BAB 2

182 9 0
                                    

Mungkin aku sudah lupa saat kita bertemu untuk pertama kali
setelah kuingat-ingat
lembut dan putihmu membuat pandangan pertamaku jatuh hanya untuk kamu

September 2016

Jam pelajaran pertama baru saja selesai. Mata pelajaran Matematika menjadi pembuka dihari Senin setelah Upacara Bendera selesai dilakukan.

"Gak ada yang lebih dahsyat apa dari pada matik. Benci gue, eh by the way Fan lo kok baru masuk sih?kemana aja lo? Liburan ngga ngajak-ngajak bab-"

"Gue berobat Zra, kenapa emang mau ikut lo" Ezra mengusap tengkuknya

"Yee sakit mah jangan ngajak gue lah, emang lo sakit apa Fan?" tanya Ezra yang keponya kebangetan

"Kepo" Jawab Fandy membawa bukunya keperpustakaan

"Yeee si anjing gue cuma nanya doangan juga,tungguin woy!" Ezra mengejar Fandy

Fandy dan Ezra serta anak-anak kelasnya menuju perpustakaan sekolah untuk pelajaran Bahasa Indonesia di Jam kedua ini. Inilah pelajaran yang paling Fandy suka.

Disana, dibawah tiang bendera pak Jaka selaku guru Olahraga SMA Pertiwi memarahi seorang siswi. Entah kesalahan apa yang diperbuat siswi itu.

Sambil mulutnya mengunyah permen karet. Terlihat saat mulut nya asik bergerak, pandangan matanya melihat kesegala penjuru sekolah. Tak perduli omongan yang pak Jaka lontarkan untuk dirinya.

Fandy tersenyum melihat gerak-gerik siswi tersebut. Aneh, lucu ah entahlah. Rambutnya yang dikuncir kuda, serta penampilan yang bukan tipe siswi taat peraturan

"Woy Fan, baru masuk lagi, huh?" tanya David tiba-tiba menghampiri Fandy

"Iya Vid biasa" David mengerutkan dahinya

"Lo ngga usah heran Vid punya temen yang modelnya kayak si Fandy kalo ngomong susah ditebak dan dimengerti" Ezra angkat bicara masih kesal mungkin

"Emang ga heran sih, eh lo lo mau keperpus?"

"Lo kan tau Vid, tuh guru jarang masuk, sekalinya masuk malah ngasih tugas seabrek-abrek gini. Fandy sih yang paling rajin"

"Dia siapa Vid" tanya Fandy menunjuk siswi yang sedang bersama pak Jaka

David menengok kearah objek yang Fandy tunjuk "ooohh Niken huh"

"Niken" Fandy mengerutkan keningnya

"Iya si Niken anak IPA 2 masa lo ga tau Fan"

"Emangnya kenapa dia. Gila tuh cewek berurusannya sama pak Jaka coyy hebat" Ezra menepuk tangannya

"Emang rada stress sih menurut gue tuh cewek tapi gokil men, dia sekelas sama gue Fan, gue kan lagi jam olahraga nih. Nah dia itu nendang bola kenceng banget sumpah, sampe kaca jendela kelas 10 ancur ck ck" David menggeleng kepala

"Hm gitu ya"

"Wuih keren bats tuh cewek, sejarah di Pertiwi ya ga Fan haha"

"Woy Fan, Zra buruan lo ke perpus ditanyain bu Dewi tuh!" teriak Angga sang ketua kelas memanggil mereka

"Yoi bro bentaran!" sahut Ezra

*****
"Kalian cari referensi buku ya lalu kalian buat catatan kaki nya ya minimal 5 buku harus kalian baca.wajib dikumpulkan sekarang!paham" perintah Bu Dewi untuk anak anak IPA 4

"Paham buuu" ucap kompak semuanya

"busettt tuh guru ngga kira-kira tsadiss bats" bisik Ezra

"Udah Zra kerjain yang ikhlas"

"Tapi Fan, lo kan tau gue itu males banget baca, lagian kenapa pelajaran didunia ini ga hitungan semua sih"

"Katanya benci sama hitungan"

"Ya tapi kan gue lebih srek sama mati--"

