua yang muncul ke permukaan. "Yu-chan dan aku akan menghabiskan waktu dengan berselancar bersama!!" Lanjut Elise.

"Apa sih???!! Yu-chan itu harusnya ber-snorkling sama kita!!" Teriak Alisa. "No!! Yu-chan pasti akan lebih senang jika ia ikut berselancar denganku." Balas Elise.

Ksrak ksrak. Semak - semak yang berada tak jauh dariku bergoyang. Aku menolehkan kepalaku. Semak itu bergoyang lagi.

Aku bangkit dari dudukku dan mendekati semak - semak itu. Elise dan Alisa masih bertengkar. Langkahku semakin dekat.

Aku terjatuh. Terkaget, menyadari sepasang mata hijau dibalik semak - semak itu memperhatikan Elise dan Alisa. Dan kuyakin. Itu bukan mata manusia.

Mata itu menoleh. Menyadari kehadiranku di dekatnya. Memperhatikanku. Aku membeku. Zaya yang melihat dari kejauhan langsung berteriak panik.

"YU-CHAN!! LARI!!"

Sosok itu langsung melompat menerjangku menyadari bahwa mangsanya akan kabur. Seketika aku tersentak.

Sosok itu...


.


.





.









Seekor macan yang siap menerkamku.

-To be continued-

ImaginationWhere stories live. Discover now