Pergi

6 0 0
                                    

Hari sudah larut malam. Sudah waktunya untuk mengistirahatkan diri agar fresh kembali untuk beraktifitas keesokan hari. Namun, berbeda dengan Rega yang masih saja setia dengan gitar putihnya. Ia seorang gitaris dalam grup bandnya yang pastinya dikenal baik seantero ibu kota.

Petikan-petikan gitar yang ditimbulkan oleh jari jemarinya, selalu dapat meluluhkan hati siapapun yang mendengarnya. Ia pernah mengatakan bahwa kunci dari musik adalah rasa.
Rega mulai memainkan sebuah lagu kenangan sewaktu ibunya masih berada disampingnya. Lagu yang dinyanyikan bersama ketika 5 menit sebelum ibunda Rega menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya.

Hanyalah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti~

Bagi Rega, tidak ada yang dapat menggantikan sosok ibunya. Wanita yang meninggal pada saat Rega duduk di bangku SMP adalah sosok pekerja keras yang rela banting tulang demi anaknya, Rega.

Tak terasa, Rega meneteskan air mata yang tak dapat dibendungnya lama-lama. Tanpa ada yang mengetahui, Rega adalah lelaki yang mudah tersentuh hati nuraninya ketika membahas soal ibundanya. Bahkan, Asa pun tidak mengetahui tentang ini. Yang Asa tahu, Rega memiliki keluarga yang utuh dan bahagia hingga detik ini. Namun pada kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya: Ibunya telah kembali kepada Sang Pencipta dan ayahnya entah pergi kemana.
Rega melakukan ini semua, bukan karena Ia tidak terbuka dengan Asa atau tidak mempercayai sepenuhnya. Ia hanya belum menemukan waktu yang tepat untuk menyampaikan keadaan yang sebenarnya.
Sempat seminggu yang lalu Asa menanyakan kabar kedua orang tua Rega. Dan jawaban yang keluar dari mulutnya adalah sebuah kebohongan yang telah disulapnya menjadi sebuah kebenaran, "Ibu dan ayahku selalu dalam keadaan baik", katanya kala itu.

Rega langsung meraih handphone-nya yang berada di samping tubuhnya. Dicarinya nama Asa di daftar kontak teleponnya.
Rega memandang ke arah langit yang terlihat begitu ramai akan bintang-bintang. Diantara ratusan bahkan ribuan bintang yang ada di atasnya, matanya berhasil menemukan satu bintang yang paling terang diantara semuanya. Ia mengingat, ada yang mengatakan bahwa bintang yang paling terang adalah sesorang yang telah tiada dan merindukannya. Dan Rega yakin, bintang itu adalah ibunya. Saat ini ibunya sedang memperhatikannya.
Rega tersenyum kearahnya.

Rega segera mengirimkan pesan kepada Asa.

Rega : "stay with me, please, honey"

5 menit kemudian, handphone Rega bergetar pertanda ada pesan masuk. Dan benar saja, Asa menjawab SMSnya.

Asa : "Tumben. Ada apa nih? Tiba-tiba bilang begitu"

Rega : "Aku beruntung bisa memiliki kamu, Sa. Jangan pergi, ya"

Diseberang sana, Asa mengerutkan dahinya ketika membaca pesan dari Rega yang tidak seperti biasanya.

Asa : "Hey, Ga, kamu belum jawab pertanyaanku. Ada apa? Tumben banget, loh"

Rega : "Ngga penting buat kamu. Yang jelas aku minta sama kamu jangan tinggalin aku"

Asa : "Ada syaratnya, dong. Nggak ada yang gratis jaman sekarang, Ga. Ha ha ha"

Rega : "Oh, ok, gitu ya, sama pacar sendiri pamrih"

Asa : "Oh, jadi, pesimis nih?"

Rega : "You know darl, aku paling nggak suka ditantang. Ok, deh, apa syaratnya cantik?"

Asa : "Jangan sampai kamu lirik-lirik Sabrina tetangga kamu yang cantiknya kayak cinta laura. Gampang kan?"

Hakikatnya adalah sederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang