Two Gamers.

46 4 3
                                    

Mohon untuk baca prolog nya dulu ya yang ada di cover nya supaya mengerti. Terimakasih ❤

"Buku catetan? Buat apaan? Ga penting banget deh." Tanya Reza.

Hmm sabar Afra, sabar orang sabar disayang oppa. Huehue ^^

"Besok mapel Pak Pongki lu mau nilai lu dibawah kkm terus disuruh nyanyi?" Tanyaku sewot.

"Ya enggaklah~males banget gua." Jawabnya.

"Yaudah makanya salin catetan gue buruan." Suruhku. Lama lama aku naik darah juga jadinya-_-

"Rezaa, temennya suruh masuk kedalem sini. Mama udah nyiapin cemilan buat kalian belajar." Ujar Tante Rani.

"Ih, ngapain sih, Mah. Reza kan mau ngegame."

"REZA CEPET SURUH TEMENNYA MASUK!" Nada bicara Tante Rani jadi sedikit menyeramkan.

"Iyaaa. Huh." Nurut Reza yang sepertinya langsung tak berdaya.

"Ckck.." Pekikku. Akhirnya nurut juga anak ini.

"Heh, napa lo?" Tanya nya horror.

Aku hanya menggeleng gelengkan kepala sambil menahan tawa.

"Afra kalau Reza gamau belajar bilang Tante aja ya." Kata Tante Rani.

"Mama apaan sih.." Ambek Reza.

"Apasih Mama ga ngomong sama kamu. Okay, Afra?"

"Siap, Tante." Jawabku sambil memasang senyum kemenangan.

"Sok imut." Kata Reza.

"Emang imut." Balasku.

"Dasar cewek aneh." Umpat Reza.

"APA?" Tanyaku memastikan.

"Apaansih, udah mana yang harus gue catet?" Mengalihkan topik pembicaraan. T.T padahal sebenarnya aku dengar kalau dia mengatakan bahwa aku ini cewek aneh. Dasar game holic.

"Nih."

"Dih, banyak banget dah." Keluhnya.

"Gamau nih?" Tanyaku seraya melihat kearah dapur tempat Tante Rani berada.

"Iye iye gua tulis nih tulis. Puas?"

"Banget."

Hampir satu jam kami belajar dan waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, mengharuskan untuk pulang kalau tidak yang ada nenek akan menceramahiku.

"Udah jam segini, kayaknya gue harus balik deh." Ujarku.

"Balik? Gih sana kenapa ga dari tadi?" Tanya Reza.

"Huh, golok mana golok. Udah gamer, ngomong ga pernah di filter, nyebelin pula. Hei tapi kau menyukainya jangan lupakan itu." Batinku.

"Kok diem? Katanya mau balik? Buruan gih." Suruhnya.

"Aish.. Pamit dulu lah sama tante." Jawabku.

"Mah, Afra mau pulang nih."

"Afra? Kok cepet banget udah mau pulang aja?" Tanya Tante Rani.

"Iya tante, takut dicariin nenek. Udah sore juga."

"Ohh, gitu. Reza cepet anterin Afra." Perintah Tante Rani.

"Hah? Apa?" Syok Reza.

Tante Rani menjewer telinga Reza memastikan bahwa Reza tidak salah dengar.

"Cepet sana."

Hihi hadiah plus nih. Tante Rani baik banget sih. Kapan lagi gamer ini mau nganterin aku.

Sepanjang jalan ku lihat dari spion wajah Reza cemberut. Pasti dia sebal sekali.

"Rez." Panggilku.

"Apaan?" Tanyanya judes.

Aih marah beneran nih anak.

"Gue mau beli es krim dulu disana." Ujarku.

Reza pun menepi motornya kearah tukang eskrim yang ada dipinggir jalan. Saat aku sedang memilih eskrim, Reza menyalahkan mesin motornya.

"Rez, mau kemana?" Tanyaku sambil menunjukkan nomor telepon Tante Rani lewat Whatsapp.

"Aish.." Ia pun segera mematikan mesin motornya.

"Nih, eskrim enak loh."

"Gamau." Ambeknya.

"Ihh, ini enak seriuuuss, niiihh makaan.."

"Yaudah sini dasar bawel."

Selesai makan eskrim kami meneruskan perjalanan kerumahku yang tinggal beberapa meter lagi sebenarnya.

Sesampainya dirumahku, Arlan, adikku yang pertama sedang terduduk diluar rumah sambil memainkan kucing.

"Makasih ya, Reza." Ucapku. Huh aku menang.

"Sok imut."

"Mbaa, itu mas Reza yang mba suka ceritain? Yang jago games itu kan?" Tanya Arlan antusias.

Aish. Adikku ini mulutnya lemes banget deh.

"Wihh iyalah guaa." Bangga Reza.

"Arlan masuk sana." Suruhku.

"Gamau. Mas Reza mau bantuin Arlan main ga?" Tanya Arlan.

"Main apa?" Tanya Reza.

"Itu Growtopia."

"Aih, gampang itu."

"Arlaaan.. Udah sanaa temen mba mau pulang tauu." Ujarku.

"Yaudah ayok main dimana kita?" Reza menyetujui permintaan adikku.

Mereka berdua tidak menganggapku ada. Menyebalkan sekali. Mereka mendengar perkataan ku namun tak merespon. Dasar para gamers. Aku sumpahin tangannya keseleo.

Hope you like it.

Ini cerita kedua ku setelah Regret.
Tolong vote dan comment yaa terimakasih ❤❤❤

Hi, Gamer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang