Dan pada akhirnya aku hanya akan sedih sendirian. Mengobati goresan luka dihati. Ditemanin sepi dan air mata. Tapi Kau tidak perduli
Niken Safira Rose
Setelah cukup mendengar kata-kata yang begitu. Amat. Sangat. Menyakitkan bagiku
Tanpa pamit Fandy aku langsung pergi begitu saja. Malu,jika harus menangis lagi didepan Fandy yang notabene orang yang baru aku kenal
Ezra. Kenapa dia selalu menyalahkanku atas semua hal, bahkan untuk hal yang tidak aku perbuat. Ya aku tau dia sangat terpukul kehilangan Sandra, tapi bukankah aku juga pantas sedih, kehilangan sahabatku. Entah apa yang ada dipikiran Ezra, bahkan setelah 2 tahun kejadian itu.
"Stop disini bang" kataku kepada abang angkot setelah sampai disebuah pemakaman umum
"Eh bang kembaliannya" abang angkot yang tadinya mau langsung kabur
"Oke terimakasih bang" kataku menerima kembalian
Sebelum menemui temanku, aku membelikan bunga lily kesukaannya. Semasa hidup
Melangkahkan kaki ku ketempat yang selama 1 tahun aku tak lagi menengok nya. Belum sempat. Ya karna aku tak lagi mau mengingat rasa sakit melihatnya sudah tiada. Dijalan setapak dengan samping kanan kiri makam orang lain.
Disinilah aku. Dipusara terakhir sahabatku. Sandra
"Hai San" seulas senyumku berjongkok dimakam Sandra. Menaruh bunga lily diatas makamnya.
"Sorry ya baru kesini lagi, hhmm gue kangen lo San. Banget. Apalagi pas kita ngerjain orang pacaran didepan komplek,ck gue rinduu" Meneteskan air mata. Wajar karna aku sangat merindukannya
"Lo tau San, Ezra sampe sekarang tuh masih marah sama gue. Dia ngga suka ngeliat gue San, apa gue ngga pantes dimaafin ya? Bahkan Allah aja maha pemaaf ya San, kata pak Anwar" Beliau guru mengaji ku. Dulu
"San, gue deket sama orang yang namanya Fandy, bukan deket sih. Baru kenal, tapi gue suka aja ngeliat dia pas senyum gitu. Lucu sih"
"Apalagi pas dia nolongin gue dari kecoa. Lo kan tau gue tuh benci sama kecoa ya kan San"
"Tapiii gue takut apa yang dibilang Ezra itu beneran San, kalo gue deket Fandy nanti dia jadi kenapa-napa"
"Haaaaa" helaan nafasku
"Udah sore San, gue balik ya. Takut emak gue nyariin hehe, nanti gue balik lagi, bawa Fandy sekalian kalo lo mau gue kenalin" aku berdiri
"Dah San" kataku meninggalkan makam Sandra
Dan Kembali aku menunggu angkot, hanya itu kendaraan yang bisa membawaku pulang
*****
"Assalamualaikum maa" ujarku mengucap salam sambil membuka pintu rumah"Pergii!! Saya bilang pergi kamu!!" suara mama teriak kenapa.
"Oke saya akan pergi, biar kamu gak ngurusin hidup saya lagi!" suara papa teriak kenapa.
"Loh papa mau kemana?" kataku diambang pintu. Melihat papa ku membawa satu koper.
"Niken,maafin papa" tangannya menyentuh pipiku
"Papa sama mama ribut lagi huh?! Apa kalian gak mikirin perasaan Niken ngeliat kalian begini,ma pah kalian childish!! Aku benci!" kataku langsung berlari kelantai atas. Kamarku
Mengunci pintu kamarku, melempar tas sekolah sembarang, menjatuhkan tubuhku keatas kasur. Biarlah air mata ini terus mengalir. Cengeng ya. Bukan, kalian pasti tau dan ada yang merasakan juga sepertiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Untuk Niken
Romance⌚SLOW UPDATE⌚ "Menantimu datang hingga ribuan bintang malam redup dalam gelap, sampai nanti namaku abadi dalam lelap" Fandy Fachrizal pengidap Kanker Leukimia yang mulai menghitung setiap detik sisa hidupnya. Menaruh hatinya kepada seorang perempua...