Fandy meninggalkan Ezra yang masih mengoceh soal tugas dari Bu Dewi. Ia memilih menyelesaikan tugas secepatnya, Fandy mulai mencari buku dirak-rak buku perpustakaan

Dari luar jendela Fandy melihat gadis itu. Gadis yang tadi sedang dihukum pak Jaka. Dia sedang tertawa dengan teman-temannya senyum yang natural dari Niken benar-benar membuat darah Fandy berdesir. Dia seperti fatamorgana,tampak terlihat dari jauh,dari dekat pun tak dapat disentuh. Ya begitulah

"Woi Fan! Ngelamun aja lo, nih ya kata mang Dodo sih disini angker. Apa jangan-jangan lo kesambet ya iih" Ezra bergidik ngeri

"Bego ya ngga lah"

"Terus? Bukannya ambilin buku buat gue eh lo malah ngelamun disini"

"Ini buku lo" menyodorkan buku-buku tebal ketangan Ezra

Ezra mengerutkan keningnya "nih anak stress kali ngasih buku gede-gede banget"

"Lo nulis apa sih" Ezra mulai kepo lagi

"Kepo njir" Fandy menutupi tulisan di bukunya

"Ah dasar pelit lo, liat dikit doangan juga. Mana liattt" Ezra menarik-narik buku Fandy

"Jangan bego sobek"

"Bodoamat gak perduli, makanya jadi orang jangan pelit ntar kuburan lo sempit baru tau rasa lo"

"Sok tau"

"Eh iya beneran itu kata guru ngaji gue Fan. Iih mana liatttt" tingkah Ezra persis seperti anak kecil ingin merebut botol susu dari temannya. Ngga mau ngalah

"Lo apaan sih" Fandy memukul tangan Ezra berusaha melindungi bukunya

"Ezra! Fandy! Diperpustakaan dilarang berisik!" bentak Bu Dewi setelah melihat kelakuan muridnya

"Lo sih, jadi kena omelan kan" gerutu Ezra yang jelas-jelas ia yang patut disalahkan.

****
"Lo berdua kenapa dah? Diem-diem aja dari tadi gue liat" David memecah keheningan yang daritadi ia hanya melihat Ezra dan Fandy saling diam

"Tanya tuh temen luh" Ezra menunjuk Fandy dengan dagunya

"Kena Fan?"

"Tanya temen lo" Fandy melilit-lilit mie goreng dihadapannya dengan garpu.

"Heran gue sama lo berdua. Ga jelas.kalian kan udah sahabatan dari embrio masa ada masalah kecil aja jadi kayak gini" David kini frustasi menyeruput es teh didepannya

Praanggg suara jatuhan gelas

"ANJING BAJU GUEE!" teriak seorang perempuan

Ezra, David ,dan Fandy langsung tertuju kesumber suara. Niken. Kenapa lagi gadis itu

Seorang siswi berjongkok dihadapan Niken, tampak sedang mengambil pecahan gelas yang berserakan

"Punya mata ga sih lo, dikasih mata empat! Masih kurang huh!minta lagi sama Tuhan sekalian taro mata di Jidat lo tuh"

"M-maaf Ken, ngga sengaja" jawab siswi itu

"Ada apa sih? Bisa ga, ngga usah ribut disini" cegah Fandy

"Ikut campur lo! Fak!" Niken menunjukan jari tengah nya ke Fandy lalu langsung pergi

"Gila baru kali ini Fandy dilawan cewek ck ck" Ezra udah mulai mau biacara soal Fandy.

"Lo gapapa" Fandy membangunkan siswi yang tadi dimarahi Niken

"Uum iya kak gue gapapa kok. Terimakasih" siswi itu tersenyum padanya.

"Bubar" kata Fandy yang langsung dipatuhi oleh murid Pertiwi membubarkan diri dari tempat kejadian

Fandy Fachrizal the most wanted Pertiwi Mantan ketua Basket yang paling ditakuti sekolah lain. Karna Fandy selalu membawa piala kemenangan untuk Pertiwi.

Selain itu Fandy juga bassis Band Grunge yang terkenal idola para remaja, siapa lagi anggota band yang lain Ezra, David,dan Ryan.

Selain Tampan, Famous, mereka juga Tajir orangtua mereka merupakan para pengusaha besar.

Puisi Untuk NikenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang