BAB 10

83 6 0
                                    

Author pov

Ryan lari terbirit-birit dilorong koridor sekolah, kayak dikejar Pak Izar tapi lebih ganas. Nafasnya tersengal-sengal, keringat bercucuran
(Fyi)  pak Izar guru Kimia yang punya kumis hitam tebal melengkung ditambah kepalanya botak,mata nya belo dengan alis tebal. Serem deh

Buukkk...

Badannya menabrak tubuh Fandy yang sedang ngobrol dengan temannya didepan kelas.

"Ada apaan dah Yan, sampe ngos-ngosan gitu lo, dikejar adek kelas yang mana lagi huh?" kata Fandy yang hampir saja badannya terhuyung jatuh

Biasa punya muka ganteng pasti dikejar fans aka adek kelas Pertiwi.

Ryan masih menyesuaikan nafasnya dengan teratur.

"Gini bro" masih dengan susah nafas

"Di --- di sono" sambil menunjuk sembarangan arah

Fandy mengernyitkan keningnya "iya disono dimana Yan, yang jelas dong, tarik nafassss buanggg ffyuhh" Fandy mencoba membantu Ryan mengatur nafas

"Oke nah gini Fan, tadi gue kan ngerokok nih dibelakang tuh, pas itu ada suara nangis Fan, suara cewek nangis, iih sumpah merinding anjey" Ryan mengidikkan bahunya

"masa sih, siang-siang ada setan, aneh lo, ga percaya gue"

"Sumpah Fan" sambil membentuk jarinya huruf V

"lo ga percaya sono dah denger sendiri, gue sih udah cukup dengernya ngerii"

"Oke gue samperin tuh setan, udah lo mending ke si David sana tadi dia nyariin lo tuh" Fandy dengan Sok pemberani

"oke deh, gue cabut. Hati-hati Fan, gue takut lo kencing dicelana" sambil terkekeh pelan

"Yeee ada juga lo tuh Yan, yang kayak gitu, udah ah gue mau cek kebelakang dulu,kali aja kuntilanak nya jones haha" kata Fandy yang langsung lari kebelakang

*****
Sampai nya dibelakang, Taman belakang sekolah. Ternyata yang dibilang Ryan benar, ada suara cewek menangis, tapi wujudnya ga ada. Apa omongan Fandy waktu itu didenger sang punya nama iih.

Tapi Fandy ga percaya gitu aja, siapa tau yang nangis manusia kan, oke Fandy mulai mendekati Sumber suara. Fandy menyipitkan matanya melihat seorang perempuan yang sedang duduk dibangku bawah pohon, kalo itu kuntilanak dia pasti duduknya diatas pohon bukan dibangku kan.

Pakaian nya juga ga putih-putih panjang kayak kuntilanak kebanyakan, tapi pake seragam sekolah putih abu-abu,masa iya kuntilanak sekolah. Makin penasaran Fandy lebih jalan mendekat ke objek disana.

"Hiks hikss" tangis gadis itu

"Niken" Fandy kaget menemui Niken yang menangis. Sendirian

"Fandyyyyy" Refleks Niken langsung berdiri dan memeluk Fandy, sampai badannya terhuyung mundur

Pelukannya sangat erat, seperti melepas rasa rindu, kacau, sedih, hampa, hancur. Dengan tangisan yang belum kunjung berhenti

Fandy tidak membalas pelukan dari Niken, tangan nya masih tetap diam disana.

Setelah beberapa menit Niken melepaskan pelukannya, "lo kenapa Ken?" tanya Fandy mengusap air mata Niken dengan tangannya

"Fan, gue mau cerita banyak sama lo, gue butuh temen buat curhat sekarang. Gue ga punya siapa-siapa lagi Fan" Niken kembali duduk dibangku

Fandy ikut duduk juga disebelah Niken "iya Ken, lo boleh cerita apa pun sama gue, gue siap dengerin kok, luapin aja semua kalo emang nangis bisa bikin lo lega"

Puisi Untuk NikenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang